Fitrah Jiwa

Fitrah Jiwa
Buku sastra syair pantun



Kerukunan



KERUKUNAN


Benarkah negara ini berketuhanan
setahuku hanya sebuah kerukunan

Benarkah makmur negara berkerukunan
dapat dilihat dalam kebersamaan

Dapatkah kedzoliman segera dihilangkan
cuma dapat diseimbangakan badan

Bisakah keseimbangan badan didapatkan
dengan iman dan ketakwaan

Bisakah kerukunan dapat terwujudkan
janganlah sampai saling merugikan

Bisakah kerugian dapat dihindarkan
hanya pengertian sebagi batasan

Bisakah batasan kerukunan dipersatukan
semuanya bisa dipertemukan diperundingan

Benarkah perundingan awal kebahagian
semua harus mematuhi peraturan

Kopi Lampung Tangerang Mei 16 2011

Nasihat



GURINDAM NASIHAT

Benarkah nasihat penyelamat umat
baik untuk kita menghayat

Benarkah nasihat temali menjerat
mari renungi yang melekat

Benarkah nasihat mengandung nikmat
haruslah syukuri sebelum sekarat

Benarkah nasihat diperuntuk rakyat
mata hati harus melihat

Sebenarnya nasihat sangat keramat
sekujur tubuh hendaknya diingat

Benarkah nasihat bukan penyelamat
bila banyak yang berhianat

Benarkah nasihat rugikan umat
harus renungkan jabaran dualat

Benarkah nasihat sambaran kilat
setajam belati darah memuncerat


Kopi Lampung Tangerang Mei 14 2011

Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina

TAHAJUD


duduk bertimpuh dua sujud
melembar doa lima tahajud

sujud bersembah pada Pencipta
lima tahajud menuju tahta

tahta biru bunga seroja
putik mahkotaNya sempurna memanja

memanja hambaNya iman taqwa
selalu mengerat pesona wibawa


Kopi lampung Januari 2011



NIKMAT KEHIDUPAN


bergulung air menuju muara
hancur berkeping batu membara

muara kasih sempurna bergelora
membara dekap luruh suara

berayun mesra kera di pohon
rindang mahoni sejuk memohon

pohon cintaNya merata mesra
memohon barokah semanis nira

jentik ulat kepompong mengait
di dahan srikaya juntai berkelit

mengait hidup jangan menyulit
berkelit tak patut menyempit

budak bermain bisik membisik
tepak manapak sangat asik

membisik makna usah mengusik
sejuk iman semakin berderik

semilir angin membelai api
lemas terkulai di sudut sepi

api membakar dalam mimpi
sepikan dingin nikmat menepi

kayu cendana elok di pahat
harum wanginya sangat memikat

pahat ilmu olehmu sahabat
memikat aksara makna didapat

asam di gunung ubi di ladang
surya di langit cahayanya terang

ladang iman taqwa didendang
terang menuju jalanNya dihidang

rumput berdoa sujud padaNya
tanah bertasbih memohon cahaya

padaNya kita bermunajat cinta
cahaya barokah selalu tercipta


Kopi Lampung Januari 11 2011

Mengenai Saya

Foto saya
hidup adalah berkesenian menuju keindahan santun yang Allah Swt ridhoi dan mencintai kematian sebagai sumber kekekalan

Pengikut

Total Tayangan Halaman

Arsip Blog

Kumpulan Karmian Dan Gurindam



SUMBU



mungkinkah kaki bertumpu satu
hidup menuju harus ditentu


benarkah tangan di atas membantu
luaskan minda usah dibuntu


bila olehmu hitam bersumbu
jagalah nafsu iman dibumbu


bila olehmu hancur berdebu
ingatlah amanah dari ibu





Lampung, 24 Mei 2011






UMUR




benarkah lupur bermakna subur
dapatkanlah olehmu manfaat umur


benarkah mabuk meminum anggur
amabillah intisari yang dianjur


benarkah sakit sebuah tegur
semua kepastian sudah diatur


carilah olehmu obot manjur
hanyalah do'a penyembuh umur




Tangeang, 23 Mei 2011

Terlepas

TERLEPAS


Menulis makna di pucuk saga
Lembut membelai elok mejaga

Lima sekawan bertajuk duka
Kelembutan hati tercabik luka

Rona saga menanti tinta
Kembara kata terhapus cinta

Murung pula langit bermega
Kancing terlepas baju di raga


Kopi Lampung Maret 25 2011

Selasa, 29 November 2011

Seloka Kata Senyawa & Perang

PERANG


bila berlayar di selat sunda
singgah di seberang di tepi bandar
sampai rumah berperang minda
apalah daya diri bersandar

sandar linggis di tepi dinding
di tepi teras ada lipan
sungguh asik berperang guling
terlepas makna dalam kenikmatan

bila linggis buat mencangkul
manalah mungkin bisa terlaksana
habis semua setelah unggul
diri memandang wajah pesona

bila ada ladang yang kering
musim kemarau selalu hadir
jangan suka membuat pusing
bila tak mahu disindir


Kopi Lampung November 30 2011





SELOKA KATA SENYAWA


oh.. begitu nyaman surya
hadir memberikan ruang hangat
taklah ia ingin memperdaya
semuanya terpenuhi dalam semangat

sajak oh sajak nikmat
aksara tertata terbata-bata
sopan pasti akan selamat
menuju generang gelep pelita

sajak oh sajak seloka
asik bergema penuh irama
kuntum putik kini terbuka
hadirkan keberkahan sebuah nama

sajak oh seloka bertahta jiwa
nadi mengalir darah raga
semuanya tumbuh kata senyawa
mutiara harus selalu dijaga


Kopi Lampung November 30 2011

Senin, 28 November 2011

Bersantun Sesaat

BERSANTUN SESAAT


masak pindang ikan sembilang
harus dibagi bersama tetangga
maafkan saya lama menghilang
karena sibuk capailah raga


ikan sembilang katakan sembilang
dibikin sate harus dirajang
taklah mungkin kejanda seberang
takut isteri hilangkan sayang


memang adik sibuk menjamu
terkena diri menggali keramat
wahai abang teringat pesanmu
taklah mungkin adik berhianat


minum secawan si kopi lampung
disuguh istri tika pulang
maaf abang kerjaanku mengurung
ini sesaat aku bertandang


bila hitam katakan hitam
jangan putih katakan merah
aku sekejap berkirim salam
hilangkan penat untuk meramah


kini malam makin melarut
pucuk selasih hilangkan bayang
untuk abang kawan tersebut
salam sayang selalu terjelang



Kopi Lampung November 25 2011

Bersolek Mahkota November 2011

MUTIARA NOVEMBER I


sudah bertimang kasih sayang
hangat memagar pesona kehidupan
syukur terpanjat selalu dikumandang
pada mutiara hati rupawan

rupawan hati semoga bertandang
bersolek rapih di dalam pusaran
tunduk sujud Allah menyayang
pastilah hidup penuh kebahagian

kebahagian pendamping waktu berpanjang
suatau saat maut terberikan
kasih cinta selalu terpegang
cahya mata selalu menerbitkan

biar purnama sejuk mengambang
engkaulah bajuku elok dikenakan
taklah kanda mata keranjang
semua godaan bisa dihilangkan



Kopi Lampung November 22 2011



MUTIARA NOVEMBER II


sulur bunga membentuk kelopak
kuncup mekar kini menampak
panas dingin akankah mengerak
bila hari tak berjarak

padamu bunga mekar merah
hijau daunnya begitu cerah
tersebar akar bumi bermadah
subur benih semoga megah

megah mahkota mahkota bunga
benang sari siluet jingga
mekarmu akan terus terjaga
kantung iman elok di raga

berjaga hari harus dipahat
pedoman bunga harus diingat
harummu abadi pati tersemat
bila patuh dalam nasihat


Kopi Lampung November 23 2011




KEKASIH PENDAMPING HIDUP


mata menyulam kasih sayang
pendar kehangatan lepaskan bayang
rintik menitik melaju terang
kokoh segala uji menghadang

padamu kasih cawan tersulang
membentuk kenikmatan hari mengembang
selamatan doa selalu tertembang
di hari keberkahan yang bertandang

padamu kasih hadir mengambang
aku curah semua sulang
kita berbagi tunggal bersandang
mengasuh permata hati ditimang

putik dua-dua senyum cemerlang
november hadir pasti berkurang
mempererat segala eratkan pegang
hangat bahagia pengertian memanggang


Kopi Lampung November 22 2011




GARUDA MUDA DAN HARIMAU MUDA


kepakkan sayapmu terbang di awan
merahkanlah perjuangan menuju keberhasilan
berjuanglah dengan semangat pertarungan
pasti bisa semua diwujudkan


doa pendukungmu selalu mengawan
di langit penjuru indonesia mengikhlaskan
garuda muda kau buktikan
perjuanganmu selalu mendapat dukungan


harimau malaya lawan sepadan
garuda harimau saling menunjukkan
kemumpunian harimau sudah dirasakan
garudaku berlatihlah dengan kekalahan


mengasah kemampuan tuk keberhasilan
masih banyak hari kebaikan
mewujudkan cita menuju kejuaraan
pastilah lawan bisa ditaklukkan



