BERHIPUN PANTUN I
kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka
baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh
bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam
sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap
Kopi Lmpung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN II
kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai
belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun
bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya
bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga
biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan
selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya
elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian
bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak
tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan
pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak
Kopi lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN III
memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi
daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri
banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali
nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji
daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung
senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi
padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang
hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh
berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang
dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan
motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik
usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi
mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran
bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan
Kopi Lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN IV
sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis
manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis
pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada
berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun
rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra
kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi
tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma
asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan
Kopi Lampung Oktober 05 2011
BERHIMPUN PANTUN V
laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri
bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya
menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah
rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur
merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta
berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa
biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna
santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra
bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna
makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama
gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang
memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona
durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi
pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis
memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada
lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian
bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah
Kopi Lampung Oktober 06 2011
BERHIMPUN PANTUN VI
bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang
seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung
bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan
bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu
bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai
negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu
Kopi Lampung Oktober 07 2011
BERHIMPUN PANTUN VII
salam siang terbalas indah
waallaikum salam elok terlantun
tak bersalah di dalam madah
rinduku pun selalu melantun
melantun indah seruling tertiup
anak domba berlari-lari
padamu abang santunmu terkecup
pada diriku elok terberi
memberi gula padalah cawan
seduh kopi si kopi lampung
mari kita eratkan persahabatan
dari seberang selalu tersenandung
bila kopiah berwarna hitam
kopi lampung harum mewangi
bila handak sayang disulam
carilah satu tegakkan pagi
adakah kopi berkelamin jantan
berikan padaku tuk diuji
taklah salah kita melantunkan
bersantun diri sambil mengaji
usah membawa kain berenda
bila hari menjadi banjir
usah menyebut si janda muda
nanti ada yang tersindir
kain pelikat si kain tapais
kain adat keramat pusaka
sungguh asik yang mempunyai kumis
membuat gadis cepat terbuka
bila layar sudah terbentang
siap kemudi tuk berlayar
apa syarat harus dipegang
sayang menyayang elok di sandar
sandar kapal di tepi bandar
bandar ramai berhilir mudik
pesan diterima elok memekar
taklah sanggup abang menggedik
daun talas si daun keladi
apa bedanya di alam nyata
rayumu abang semakin menjadi
sisakan satu aku meminta
bila hendak meramu jamu
jangan lupa rempah dibersihkan
usahlah abang selalu merayu
berikanlah jurus menikmati kegairahan
gairah malam dingin berhimpun
pucuk dilam melambai-lambai
hangat sangat berkerumun
jangan sampai diri terkulai
tak tersebut si daun keladi
daunnya hijua ranum menyejuk
terimakasih kembali abang berbudi
membuat gidik elok bertajuk
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN VIII
masilah ingat aku sejarah