Kopi Lampung November 21 2011




ANGAU MENGGEDIK BUNGA


bila tuba sudah ditebar
air melarut membentuk gelombang
elok meraba hati disandar
pada sepokok bunga berkembang

tuba bukan sembarang tuba
tuba diberikan di dalam bilik
janganlah suka diri mencuba
bila rangsangan puja menggedik

gedik bukan sembarang gedik
badik terselip di samping pinggang
asik nian dendang mengusik
fisik bunga elok dipandang

pandang taman luas terbentang
ada kolam jernih berkilau
manis parasmu selalu terbayang
membuat diri semakin angau


Kopi Lampung November 14 2011




TERSUSUN


udang terjepit di selal batu
airnya tenang mengalir deras
kini saatnya rindu bersatu
setelah surat sudah terbalas

selat melaka pemisah sumatra
selat sunda begitu juga
berbalas surat terbaca mesra
sucilah cinta selalu terjaga

buah mengkal semakin ranum
matang di tangkai sangatlah manis
mari memohon dengan bersenyum
hilangkan segala penyebab tangis

pokok pakis bersangkul indah
hijau merekah di tengah kebun
wajah yunda semakin merekah
selalu cerah elok tersusun


Kopi Lampung November 12 2011




DARA DARI MEDAN



usah menyerah sebelum lelah
mari kita salaing meluah
masih banyak aksara pepatah
marilah kita saling meramah


usah malu usah sembunyi
taklah hamba akan mencari
sungguh merdu yunda bernyanyi
akan ternanti bertemu putri


putri medan sangatlah cantik
kenakan kerudung begitu anggun
bolehlah hamba tuk melirik
sekalian bedendang dalam pantun


tersemai bunga senyumnya sayu
terbelai embun dipagi hari
bukan niat hamba merayu
tapi puan terus berseri


Kopi Lampung November 07 2011





COLEKAN SI BUNGA KUNYIT



menyeberang pulau ke kota sampit
jangan luppa kekota makasar
adikku cantik si bunga kunyit
colekanmu membuat aku bersandar


sandar perahu di tepi bandar
ramai sanak lalu lalang
aduhai lama tak berkabar
colekanmu membuat mabuk kepayang


daun ketapang si daun waru
hijau warna bentuk berbeda
colekanmu membuat abang terharu
bayangmu selalu ada diminda


laut makasar nyiur melambai
pasirnya putih elok terhampar
senyum manismu selalu melambai
bak bunga selalu mekar



Kopi Lampung November 04 2011






BERSOLEK MAHKOTA I



berlesung pipit si gadis melayu
jernih mata si gadis jawa
dendangnya semakin mendayu-dayu
taklah layu terbawa jiwa


kain songket si kain pelikat
sulam tapis jari jelujur
rayuan hidup semakin lekat
hiaslah hati dengan jujur


secawan kopi sudah tersuguhkan
kental hitam harum mewangi
berkasih hidup tentukan tujuan
bahagiakan diri untuk berbagi


ramah santun penghuni nusantara
luas terbentang ranah menyubur
ikhlaskan hati menuju sejahtra
cobaan hidup adalah penghibur



Kopi Lampung November 05 2011




BERSOLEK MAHKOTA II



bila peniti tajam menusuk
tusuk jelujur kainlah tapis
mari terus berpantun khusuk
sastra melayu pastilah manis


bila bertamu berucap salam
salam terbalas denganlah ramah
pantun jiwa harus disulam
gurindam hati harus diperindah


berbagi rizki pada si miskin
hukum wajib setiap insan
sastra lama harus dimungkin
lestarikan budaya yang diwariskan


pergi kemaleka bersama kawan
bertamasa ria kepantai mersing
mari bersantun harus diutamakan
wujutkan nusantara damai bersanding



Kopi Lampung November 07 2011




BERSOLEK MAHKOTA III


memang manis jempol di dagu
mata tertunduk taklah sayu
yunda Melli yang ditunggu
bukannya malu rasaku mendayu

memang rokok sebantng ditangan
terjepit disela-sela jemari
memang aku orangnya tampan
melamunkan Yunda berhari-hari

kopi lampung memanglah enak
harum memikat sampai kemedan
memang kita bersaudar berjamak
kirmkan alamat nantiku kirimkan

jarum bukan sembarang jarum
bila patah usah disimpan
kini taman semakin harum
cinta bersemi dangan kebahagian

matahari pulang ke negeri ufuk
barat berselindang warna pelangi
tak terbiarakan hati merajuk
hilangkan karat pastilah wangi

syair pantun mengalun merdu
disenandung tuk yunda Melli
salam rinduku semakin sahdu
maafkan adikmu baru kembali

terbiarkan pungguk terbang melayang
hirup udara dalam kebebasan
yundaku cantik yang tersayang
usah merajuk sampai berlebihan

memang rotan mati di hutan
tersengat bara darilah alam
mohon dimaafkan aku melantunkan
salam sayang selalu tersulam

sulam kain sikain tapis
disulam dara darilah lampung
yundaku yang tersenyum manis
ijinkan adikmu tuk bersenandung

senandung lagu dangdut berirama
merdu suara lagulah cinta
ternanti dirimu di cahaya purnama
berbalas aksara yang tertata

tertata sanggul bunga cempaka
dimilik dara darilah medan
duh yundaku selalu terbuka
berdendang merdu aku tertawan

tertawan kumbang di taman bunga
penuh semerbak menusuk sukma
santunmu luhur selalu terjaga
membuat aku selalu terkesima


Kopi Lampung November 07 2011




BERSOLEK MAHKOTA IV


bila pedih senandung lirih
pada angin membelai sahdu
usah yunda selalu merintih
mari berpantun mahkota rindu

tenun bukan sebarang tenun
kain bergulung elok tersulam
apa gerangan yang dilamun
mari tersenyum usahlah muram

masaklah air hingga mendidih
lalu seduhlah secawan kopi
terjawab rindu enyalah pedih
hangat bertemu setia menepi

bila seteguk hilangkan dahaga
setets embun sejukkan pagi
duhai Yunda Melli terjaga
hilang gulana kini mewangi

lambaian bukan sembarang lambaian
lambaian tangan lemah gemulai
walau perpisahan sudah dipertemukan
kuluman senyum santun teruntai

kini teratai rekah setaman
banyaklah kumbang hadir bertandang
ada pertmuan ada perpisahan
senandung kasih selalu berkumandang


Kopi Lampung November 07 2011




BERSOLEK MAHKOTA V



buah mengkudu si buah mangis
rekah taman tumbuh melati
sungguh adik semakin manis
senyum terkulum lekat di hati


putih waran bunga melati
kumbang berdendang lagu mendayu
usah hiraukan abang meniti
tapi nikmati dendang mendayu


bila melati berwarna putih
bunga kemboja berwarna kuning
resah hati harus bertasbih
hidarakan birahi tika bersanding


pergi kepasar membeil tembakau
jangan lupa membeli papir
bila rasa sedang angau
jangalah lupa denang zikir


bila beringin rindang menyejukkan
berdamping sejajar sepokok petai
sungguh nikmat kita melantunkan
pantun jiwa gurau terhurai


petai bukan sembarang petai
petai tumbuh di negeri indonesia
sungguh asik bergurau santai
melihat gadis tersenyum ceria


bila petai depakai lalapan
pakailah sambal dengan terasi
maafkan bila gurau berlebihan
karena kekasih sudah disisi


sambal terasi nikmat sekali
bersama nasi yang hangat
mohon pamit udurkan kembali
terbingkai kata sebagai pengerat


Kopi lampung November 07 2011




BERSOLEK MAHKOTA VI


bukan pelita penerang hati
masuk ketaman gelap gulita
memang tuan baiklah hati
mengingatkan pantun untuk di cinta

ambil sebatang jarum di laci
janganlah lupa masukan benang
salam santun berniat suci
nak melestarikan pantun didendang

disini gunung disana gunung
tumbuh sepokok rumput ilalang
marilah tuan puan bersenandung
ikhlaskan hati pastilah senang

bila rotan katakan rotan
rotan dibuat kerajinan tangan
mohon maaf atas kesilafan
dengan segala ketidak sopanan


Kopi Lampung November 07 2011

Minggu, 27 November 2011

BERHIMPUN PANTUN

BERHIPUN PANTUN I


kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka


baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh


bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam


sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap


Kopi Lmpung Oktober 04 2011




BERHIMPUN PANTUN II


kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai


belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun


bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya


bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga


biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan


selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya


elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian


bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak


tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan


pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak


Kopi lampung Oktober 04 2011



BERHIMPUN PANTUN III



memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi


daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri


banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali


nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji


daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung


senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi


padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang


hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh


berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang


dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan


motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik


usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi


mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran


bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan


Kopi Lampung Oktober 04 2011




BERHIMPUN PANTUN IV


sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis

manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis

pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada

berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun

rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra

kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi

tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma

asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan


Kopi Lampung Oktober 05 2011



BERHIMPUN PANTUN V


laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri

bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya

menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah

rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur

merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta

berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa

biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna

santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra

bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna

makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama

gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang

memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona

durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi

pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis

memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada

lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian

bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah


Kopi Lampung Oktober 06 2011



BERHIMPUN PANTUN VI


bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang


seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung


bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan


bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu


bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai


negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu


Kopi Lampung Oktober 07 2011




BERHIMPUN PANTUN VII



 salam siang terbalas indah
 waallaikum salam elok terlantun
 tak bersalah di dalam madah
 rinduku pun selalu melantun


 melantun indah seruling tertiup
 anak domba berlari-lari
 padamu abang santunmu terkecup
 pada diriku elok terberi


 memberi gula padalah cawan
 seduh kopi si kopi lampung
 mari kita eratkan persahabatan
 dari seberang selalu tersenandung


 bila kopiah berwarna hitam
 kopi lampung harum mewangi
 bila handak sayang disulam
 carilah satu tegakkan pagi


 adakah kopi berkelamin jantan
 berikan padaku tuk diuji
 taklah salah kita melantunkan
 bersantun diri sambil mengaji


 usah membawa kain berenda
 bila hari menjadi banjir
 usah menyebut si janda muda
 nanti ada yang tersindir


 kain pelikat si kain tapais
 kain adat keramat pusaka
 sungguh asik yang mempunyai kumis
 membuat gadis cepat terbuka



 bila layar sudah terbentang
 siap kemudi tuk berlayar
 apa syarat harus dipegang
 sayang menyayang elok di sandar


 sandar kapal di tepi bandar
 bandar ramai berhilir mudik
 pesan diterima elok memekar
 taklah sanggup abang menggedik


 daun talas si daun keladi
 apa bedanya di alam nyata
 rayumu abang semakin menjadi
 sisakan satu aku meminta


 bila hendak meramu jamu
 jangan lupa rempah dibersihkan
 usahlah abang selalu merayu
 berikanlah jurus menikmati kegairahan


 gairah malam dingin berhimpun
 pucuk dilam melambai-lambai
 hangat sangat berkerumun
 jangan sampai diri terkulai


 tak tersebut si daun keladi
 daunnya hijua ranum menyejuk
 terimakasih kembali abang berbudi
 membuat gidik elok bertajuk



 Kopi Lampung Oktober 10 2011




BERHIMPUN PANTUN VIII


 masilah ingat aku sejarah
 membagi tiga wilayah bermadah
 banyak bunga yang menyerah
 salam rinduku selalu terindah


 usah meragu si daun jati
 kayunya keras diukir indah
 bila cinta sudah di hati
 mariki kita selalu berserah


 bila bingung mencari paku
 carilah saja di toko roti
 usah abang Wan terpaku
 cepatlah gait gadis di hati


 paku bukan sembarang paku
 paku baja berwarna putih
 lipstik merah sering menggodaku
 tiga kubang harus dipilih


 memang bintang bukan sembarang
 berkedip elok bak mutiara
 selamat datang adik Bintang
 silakan berpantun yang mesra


 mesra suara merdu irama
 bila seluring gembala berbunyi
 dari jauh tersebut nama
 kawan berseronok canda dinyanyi


 bila tali erat mengikat
 ikat simpul janganlah mati
 mari kawan kita menyemat
 persahabatan suci setulus hati


 pembuyu bukan sembarang pembuyu
 pembuyu terbuat dari bambu
 salam malam terhatur mendayu
 pada kawan pantunnya menyerbu


 menyerbu makan di atas meja
 banyak hidangan sudah tersaji
 soronok tuan puan memanja
 eloklah kita mari mengaji


 kopi lampung terseduh wangi
 sampai keseberang kota sintang
 mari kita berdendang lagi
 sebelum malam larut meminang


 meminang dara darilah lampung
 haruslah pandai menyulam tapis
 rasa rindu semakin mengepung
 pada dara berparas manis


 manis gula darilah jawa
 ditarus di dalam dualah cawan
 elok memandang wajah berwibawa
 penuh petuah yang menggairahkan


 kini pembuyu sudah ditangan
 nama lain dari galah panjang
 kini saatnya untuk membalikan
 lantun sayang darilah seberang


 hirruk pikuk ditepi pantai
 banyak sanak bermain disana
 mari perkuat ukhuwah dipakai
 merukun indah santun pesona


 bila ada batu di tangan
 usah dilempar dalam muara
 bila umur panjang kesehatan
 pasti kita berjumpa mesra



 Kopi Lampung Oktober 10 2011



BERHIMPUN PANTUN IX


siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat

karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia

bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap

memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung

angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi

di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar

anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra

kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang

pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai


Kopi Lampung Oktober 12 2011



BERHIMPUN PANTUN X



bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang

dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona

kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh

naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai

pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona

nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit

burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya

cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun

hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada


Kopi Lampung Oktober 2011




BERHIMPUN PANTUN XI


lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat


tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan


bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan


mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu


memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara


bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata


bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil


asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak


jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu


berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba


mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah


Kopi Lampung Oktober 2011




BERHINPUN PANTUN XII



kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta


usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri


sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis


manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu



Kopi Lampung November 02 2011





BERHINPUN PANTUN XIII



belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang


bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci


bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam


sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung


pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat



Kopi Lampung November 02 2011

Oktober 2011

SEPOKOK ROTAN


rotan tumbuh di tengah hutan
hijau menyejuk mata memandang
selamat siang dalam kebahagian
semoga sihat selalu dipegang

siang berulam dalam keranda
meminang surya terikan mata
salam santun selalu diminda
pada kawan elok berkata

tengah hari mendung menjelma
bukan berarti nak hujan
satu-persatu tersebut nama
memanggil dara manis pujaan

bila melontar sekeping logam
alumunium hampang terangkat melayang
mari-mari kita menyulam
kerat silaturohim dalam bersayang


Kopi Lampung Oktober 29 2011



SEBATANG JARUM


panjang coklat terhisap nikmat
masuk kerongga-rongga melekat
setiap desah tampa tersekat
tak tersisa menuju keramat

adakah pinta yang bermunajat
berikan makna elok berjabat
pada putik benih tersemat
nikotin kafein semakin erat

peraduan menghilang setiap saat
rangkap-rangkap dalam berhajat
seperti sebatang jarum mengkilat
lama tak terpakai berkarat

tetanus tertusuk dalam sekarat
semuanya keluar mekar martabat
terhuyung linglung hadir sepakat
semuanya terlepas tak didapat


Kopi Lampung Oktober 28 2011




BAHASA SEBAGAI PENENTU


cicin emas berkilau indah
lembut pendarnya sejuk dipandang
salam santun senja indah
padamu saudara jauh di seberang


seberang selat si selat sunda
biru air berkaca langit
apa kabar tuan meminda
maaf pantunku selalu mengungkit


mengungkit batu pakailah galah
panjang sedepa berbatu-batu
bahasa santun begitu renyah
mempersatu umat sudalah tentu


bila ada penentu karam
jurang pemisah harus dihilang
salam-bersalam harus disulam
eratkat hubungan batin penerang

adakah camar di dalam saku
taklah mungkin di pokok mengkudu
allaikum salam membuka beku
untuk adikku selalu dirindu

punyakah adik sebuah sembilu
ijinkan abang tuk meminjam
adikku cantik menggerutu selalu
ada apakah mata terpejam

bila ada gula di belanga
campurlah saja air mendidih
usah melamun di taman bunga
bila adik lagi bersedih

adakah bunga mekar setangkai
dimasa senja berselindang pelangi
senandung adik merdu melambai
sampai di seberang begitu mewangi


Kopi Lampung Oktober 26 2011




BULIR-BULIR AIR MENYUBUR


sajak bisu mengalun sahdu
di pokok tubuh gigil berpadu
sulam angan seberang termangu
tajuk harapan ikhlas menunggu

pada bulir-bulir air menyuburku
hijaukan hidup benih-benihmu
disepanjang jalan yang meliku
pasti kembali akan bertemu

menafkahkan jahir sudah terbumbu
lengkapkan batin pasti direstu
membentuk mahligai jaring kelambu
pasti nikmat selalu bersatu

semuanya pasti akan teramu
di belanga-belanga yang bersumbu
membentuk energi disemua penjuru
mengisi kehangatan bumi membiru


Kopi Lampung Oktober 24 2011





PERSETUBUHAN PAGI


fajar menyingsing melindap sunyi
memerah saga menyapa bumi
desah angin di daun bernyanyi
gesekan-gesekan makin bersemi


letupan embun sajikan mewangi
gairah terhurai dikebutaan pagi
gemericik air riuh di perigi
mengangkat kabut hangat terbagi


mentari menambah kecerian melati
taman bunga rekah meniti
bersuci tanah selalu mennanti
membentuk kesuburan benih menghayati


tumbuh damai hijau terberi
indah turut memijakkan hari
mengubah masam tuk berseri
pada renungan hajat berkenduri



Kopi Lampung Oktober 24 2011




BENARKAH DUSTA DIPERJUAL BELIKAN



memang dusta diperjual belikan
fakta meranggas selalu membingungkan
pintar jaminan dalam kepuasan
dibalik semua itu keterpurukan


benar pintar tunjuk kebodohan
arti hidup mengerat diperjuangkan
menjadi gairah sesaat dipertontonkan
tentang diri terbebuk kecerobohan


begitu hebat cakap terhuraikan
membilang genap menjadi keganjilan
kini semu dalam pencapaian
apakah ada rasa kejenuhan


bak fatwa bara menyejukan
bisakah hilangkan kedahagan
kini karma mulai dijalankan
menggeluti diri ruh dipersemayamkan