membagi tiga wilayah bermadah
banyak bunga yang menyerah
salam rinduku selalu terindah
usah meragu si daun jati
kayunya keras diukir indah
bila cinta sudah di hati
mariki kita selalu berserah
bila bingung mencari paku
carilah saja di toko roti
usah abang Wan terpaku
cepatlah gait gadis di hati
paku bukan sembarang paku
paku baja berwarna putih
lipstik merah sering menggodaku
tiga kubang harus dipilih
memang bintang bukan sembarang
berkedip elok bak mutiara
selamat datang adik Bintang
silakan berpantun yang mesra
mesra suara merdu irama
bila seluring gembala berbunyi
dari jauh tersebut nama
kawan berseronok canda dinyanyi
bila tali erat mengikat
ikat simpul janganlah mati
mari kawan kita menyemat
persahabatan suci setulus hati
pembuyu bukan sembarang pembuyu
pembuyu terbuat dari bambu
salam malam terhatur mendayu
pada kawan pantunnya menyerbu
menyerbu makan di atas meja
banyak hidangan sudah tersaji
soronok tuan puan memanja
eloklah kita mari mengaji
kopi lampung terseduh wangi
sampai keseberang kota sintang
mari kita berdendang lagi
sebelum malam larut meminang
meminang dara darilah lampung
haruslah pandai menyulam tapis
rasa rindu semakin mengepung
pada dara berparas manis
manis gula darilah jawa
ditarus di dalam dualah cawan
elok memandang wajah berwibawa
penuh petuah yang menggairahkan
kini pembuyu sudah ditangan
nama lain dari galah panjang
kini saatnya untuk membalikan
lantun sayang darilah seberang
hirruk pikuk ditepi pantai
banyak sanak bermain disana
mari perkuat ukhuwah dipakai
merukun indah santun pesona
bila ada batu di tangan
usah dilempar dalam muara
bila umur panjang kesehatan
pasti kita berjumpa mesra
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN IX
siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat
karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia
bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap
memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung
angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi
di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar
anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra
kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang
pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai
Kopi Lampung Oktober 12 2011
BERHIMPUN PANTUN X
bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang
dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona
kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh
naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai
pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona
nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit
burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya
cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun
hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHIMPUN PANTUN XI
lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat
tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan
bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan
mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu
memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara
bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata
bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil
asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak
jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu
berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba
mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHINPUN PANTUN XII
kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta
usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri
sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis
manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu
Kopi Lampung November 02 2011
BERHINPUN PANTUN XIII
belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang
bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci
bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam
sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung
pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat
Kopi Lampung November 02 2011
Fitrah Jiwa
Kerukunan
KERUKUNAN
Benarkah negara ini berketuhanan
setahuku hanya sebuah kerukunan
Benarkah makmur negara berkerukunan
dapat dilihat dalam kebersamaan
Dapatkah kedzoliman segera dihilangkan
cuma dapat diseimbangakan badan
Bisakah keseimbangan badan didapatkan
dengan iman dan ketakwaan
Bisakah kerukunan dapat terwujudkan
janganlah sampai saling merugikan
Bisakah kerugian dapat dihindarkan
hanya pengertian sebagi batasan
Bisakah batasan kerukunan dipersatukan
semuanya bisa dipertemukan diperundingan
Benarkah perundingan awal kebahagian
semua harus mematuhi peraturan
Kopi Lampung Tangerang Mei 16 2011
Nasihat
GURINDAM NASIHAT
Benarkah nasihat penyelamat umat
baik untuk kita menghayat
Benarkah nasihat temali menjerat
mari renungi yang melekat
Benarkah nasihat mengandung nikmat
haruslah syukuri sebelum sekarat
Benarkah nasihat diperuntuk rakyat
mata hati harus melihat
Sebenarnya nasihat sangat keramat
sekujur tubuh hendaknya diingat
Benarkah nasihat bukan penyelamat
bila banyak yang berhianat
Benarkah nasihat rugikan umat
harus renungkan jabaran dualat
Benarkah nasihat sambaran kilat
setajam belati darah memuncerat
Kopi Lampung Tangerang Mei 14 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
TAHAJUD
duduk bertimpuh dua sujud
melembar doa lima tahajud
sujud bersembah pada Pencipta