Kopi Lampung Oktober 21  2011




RENUNGAN DI BILIK SENJA


senja yang indah di sungai kapuas
berselindang pelangi kenangan membekas
pada putik pokok merangas
harpan menempuh hati ikhlas


bait aksara terpangkong lemas
antara lindap cahaya memeras
bebatuan senja yang keras
malam kini sejuk membilas


di hujung kota rantau bergegas
gerah bak gerhana malas
membingkai makna hindari kandas
perjuangakan sesuap syukur terbalas


semuanya elok di bukit cadas
antara lampung tangerang bertilas
harapan kini mulai jelas
terhampar telunjuk membuka landas


Kopi Lampung Oktober 20 2011



BERHIMPUN NAFAS DALAM NAFSU



lautan nafas berhias kematian
sejengkal jemari tunjuk kepastian
langkah berbilah hurai kekejian
tuntas semua menjadi kesucian


lautan nafas berhias kematian
lantun raga harus difokuskan
eloklah berdamping dengan kerukunan
pasti tercegah bentuk kejahatan


lautan nafas berhias kematian
mahkota hati bertahta kebijakan
usir betuk bertajuk kebohongan
bibir waktu ikhlas terberikan


lautan nafas berhias kematian
tabir desah terpatah-patahkan
lindapkanlah pada setiap  kesejukan
bersantun jangan sampai dimahalkan


lautan nafas berhias kematian
pasti berbilas gelombang kajian
jangan malas keladi mengajarkan
pada embun tentang pertahanan


lautan nafas berhias kematian
bersolek rasa pada reruntuhan
ada bekas kawan di cerminkan
tak melindap santun terdiamkan


lautan nafas berhias kematian
kangker kantong terlibas kekeringan
angkuh cara memberi teguran
dalam sisi-sisi renungan


lautan nafas  berhias kematian
merekah terkecup dalam pertemuan
terpedaya minda tepelet kenikmatan
teror sering mekar disemaikan



Kopi Lampung Oktober 19 2011





ADA YANG HILANG


 mengapa ada wujud bertandang
 mengapa ada hilang menyapa
 selalu renyah merdu ditembang
 adakah santun pendingin menyapa

 semua pendar cahaya menerang
 melindap pada rumpun raga
 pada senja pasti tiada
 wejangan hidup harus dijaga

 pada gemericik air menghantar
 tuk menyulam jukung berdayung
 wajah itu elok tergambar
 walau hidup kini linglung

 pada aksara di daun lontar
 santun melantun sesama kawan
 wajah hilang selalu mekar
 baik buruk dalam kenangan


 Kopi Lampung Oktober 19 2011




MEMBAWA DIAM MENUJU PELITA



genderang perang merdu tertabuh
di taman bunga penuh jelita
bila cinta sudah berlabuh
sungguh manis selalu tertata


rima tengah mendayu-dayu
tangan tengadah puja-memuja
adat bergairah taklah layu
berdiri gagah santun bersahaja


rukun islam ada lima
harus disulam dalamlah jiwa
taklah suram minda menerima
dalam diam indah terbawa


membawa air tuk berwudu
sucikan diri darilah hadas
jangan diahir kerjakan fardu
membentuk hilir jiwa ikhlas



Kopi Lampung Oktober 12 2011




LANGGAM BUDAYA BERSANTUN


kilat bekilau di daun berembun
senandung seruling hiburkan senyap
adat budaya indah tersusun
nasihat petuah saling diucap

daun sireh daun jarak
pokok bambau selalu riuh
ada budaya adalah ahlak
mari kita bersama menyeduh

menyeduh hitam secawan kopi
kopi lampung harum mewangi
mari kita saling melengkapi
perbedaan bahasa elok mewangi

mewangi bunga bunga kemboja
ranum bersolek di pagi hari
mari membentuk jiwa bersahaja
niscaya lengkap selalu terberi


Kopi Lampung Oktober 12 2011




DI DALAM GUDANG


termangu minda menerawang bayang
bentuk berbentuk tubuh terpandang
berkelebat putih mutiara menerang
tapi sayang cepat menghilang


hilang selayang kasat mata
padamu puja serta merta
tajuk kebesaran dalam bercinta
pada kekasih lekatkan kata


kata melontar pungguk berdendang
sumbang suara hibur berkembang
sayang terbentuk megah terhidang
sebatas kata wajah terpampang


pada kasih pendar pelita
sibak semua segala gulita
di dalam ruang aku menata
terlukis semua tentang jelita


Kopi Lampung Oktober 11 2011




RODA BERSENI PANTUN


bila gendang bertalu-talu
melodi cinta begitu sahdu
elok nian pantunmu bertalu
membuat hati selalu rindu

rindu dara darilah seberang
negeri Malaysia adat berseri
mari tuan puan membentang
pantun melayu pastilah lestari

pokok beringin si pokok mahoni
rindang menyejuk disiang hari
lantunmu itu sangat berseni
pantun santun selalu berseri

bila roda berhenti berputar
pedati berhenti di tanah lapang
salam pagi siang menghantar
pada tuan paun terbilang


Kopi Lampung Oktober 11 2011



DUNIA INDAH



memang dunia indah di mata
sejuk hijau dedauanan tertata
mari bersyukur tentang cinta
pasti terjaga gairah terpinta

pita merah elok tersemat
mengikat helai rambutmu keramat
semoga bertemu dalam nikmat
memadu cahaya-cahaya memikat

memikat parasmu ranum tersenyum
indah matamu selalu mengulum
debar-debar hati terumum
pada kehangatan semakin harum

harum bunga tubuhmu menyulam
sedap malam ranah melanggam
terpijak hentakan kabar terdiam
padamu padaku memperindah alam


Kopi Lampung Oktober 10 2011




DAUN KELADI YANG MENJADI


pada daun ranggas menumbuh
tumbuh segar senja berlabuh
pucuk-pucuk menjadi keruh
berselisih angin yang menyepuh

daun keladi semkain menjadi
angin bertandang dihilang kemudi
tak pantas merunduk padi
bila daun tak berbudi

bertitah pena di daun lontar
aksara rapi tersusun kabar
berpijak pokok kecil belajar
diajar dalam membingkai sumbar

pokok beringin begitu damai
cerminan hidup hijau memuai
kini keladi ingin bertikai
menyisip benalu supaya terkulai


Kopi Lampung Oktober 03 2011



SENANDUNG KOTA PRINGSEWU


 beras segantang taklah cukup
 bila dibagi warga sekampung
 salam kenal penuhlah takjup
 pada puan yang berkerudung

 kerudung biru elok dikenakan
 anggun parasnya penuh kelembutan
 aksara tersusun penuh kecerian
 menyambut tajuk dalam pertemana

 kota pringsewu kotalah walet
 indah tersusun tata ruangnya
 dalam diri sangatlah kaget
 mendapat kawan ayu bercahaya

 elok pantun santun tersaji
 oleh puan darilah lampung
 maafkan hamba yang memuji
 mari puan kita bersenandung


 salam Kopi Lampung Oktoober 03 2011

September 2011

ZAKAT ITU INDAH


mengalun lantun irama melayu
angin sejuk selalu menjepit
berlalu kini minda mendayu
tanggal muda sudahlah terbit

terbit surya sudahlah nampak
menyapa pagi penuh ceria
saatnya menutup lubang berteriak
lunas kini hati bahagia

bahagia nampak di ufuk timur
surya bersenggama dengan embun
semoga semuanya selalu mujur
melimpah rizki zakat disantun

bila beyo pandai menari
tentu monyet taklah kalah
dalam hidup saling memberi
niscaya barokah selalu indah


Kopi Lampung September 30 2011



MADAH


 madah tiada lara termangu
 taklah lupa pada si adik
 dara cantik banyak menunggu
 kini saatnya untuk menggedik


 gedik terlantun seruling gembala
 angau tersalur di pucuk nilam
 pada keduanya selalu terbela
 berikan kebahagian indah tersulam


 sulam benang si benang sutera
 benang katun menjadi kusut
 baik adanya meminang mesra
 supaya adik tak cemberut


 bila akat sudah menjalar
 pastik daun akan menghijau
 nantikan abang memberi kabar
 pasti adik akan terpukau


 pukat harimau di tengah lautan
 ditebar oleh para nelayan
 pastilah adik tak kesepian
 nikah kita direstui dipersatukan


 satu bangsa nusantara tercinta
 banyak budaya elok tercipta
 padaNya kita harus meminta
 iman bahagiakan hidup tertata



Kopi Lampung September 28 2011



KADOKU SEBATAS AKSARA


 sepatah aksara santun menjelma
 riuh gemuruh senadung irama
 pada pendar cahaya purnama
 tergores doa bahagia bersama


 pada sahabat di kota ukir
 kadoku tak indah menghadir
 dipesta nikahmu sudah ditakdir
 membingkai keluarga dalam bertakbir


 lantun ini sebatas tanda
 adaku dalam kebukuan minda
 selamat terucap darilah dada
 menempuh hidup baru direnda


 mernda kasih rajutan jiwa
 iman hati disertakan takwa
 mengukir sakinah keluarga berwibawa
 mulia hidup pasti terbawa


 Kopi Lampung September 27 2011



MENIKAH LEBIH MULIA DARI MELAJANG



kerat bunga di dalam taman
 banyak pilihan harus ditentukan
 pada perjaka harus memutuskan
 membingkai hidup ikat kesucian


 pada bujang perjaka menyanggupkan
 bila umur sudah tercukupkan
 penghasilan hidup sudah didapatkan
 niat menikah harus diwujudkan


 taklah baik selalu melajang
 bagi perawan dan bujang
 janganlah sampai senja menjelang
 bila semuanya sudah dipegang


 menikah lebih mulia dipasang
 memberikan cahaya hidup benderang
 iman takwa harus dipasang
 membentuk keluarga berkasih sayang



Kopi Lampung September 27 2011




IDAMAN



elok rupawn rumah idaman
tamannya hijau sejuk dimata
mari kita saling memikirkan
kebersamaan berseilindang ukhuwah ditata


bila camar terbang melayang
pasti dia akan pulang
iman takwa harus disayang
supaya diri tak melayang


layang layang terbang melayang
terhulur benang sampailah habis
hidup itu harus berpenerang
kuatkan segalanya jangan dikikis


pendar cahaya senja merona
saga berselindang rupwan pelangi
kerat segala hidup berwarna
ambil baiknya yang mewangi


bila langit berparas biru
berpayung surya hangat menyengat
salam jumpa bertemu haru
pantun hati gurindam nasihat


memang indah si warna ungu
sekuntum terpetik persembahkan ratu
senangmu membuatku tak ragu
kata terhurai cinta menyatu


bila mawar sudah menyatu
usah hiraukan wangi durian
idaman hidup harus disatu
usah bertengkar dalam gurauan


bila ilalang tumbuh sebatang
di rumpun padi berbilah-bilah
semuanya haruslah selalu didendangkan
pastilah tak terpecah belah



Kopi Lampung September 26 2011


SEBUAH TANDA



geliat pagi merah saga
mengerang ayam berikan tanda
hati bertanya hati terjaga
tak terlihatkah yang ada


pada gayung berwarna biru
mengambil air dari belanga
sedih terasa dalam haru
semua hadir di dalam raga


bunga bakung berselindang lembayung
bunga melati putih berseri
sepikan diri setelah senandung
makna hidup selalu terberi


jauh berbatu pulau seberang
gungung batu kota agung
tak ada jarak memandang
mengapa tak terbalas senang



Kopi Lampung September 24 2011




SEMOGA KALIAN BAHAGIA


beli siomay satu mangkok
campur sambal dua sendok
asiknye kalian pada mojok
hati hati nati terpatok

ada gula pasti ada semut
ada katak tidur terlentang
usah Riskha Dewi cemberut
jangan dikunciin abangmu menyayang

bila sepasang angsa bercumbu
di atas air muara biru
berbagi kasih harus dibumbu
supaya legit dalamlah haru

bila kucing mengendap ngendap
melihat tikus didalam lumbung
cinta harus indah beratap
semoga damai bahagia terhubung


Kopi Lampung September 23 2011



TERFIKIR SENDIRI DI PENDAR UNGU



gamang mencabik risalah pinta
pada pendar cahaya cinta
ungu berpadu bercabang mata
lidah tak bertulang menata


bercabang pula semanis nira
membentuk rangkaian gelombang mesra
jiwa dicacah memanas bara
kini mulai terbuka pigura


pendar ungu gaun terkenakan
pada kemolekan pesona kegairahan
anggun bercerita dalam kepalsuan
merintih terdusta dalam rayuan


pada awan saga terkabar
semua kini terus tergambar
ibarat masakan yang hambar
membuat terbuka pintu sadar



Kopi Lampung September 22 2011




TAK MANDI PAGI


biarlah awak tak mandi pagi
pakai parfum biar wangi
sungguh asik berpantun pagi
mengoda dara kata terbagi

kuda jantan berlari lari
sepanjang jalan sudah disusuri
walau tak mandi tetap berseri
mewarnai pagi yang terberi

bila ada benang kusut
mari hurai denganlah lembut
dara jelita sangat lembut
berbudi baik ditiru patut

bau masam peluh bercucuran
sampai tercium dari kejauhan
salam santun dalam gurauan
membingkai kebaikan dalam perkawanan


Kopi Lampung September 20 2011



SEMOGA DIPERTEMUKAN


 bila ada galah panjang
 bolehlah pinjam untuk menjolokan
 bila ada umur panjang
 pasti kita bisa dipertemukan

 pertemuan sungai menuju muara
 airnya jernih selalu pasang
 mari berbagi kasih mesra
 merajut harapan denganlah senang

 senampang patah dalam bidikan
 pucuk pakis elok bergulung
 kasihmu hangat selalu hangatkan
 marilah kita harus menjunjung

 menjunjung padi satulah karung
 sesuap nasi dalam pegangan
 salam sayang selalu tersenandung
 padamu kasih selalu terberikan

 bila layangan terbang melayang
 janganlah sampai benang terputuskan
 bila umur panjang menjelang
 kasih sayang kita dipertemukan


 Kopi Lampung September 20 2011




SENANDUNG KEMILAU SANTUN


 membawa kain darialah seberang
 kain katun indah berenda
 pantun terlanggam elok didendang
 berjenaka ria didepan janda

 burung belibis singgah di kali
 ikan sepat lari ketakutan
 pantun jenaka riang sekali
 membuat janda sampai tertawan

 tanam jambu di tepi perigi
 buah lemasa dibelah empat
 jangan lupa pakai mewangi
 pastilah jodoh akan didapat

 bila punai singgah didahan
 menatap belebis di dalam pemandian
 salam santun dari kejauhan
 pada sanak saudara termuliakan

 terhantar padi di dalam lumbung
 banyak tikus siap berpesta
 gadis manis selalu bingung
 menatap bujang suka berpesta

 pesta panen sudah dimulai
 muda mudi sudah berkumpul
 bila pungguk sudah terkulai
 jangan menggantung di tali simpul

 bila camar singgah di pantai
 pokok nyiur hidup berjajar
 asiklah kita bila membelai
 menggeluti hidup penuhlah sabar

 bila balam terbang melayang
 pastilah ia singgah di dahan
 pusaka leluhru harus disayang
 adat melayu jangan ditinggalkan


 Kopi Lampung September 19 2011



PECAHAN HATI


burung balam mandi di perigi
basah sayap terkena air
sunyum simanis susah pergi
dalam mimpi selalu hadir

datang perkutut darilah sawah
habis makan benihlah padi
akak datang semakin meriah
adik gembira menjadi jadi

bila pecah peluru membidik
bidik tepat di ulu hati
bukannya awak nak menggedik
awak membalas dalam menghayati

benih padi ditanam di sawah
sepokok tumbuh tak merata
adik manis semakin sumringah
melihat abang merangakai kata


Kopi Lampung September 19 2011




SIAPA YANG PALING TERDEKAT DAN
PALING BESAR



sebatas malam pendar cahaya
sejuk merasuk jiwa perdaya
dalam tajuk kalimat tanya
membenarkan jawab selalu berupaya


pada siapa jiwamu dekat
berahir temu dalam munajat
jawab terdengar dalam nasihat
maut hadir elok memikat


itu jawab peroleh dasar
hidup ini haruslah sadar
membingkai makna dalam bersandar
siapakah yang menurutmu besar


bila hidup berdamping iman
pastilah tahu menuju kebenaran
nafsu diri jawaban diberikan
dari tanya yang dibesarakan



Kopi Lampung September 16 2011




SEBATAS UCAP UNTUK ANANDA
: NISA WULAN SAFITRI


tertulis nafkah zohir batin
merumput hijau sejuk dimata
sudah banyak berlusin-lusin
menuju fitrah elok tertata

pada bulan lahirkan sabit
menyatu alam bertakbir bersama
berikan keheningan erat membelit
menuju kelembutan cahaya purnama

terbilang tiga enam purnama
lincah tangismu berikan makna
riuh bertambah akal menjelma
hiburan keluarga mungil mempesona

bila bertambah nikmat berkurang
seperti singkong menjadi kayu
semoga dirimu selalu terang
dengan ilmu agama mendayu


Kopi lampung September, 2011




KISAH



gelisah diri menguliti sepi
antara sisi yang berlembah
curam antara tepi-tepi
biru hijau tunjuk pemisah


harungi aksara serayu fakta
syair berlabuh penuh pesona
tunjuk rasa haturkan cinta
hanya bertepuk makna gulana


disini disana berdendang merdu
satu bercabang semukan bayang
semua hanya lakon rindu
tak tentu selaput sayang


bimbang selalu meliputi senang
fatamorgana terdekap tentukan pilihan
tunjuk genderang jiwa kembang
semuanya berlanjut tanpa penyelesaian


Kopi Lampung September 14 2011




BERKEBUN


 sungguh manis buah cimpedak
 buah nangka menjadi kalah
 tersunting janda beranak banyak
 bersyukur diri mendapat barokah

 buah pepaya di belah-belah
 disayur tumis pakailah lada
 kasih sayang tak terpisah
 dari janda sangat menggoda

 kebun ilalang terhampar luas
 panas terik tak mengeluh
 mendapat janda haruslah ikhlas
 malam pagi selalu berpeluh

 buah mangga dibuat manisan
 di hari terik peluh berbisik
 perwan janda sama menggairahkan
 laki-laki sukanya melirik


 Kopi Lampung September 09 2011




NIRA EMPEDU DIBALIK HARAPAN


semanis nira dikerubiti semut
habis tak berbekas lembut
hanya lunglai selalu tersebut
hanya harapan yang tersambut


kemelut jiwa buyarkan senyum
merintih pilu selalu terkulum
olehmu pendar cahaya sumsum
hilang semua tak terangkum


nira empedu saling melengkapi
tak berbatas pula bertepi
renungi mari kemelut sepi
menghurai risalah mendulang mimpi


awan berarak menutup bulan
setangkup lembut selalu terperikan
pada segumpal meniti kebahagian
hanya kesabaran ikhlas diperlukan




Kopi Lampung September 07 2011





PERMINTAAN MAAF DITERIMA


bulan berawan selalu kedinginan
pendar kejora berikan kelembutan
memang pantun janda perawan
ada kebahagian yang terwujudkan

kayuh dayung layar dibentangkan
menuju ketengah samudra biru
memang maaf selalu diharapkan
maaf terberikan jadi terharu

bulan sawal memang sebulan
baiklah dimanfaatkan dengan kebajikan
fitrah jiwa selalu diharuskan
minta memberi maaf atas kesilafan

sungguh nikmat gulailah nangka
nagka muda darilah kebun
semoga diri selalu terbuka
memberikan maaf saling menyantun


Kopi Lampung Septembar 07 2011




HATURKAN PERMINTAAN MAAF


kucing belang si kucing garong
bulunya lebat kumisnya panjang
banyak janda mencari berondong
bujang didapat anaknya bertandang

pantun jenaka susah buatnya
kata terngakai asal bicara
kini janda semakin bercahaya
banyak bujang yang bersuara

buruk pipit burung serindit
anak macan mencari induknya
bujang janda sangat gesit
membingkai hati cita berupaya

ini bukan pantun jenaka
sampal pete sudah tersaji
maaf kataku asal terbuka
karena kehilang jambu sebiji

sunggu asik memandang selat
selat sunda banyaklah kenangan
maafkan awak selalu terlambat
karena sibuk merayu perawan

burung jalak terbang melayang
melayang rebah di atas awan
perwan berbudi selalu disayang
perwan tak berbudi ditinggalkan

salam terucap merdu tersemat
pada handai tolan semua
maafkan kataku membuat karat
pada sahabat kawan semua

minal aidin wal faizin
mohon maaf zahir batin
dari semua kesilapan berlusin
atas ucap keterlabatan terbikin



Kopi Lampung septenber 06 2011




KENANGAN DALAM KERINDUAN TAK BERSATU



bila ada benang kusut
baiklah dihurai denganlah lembut
pantun jenaka elok disambut
berbagi ceria sangatlah patut

kayu jati mati berderi
dicakar harimau darilah rimba
sakitlah perut ketawa terberi
milahat katak bermain timba

kata serayu syair bergema
lantun dendang irama jiwa
kasih tak sampai menerima
menangis hati selalu terbawa

rinjis hujan bertahun silam
kita bersama menyusuri jalan
irama malu hati terdiam
rasa cinta tak tercurahkan

bila ada waktu meluang
tertengok kabar darilah seberang
sungguh kasihan awak membayang
dara jadi milik orang

air mendidih dalam kuali
seduh kopi darilah lampung
suaramu merdu terdengar kembali
mengobati lara yang mengepung

pantun terangkai kata sederhana
pantun jenaka taklah jadi
kenangan itu begitu mempesona
hentikan darah mengalir di nadi

empat tahun tak berkabar
semenjak lahir putra pertamamu
hati terobati jiwa bergetar
walau tak memiliki dirimu

bila ada galah panjang
ijinkan hamba tuk meminjam
bila ada umur panjang
pasti berjumpa berucap salam

merekah bunga di dalam taman
pasti banyak kumbang berlari
anakmu perjaka anakku perawan
semoga berjodoh akan terberi

bila banyak semut di belanga
pasti mengerubuti manisnya nira
jodoh kita bercerai raga
walau sedih tetap bergembira



Kopi Lampung September 05 2011

Agustus 2011

SYUKUR


senja merona memerah saga
di pantai lempasing begitu indah
usah melamun sakitkan raga
bila baju tak terjamah

terjamah awan oleh surya
berikan hantaran pada kehidupan
syukurilah nikmat yang diberikan-Nya
bisa berkumpul dalam kebahagian

gajah lampung berbaris di lapangan
hendak bermain denganlah bola
banyaklah ilmu yang didapatkan
dari ramadhan bahagia menyala

hantar surat ucapan selamat
pada sanak saudara di seberang
elok nian menangis nikmat
memperbaik diri dosa berkarang


Kopi Lampung Agustus 23 2011



HARI FITRI PESONA BERMAAFAN


hari raya segera bertandang
ramai sanak yang menyambut
mari bermaafan jangan dihilang
hilangkan dosa sangatlah patut


hari raya takbir bergema
merdu terlantun sejuk diubun
salam santunku lembut menjelma
haturkan santun elok tersusun


ramai sangat shalat berjamaah
di hari fitri penuh warna
berkumpul keluarga sangatlah indah
berjabat tangan penuh pesona


hilir mudik sanak silah turohmi
kunjungi famili satu kampung
termohon maaf hati bersemi
atas silaf hatiku terkurung


Kopi Lampung Agustus 23 2011




SENANDUNG SAHDU MELAMBAI


bunga melati tumbuh di kebun
mekar putik hanya setangkai
janganlah sering duduk melamun
bila kejora jatuh terkulai


sungguh asik memandang bunga
dari jauh terlihat merekah
jangan sering melamun raga
bila kejora sudah terjamah


pekanbaru adat berpentun melayu
suaranya terlantun begitu merdu
jangan melamun disenandung mendayu
bila kejora lagi merindu


corak sumatera berumah panggung
dari aceh sampai kelampung
jangan melamun membalik punggung
bila kejora lagi bersenandung


Kopi Lampung Agustus 21 2011



MAKNA PENGERTIAN


sudahlah putik bunga ditanda
di pagi hari dikecup embun
hati menyatu didalam minda
huraikan cinta elok menyantun

banyaklah bunga dibalik bukit
harapkan hangat surya menyengat
mari kita perbaiki sakit
niscaya berkasih semakin erat

janganlah capek tuk bersantun
pada tapak waktu menentu
elok perbedaan harus disusun
pada keikhlasan tuk menyatu

ada makana di putik mahkota
terdapat sejuk antara murka
lama sudah kita menata
perindahkan pengertian tuk dibuka


Kopi Lampung Agustus 21 2011



SATUKAN DUA DALAM BEDA


pada kesendirian terhantar kata
pada putik mawar tertata
bingkai waktu renungan cinta
haruskah memerah hasrat cinta

pada rasa sudah terlaksana
salahkah bila memberikan warna
pada sebidang taman pesona
dua berbeda tuk dibina

berlantai bumi berpayung langit
terpeluk bayang hijau membukit
terbina ikhlas hangat melilit
pada dua dilupa sulit

bila terdapat semerbak bunga
dua putik berbeda raga
selalu melengkapi dalam berjaga
harus disatu dalam keluarga



Kopi Lampung Agustus 19 2011




APA ARTI UPACARA


upacara tahunan sudah diperingati
pada negeri tertanam melati
merdeka sudah membujur mati
hutang selalu menyayat menguliti

apalah arti dalam upacara
bila surya timbulkan bara
tak terdengar ilalang berbicara
harapkan embun buka suara

apalah daya angin bersenggama
pada puitik tak menjelma
sudah berapa kali purnama
tak berhasil berganti nama

isyarat alam gelombang mengguncang
memungut upeti begitu lantang
banyak nyawa hilang terlentang
lapar terdiam tahta terhidang


Kopi Lampung Agustus 18 2011



TUJUH BELAS


 sepokok mangga berbuah lebat
 masak sebiji jatuh kebumi
 bulan ramadhan banyaklah nikmat
 mari disemai supaya bersemi

 esok menjelang tujuh belas
 bertepatan miladnya negeri tercinta
 mari berbagi dengan ikhlas
 dibulan ramadhan elok menata

 tujuh belas segera menjelang
 esok upacara peringatan sahdu
 mari kita saling menyayang
 di bulan ramadhan membagi rindu

 cahaya senja terlepas purnama
 lembut membelai sekujur tubuh
 tak terasa akan menjelma
 fitri pembersihan dosa berlabuh


 Kopi Lampung Agustus 16 2011



SETIA WASPADA



pada waktu berparas gagah
membingkai makna berwarna merah
pada putih selalu berserah
menuju titik cahaya megah

pada awan berselindang pelangi
saga merona tinggalkan pagi
pada setia waspada mewangi
putik rasa taklah pergi

bila senja sudah menjelang
sudahlah pasti malam terpinang
pada setia haru dipegang
walau terbagi tak menghilang

janganlah takut menuju seberang
berlayar sekoci dikecup gelombang
pada setia sekokoh karang
padamu padanya erat menyayang



Kopi Lampung Agustus 12 2011



BERSULANG PASTI BERSULAM


 bila bersulang pasti bersulam
 antara makna titah melanggam
 lembut mengalun elok terekam
 pengobat lara yang terkaram

 mari bersyukur akan nikmat
 terberi makhfiroh selalu tersemat
 biar jauh mata melihat
 tapi hati erat melekat

 walau lantun lewat udara
 dapat berpadu begitu mesra
 salam santun hangat mendera
 hilangkan gundah antara bara

 saudara jauh berkirim kabar
 surat tertulis sudah terhantar
 ingin bertemu harus disabar
 pasti waktu bertemu kelekar


 Kopi Lampung Agustus 11 2011




LANGGAM


 langgam terdendang merdukan nada
 larutkan jiwa ketempo silam
 lama sudah tak bersenda
 apa kabar tanya tersulam

 lama sudah panas bermusim
 kini hujan sudah merinjis
 sejuk jiwa jalenan silaturohim
 kasih Allah semakin manis

 pergi kesawah menanam padi
 janganlah lupa dalam pengairan
 eloklah kita bila berbudi
 umpat hina harus ditinggalkan

 kini sakit sudah disembuhkan
 kenangan silam sebagai pembelajaran
 mubah sumbang sudah ditinggalkan
 kini merajut amalan kesucian


 Kopi Lampung Agustus 09 2011



NASIHAT DIRI



pokok mangga lebat berbuah
masak sebiji jatuh kebumi
mari kita saling meramah
kerukunan hidup selalu bersemi

buah sukun pulen rasanya
disaji sepering di meja tamu
mari kita selalu berupaya
silaturohmi harus terus ditemu

kain merah cerah berwarna
disulam dara yang jelita
usahlah saling mengumpat menghina
supaya hidup tak menista

bila tupai memakan buah
buah masak di atas pokok
janganlah sering berbuat mubah
semunya jadi tak elok


Kopi Lampung Agustus 09 2011



SABIT KETUJUH


 pada awan begitu jauh
 hendak menyemat alam berpeluh
 sabit ketujuh datang berlabuh
 menapakan hajat barokah menyepuh

 gemintang malam kedip langit
 pagi menjemput malam berpamit
 banyak nikmat rahmat membelit
 ujian didapat semakin sulit

 embun pagi mulai turun
 mengecup hijau daun-daun
 tak sulit agenda tersusun
 bila semuanya sudah ditekun

 ufuk timur mulai menyusur
 menuju jingga pesona subur
 ingatkan diri sudah berumur
 semua kewajiban harus diatur


 Kopi Lampung Agustus 07 2011



MANFAATKAN WAKTU


semilir angin berhembus perlahan
sejuk terasa sekujur badan
amalan kehidupan sangat dibutuhkan
Alloh takalla sudah memerintahkan

pada gunung terpandang cemerlang
di pagi hari penuhlah riang
manfaatkan waktu jangan dibuang
mendapat ampuanan ramadhan terhidang

bila tangan memetik bunga
harum semerbak elok terjaga
iman takwa eratkan raga
menuju kesejukan ketentraman surga

pada siang panas surya
bias sumringah kilau cahaya
mari berserah hanya pada-Nya
harus selalu kita upaya


Kopi Lampung Agustus 07 2011



BULAN RAMADHAN PENUH BAROKAH


jalan setapak di bukit kemuning
meliku terjal sangat licin
bulan ramadhan jangan menggunjing
agar dosa tak melusin

kelapa muda terpetik tangan
segar dinikmat tika berbuka
salam ukhuwah dalam persaudaran
tangan berjabat maafkan luka

mencabut ubi di dalam kebun
tuk dibuat kolak manis
mari perbanyak amalan disusun
berbagi rizki taklah habis

tahu diisi dengan kecabah
dalam adonan tepung terigu
bulan ramadhan penuh barokah
janganlah sampai kita meragu


Kopi Lampung Agustus 06 2011




TITIK TITIK


apakah titik-titik tanda gagal
terhantar sebidang kata bengal
pada rasa cutus sambal
apakah pantun syair ditinggal

memang titik simbol berhenti
tanda koma masuk kehati
mari berbagi saling mengerti
santun menghurai harum melati

salahkah tak menyertakan titik
bila berlebih harus dibisik
janganlah membuat suasana berisik
mari bermufakat pastilah baik

apakah gerangan kawan bertandang
pada sebidang kata sayang
tittik koma jangan dipandang
gunakan seperlunya untun menghidang



Kopi Lampung Agustus 06 2011




MANIS


tertelan waktu membingkai senja
terhatur ucap begitu manja
di bilik bambu elok bersahaja
lelah tertunduk dalam puja

pada lelah selalu menjamah
tunjuk sejuk secawan getah
pada manis tertelan indah
menjunjung setiamu yang cerah

pada bunga mawar tumbuh
mekar putik tempat berlabuh
harum terhidang selalu utuh
ternikmati hilangkan angkara keruh

tangan menghantar setinggi bayang
timang lantun aksara terdendang
pesonamu selalu hadir bertandang
hadir berpeluk mimpi sanggama pinang


Kopi Lampung Agustus 05 2011




SEBATAS YANG BERAGAM


sebatas bayang selalu menyeimbang
pada paras bunga seberang
seutas temali rasa sayang
tertembang merdu suara berkumandang

hembus bayu mengajak menari
burung lincah melompat kemari
terbisikan makna kicaunya asri
pada sebidang hati memberi

memberi ruang sepikan waktu
renungkan diri selalu ditentu
pada mawar sudahlah menyatu
membingkai pengertian berpintu batu

batu pulam corak beragam
kilaunya menembus jauh temaram
ibarat kain indah tersulam
bajumu bajuku terberi ilham


Kopi Lampung Agustus 03 2011



MENYILANG TINTA


terbang melayang burung di awan
memaknai luas alam kemuliaan
bebas memberikan penilaian kehidupan
atara putih serta kehitaman

jarak menghurai bumi langit
sepanjang galah pahit membelit
syukuri nikmat jangan disulit
walau sakit tumbuh sebukit

waktu beralih purnama emas
membelai lembut dalam membilas
kasih sayang begitu jelas
makna tertuju selalu memperjelas

selembar kertas hitamnya tinta
menyilang putih sebagai peminta
sudahlah bersergera rasa tertata
terhidang cerah setitik pelita


Kopi Lampung Agustus 03 2011



SELEMBAR KERTAS


antara pekat malam berwarna
biru berpadu corak hitam
bias aksara penuh pesona
elok terus tersulam kalam

pada kertas seloka tertulis
hitam bermakna dalam putih
terberi kasih begitu manis
taklah hilang bila perih

jauh bintang di atas langit
berdaping sabit menuju purnama
kasih sayang berdamping pahit
dalam hidup selalu menjelma

bila biru laut berpulau
hijau daun bunga berseri
pada mawar aku terpukau
membingkai makna dibilik diri


Kopi Lampung Agustus 02 2011

Mufakat Mesra & Cahaya Sabit

CAHAYA SABIT


terhantar secarik rengkuh bayu
hangatkan peraduan di malam sepi
pada pantun dendang mendayu
menghurai gelora ingin menepi

pada bulan sabit menerbit
menapak suci cahaya lebut
hangat peluk erat membelit
cumbu desah selalu turut

cahaya sabit membelai mayang
rambut tergerai bak selindang
satu lima pokok menyayang
meranggas bersemi sejuk terpandang

ayu paras bunga mawar
senyum berseri jauh di seberang
santun merdu selalu terdengar
bait baitnya sudah terpinang


Kopi Lampung Juli 31 2011




MUFAKAT MESRA


bila tekukur singgah di dahan
melihat padi menguning di sawah
mari bersyukur atas kenikmatan
yang terberi janganlah resah

daging sapi lemak diseruding
semur jariang sebagai pengingat
elok beruding duduk berdamping
pecah risalah menuju mufakat

kain tapis kain pelikat
coraknya indah begitu megah
bulan merahmat sudah mendekat
mari perbanyak amalan ibadah

buah durian berbuah banyak
harum wewangi mengundang selera
janganlah gaduh membuat rusak
ikut kesejukan jiwa mesra


Kopi Lampung Juli 30 2011

Dalam Timang

DALAM TIMANG



kumandang tembang bergemuruh gelombang
terharungi selat sunda menyeberang
salam malam dalamlah timang
pulau lampung aku bertandang


bandar bakauheni sudah menyambut
senyum siger sangat lembut
cahaya lampu menusuk kabut
membingkai malam munajat tersebut


terhuarai malam bercengkerama tikar
gemintang berkedip dalamlah samar
pada bayu terhantar kabar
sakitmu lirih selalu terdengar


dalam timang selalu disenandung
kasihmu selalu sejuk berpayung
syair suci elok terlarung
tuk kesembuhanmu selalu tersanjung



Kopi Lampung Juli 26 2011

Embun Pagi

EMBUN PAGI



sejuk setitik di pucuk daun
membisik risalah pagi menyapa
tertulis rasa selalu melantun
pada bunga jauh berupa


saga merona timur mempesona
membingkis manja hangat terasa
pada bayang menuju nirwana
terpeluk mata santun berbisa


purnama pagi cerah bermakna
setali uang membili pinang
sekapur sirih tertulis pena
bertitah perintah menyusun sayang


bila hendak mengukir kayu
tentukanlah serat yang baik
bila hari dikecup bayu
pastilah elok dalamlah bisik



Kopi Lampung Juli 24 2011

Juli 22-23 2011

JIWA FAKIR


kapal sudah melempar sauh
sandar di bandar sudah terberi
jiwa religi harus dikayuh
niscaya hidup selalu berseri

hantarkan diri fakir berbeban
sambut cahaya Ramadhan kemulian
ringankan batin dalam keimanan
menggapai barokah-Nya sepanjang zaman

bila dendam selalu diperam
diri mati dalam persaudaraan
eloklah bara harus direndam
supaya sejuk dalam kebahagian

silap ucap lontar amarah
pada sepucuk putik bunga
mohon maafku dalam berserah
pada semua saudara sekeluarga


Kopi Lampung Juli 23 2011



SAKBAN



purnama sudah  berlalu jauh
angin mengecup putik pagi
embun sejuk sudah berlabuh
menjemput dahaga daun mewangi

bulan sakban akan habis
berganti Ramadhan penuh barokah
perbanyaklah amalan yang manis
supaya tak menangis kalah

berbilah rumpun bambu terbelah
dibuat anyaman pembatas bilik
mohon maaf segala salah
oleh silap ucap mengusik

dalam lantun ayat berlarik
merdu mengalun darilah surau
salam santun selalu terbisik
pada saudara diseberang pulau



Kopi Lampung Juli 22 2011

Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina

SEKAR LANGIT MEMBINGKAI JINGGA



selindang pelangi indah merona
jingga tersenyum di ufuk sana
berjauh pulau dalam pesona
sekar langit bersatu makna

rinjis hujan datang bertandang
hilang senyum senja menhilang
anggun sekar langit terpandang
cinta mulai bersemi sayang

sekar langit cahaya purnama
antara rinjis tersebut nama
pada sekar terhantar rima
tentang rasa hangat menjelma

putik bunga tangkai bersanding
harum semerbak sudah tersunting
cinta merunduk padi menguning
pada sekar hati bersanding




Kopi Lampung Juli 16 2011




TERHANTAR DOA


hantar tidur bertilam kubur
hangat dingin dalamlah dengkur
salam malam rindu terhulur
pada kawan ucap terhatur

bila malam rabah keufuk
saga merona dalam bertajuk
bila bertandang pastilah sibuk
merayu alam sukar dibujuk

bila susah dapatkan tikar
cari saja koran dihampar
bila terhatar daoa berkabar
semoga sihat selalu tersebar

pada angin terhatur pinta
jauh jarak antara mata
mohon maaf antara nista
menuju cintaNya sebagai pelita


Kopi Lampung Juli 16 2011




TANGAGL LIMABELAS


sekar langit berayun senandung
tangagal limabelas berpayung sanjung
bersemi putik bunga mengurung
berseri bahagia di taman ujung

tanggal limabelas juli tertegur
dua ribu sebelas terhatur
pada daun hijau menyubur
harum semerbaknya selalu menabur

selayang pandang wajah terpandang
ayu rupawan selalu terbayang
putik bunga selalu terpegang
rasa hangat selalu terhidang

kini terjalin dua samudera
antara pulau dua negara
walau berjauh tetap mesra
saling menghangat jiwa membara


Kopi Lampung, Juli 15 2011





AKU PENYUAP



lantun peluit berdendang pikat
ketika lampu merah terlewat
sebelum biru pilu menyemat
tawar menawar tak telat

polisi menasihat begitu keramat
jangan sering merah dibabat
malam itu laju melesat
kuda besi pengereman terlambat

ahirnya damai sidang di tempat
ceban cukup ganjalkan nikmat
aku penyuap yang hianat
menabur dosa semakin sesat

dosa berbagi seperti karat
lekat melekat besi berkilat
hukum murah debeli laknat
bagi uang juru selamat



Kopi Lampung, juli 13 2011

Kamis, 24 November 2011

Gadis Mengecap Madu

GADIS MENGECAP MADU


senyum manis surya menipis
di putik kembang selasih berseri
paras ayu embun menangis
pada bingakai hari terberi

bila embun luruh ke bumi
bumi dahaga tak usai
bila benih mulai bersemi
gadis mengecap madu melambai

melambai nyiur di tepi pantai
buih mengecup bibir pasir
luah hati sudah terhurai
menyesap madu yang mengalir

mengalir air hulu kemuara
riak terdiam gelombang terkaram
alam bijak selalu mesra
pada penghuni yang menyulam


Kopi Lampung Juli 12 2011

Lain Lubuk Lainlah Ikan

LAIN LUBUK LAINLAH IKAN


lain lubuk lainlah ikan
lain pula dengan kedalaman
bila kasih sayang ditemukan
itulah simbol dari kebahagian

lain lubuk lainlah ikan
asin payau tawar membedakan
cantik hati sangat menawan
iman takwa harus diutamakan

lain lubuk lainlah ikan
ikan sepat tak di lautan
rugilah hidup dalam tatanan
bila tak sanggup memanfaatkan

lain lubuk lainlah ikan
daratan air banyak perbedaan
dalam hidup saling membutuhkan
ciptakan kedamaian alam diutamakan


Kopi Lampung Juli 10 2011

Lekatkan Cinta

LEKATKAN CINTA


biarlah dahan tumbang melintang
dari pokok luruh ke bumi
sabarlah dahulu sayang di seberang
jangan goyahkan cinta bersemi

bersemi bunga di senja hari
berselindang pelangi penuhlawah warna
senyum manis harapan terberi
berjumpa kelak penuhlah pesona

pesona saga lembayung jingga
rebah di ufuk namanya barat
cinta rindu selalu terjaga
padamu kasih sayangku melekat

pokok karet getahnya putih
di ambil pagi sampailah petang
berjauh cinta memanglah perih
berjumpa kelak pastilah girang


Kopi Lampung Juli 2011

Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina

SI TUKANG TULIS


tulis si tukang tulis
indah beruntai kata berkata
sajikan isi hati memanis
kadang tangis juga tertata

kunci jawaban selalu gaib
seperti air datang menenggelam
jawab tak jelaskan nasib
semuanya menjadi selubung kelam

corat coert kata tergores
juntai mata lelah menatap
nikotin kafein selalu beres
sajikan tawaran sebagai pelengkap

hasil puisi sudahlah pasti
perenungan usia indah berisi
pada putik putik hati
berbilik cinta sudah terrealisasi


Kopi Lampung Juli 10 2011



KELAM TAK SEGARIS HUJAN


pada malam berselindang bayu
remang gemintang merendam bulan
syair pusi mendayu-dayu
tawarkan minda tuk menyimpan

bila malam tak berbulan
garis tak terlihat menyulam
syair dan puisi menyajikan
luka bahagia selalu terekam

bukti malam selalu menggairahkan
pada bilik perenung minda
dalam paparan pasti disebabkan
ladang hati membusung dada

bila malam tak berbulan
pastikan pelita tuk penerang
minyak jarak pasti memberikan
walau lelah di hujung tandang


Kopi Lampung Juli 9 2011



HARAPAN


taman safari bejalan sendiri
banyak mendapat senyum manis
sudah berhati membawa diri
cinta melekat tak terkikis

sungguh sejuk semilir bayu
hadir membelai tubuh berpeluh
dinda berdendang merdu mendayu
budi pekerti elok terseduh

rumput ilalang banyak di ladang
bunganya putih sejuk dipandang
rindu kanda sulit dihadang
menuju dinda pasti bertandang

dendang bayu di pucuk nilam
hantarkan mimpi dalam kehangatan
hendak kanda datang menyulam
pada dinda harpan kebahagian


Kopi Lampung Juli 08 2011



PENYAIR


penyair selalu bergulir kehilir
menuju hulu dan muara
malam ini hamba hadir
parkirkan rasa dalam bara

bila pucuk hijau muda
dahan kokoh selalu menyangga
kau penyair lapang dada
pekerti budi elok terjaga

bila padi masih muda
bila tua ia merunduk
penyair elok selalu meminda
membirkan dalam makna bertajuk

mengayuh jukung sampai ke bandar
lelah mendayung rehat sebentar
kau penyair yang sabar
ikhlas memberi ilmu disebar


Kopi Lampung Juli 08 2011



INSTRUMEN ALAM


instrumen malam berbagi diam
pada layap layap bersulam
antara mantra wangikan alam
limpahkan barokah di daun nilam

esok pagi embun menyegar
ingatkan hidup berbagi sandar
pada ahlak muala tegar
hadapi semua yang hambar

sambut surya datang bersalam
ufuk timur berbalas salam
semua saling bertajuk diam
jalenan hangat tubuh terperam

siang menjelang ubun terbakar
pitutur harus selalu disabar
menuju siang senja melembar
saling melengkapi denganlah gelar


Kopi Lamung Juli 08 2011



PENJELAS


surya kini telah meninggi
di atas ubun terpanggang panas
kata tak bertemu mewangi
hanya itu sebagai penjelas

pukul dua belas menjelang
waktunya rehat makan siang
pengganti kata tak menyayang
puisi hati selalu bercabang

cabang tiga di simpang tiga
bukit kemuning palembang lampung
salam santunku selalu terjaga
pada saudara aku termenung

termenung bukanlah sembarang termenung
hayal jumpa memtik mangga
maafkan hamba asal bersenandung
mohon ijin memetik bunga


Kopi Lampung Juli 07 2011




SAMPAI


sebuah titik menuju jenuh
aliran gelombang