lima tahajud menuju tahta
tahta biru bunga seroja
putik mahkotaNya sempurna memanja
memanja hambaNya iman taqwa
selalu mengerat pesona wibawa
Kopi lampung Januari 2011
NIKMAT KEHIDUPAN
bergulung air menuju muara
hancur berkeping batu membara
muara kasih sempurna bergelora
membara dekap luruh suara
berayun mesra kera di pohon
rindang mahoni sejuk memohon
pohon cintaNya merata mesra
memohon barokah semanis nira
jentik ulat kepompong mengait
di dahan srikaya juntai berkelit
mengait hidup jangan menyulit
berkelit tak patut menyempit
budak bermain bisik membisik
tepak manapak sangat asik
membisik makna usah mengusik
sejuk iman semakin berderik
semilir angin membelai api
lemas terkulai di sudut sepi
api membakar dalam mimpi
sepikan dingin nikmat menepi
kayu cendana elok di pahat
harum wanginya sangat memikat
pahat ilmu olehmu sahabat
memikat aksara makna didapat
asam di gunung ubi di ladang
surya di langit cahayanya terang
ladang iman taqwa didendang
terang menuju jalanNya dihidang
rumput berdoa sujud padaNya
tanah bertasbih memohon cahaya
padaNya kita bermunajat cinta
cahaya barokah selalu tercipta
Kopi Lampung Januari 11 2011
Mengenai Saya
- Yandri Yadi Yansah (pantun dan syair)
- hidup adalah berkesenian menuju keindahan santun yang Allah Swt ridhoi dan mencintai kematian sebagai sumber kekekalan
Pengikut
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2011
(123)
-
▼
November
(117)
- Seloka Kata Senyawa & Perang
- Bersantun Sesaat
- Bersolek Mahkota November 2011
- BERHIMPUN PANTUN
- Oktober 2011
- September 2011
- Agustus 2011
- Mufakat Mesra & Cahaya Sabit
- Dalam Timang
- Embun Pagi
- Juli 22-23 2011
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Gadis Mengecap Madu
- Lain Lubuk Lainlah Ikan
- Lekatkan Cinta
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Rinjisan Hujan Di Taman Monas
- Syair
- Lambaian Negeri Lampung
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Jarak Kasih Sepanjang Taman
- Menuju Amanah
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Budaya Nagari Nusantara
- Wajah Di Balik Kerudung
- Aku Katakan
- Bunga Kopi Merenung
- Kado Yang Diterima
- Kopi Rookok Yang Tak Terpisahkan
- Terik Surya Selat Sunda
- Nyiur Di Taman Pesisir
- Janda Kembang Setaman & Mencari Jati Diri
- Pantun Memecah Gundah
- Pantun Alunan Jiwa
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Pantun Warna Warni
- Ahir Bulan
- Manis Dan Wangi
- Kumpulan Talibun
- Syair Jari Berkuku
- Bolong
- Kilat
- Rima Senada
- Tandangmu
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Mengaji Dalam Berbudi
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Nikmat Illahi Yang Terberi
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Se Pokok Cempaka
- KADO SANG TERDAKWA SUDAH TERBIT
- Enam Kerat
- Antara Tangerang Lampung
- Gamang
- Bejatku Bejatmu
- Rinjisan Hujan
- Di Hari Jadimu
- Kikis Semua Sesat
- Do'a Dan Barokah
- Di Hari Pernikahanmu
- Putik Hayalan
- Lamun Berkerun
- Negeriku Indonesia Tercinta
- Berpijak Rima
- Untuk Ibunda Ayahanda
- Sepucuk Dalam Tajuk Berijuk
- Renungan Hayat
- Pantun Siang Tuk Juwita
- Rangkuman Pantun
- Pantun Aksara Jiwa
- Selindang Pelangi
- Pantun Rang Bujang
- Pantun Adalah Seni
- Pasukan Tuhan Si Ulat Bulu
- Rima Si Badan Berbulu
- Hujau Berkabut
- Suram Memburam
- Rima Dalam Duka
- Nisa Wulan Safitri
- Antara Titik
- Tangismu
- Tersurat
- Aku Adalah Kain Lap
- Tafsir Senyum
- Senandung Kopi Lampung
- Lupa
- Serumpun
- Puncak Nafsu
- Kumpulan Pantun
- Kemarau Hati
- Rayuan Selat Sunda
- Seimbang
- Bumbu Hidup
- Hitam
- Surya Memanaskan Bantal Guling
- Usah Diucap
- Ubi Rebus Secawan Kopi
- Mengenang Kekkasih
- Pasir Dan Jejak Kakimu
-
▼
November
(117)
Kumpulan Karmian Dan Gurindam
SUMBU
mungkinkah kaki bertumpu satu
hidup menuju harus ditentu
benarkah tangan di atas membantu
luaskan minda usah dibuntu
bila olehmu hitam bersumbu
jagalah nafsu iman dibumbu
bila olehmu hancur berdebu
ingatlah amanah dari ibu
Lampung, 24 Mei 2011
UMUR
benarkah lupur bermakna subur
dapatkanlah olehmu manfaat umur
benarkah mabuk meminum anggur
amabillah intisari yang dianjur
benarkah sakit sebuah tegur
semua kepastian sudah diatur
carilah olehmu obot manjur
hanyalah do'a penyembuh umur
Tangeang, 23 Mei 2011
Terlepas
TERLEPAS
Menulis makna di pucuk saga
Lembut membelai elok mejaga
Lima sekawan bertajuk duka
Kelembutan hati tercabik luka
Rona saga menanti tinta
Kembara kata terhapus cinta
Murung pula langit bermega
Kancing terlepas baju di raga
Kopi Lampung Maret 25 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Karmina
RUNCING
tautan kayu api membara
kita semua adalah saudara
membentang luas biru samudra
satu rumpun haruslah mesra
bila hendak pergi memancing
kata kata usah di runcing
bambu runcing berperang tanding
mufakatlah kebaikkan elok bersanding
jatuh batu jauh terdampar
sua saudara duduk setikar
biru alam elok tergambar
budi baik harus disandar
Kopi Lampung Maret 23 2011
GEMURUH
pagar laut menjulang gunung
terkulai bumi tsunami mengurung
biru hijau angin bersenandung
sesalan hidup harus diusung
gemuruh gelombang dari samudra
gurau melantun sangatlah mesra
kuat gelombang lemah mendera
lembut gemulai sejukan bara
puteri malu sipu tersibak
mari semuanya kita berjingkrak
tangkai bunga wangi dikelopak
harus dijaga dengan serentak
Kopi Lampung Maret 23 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar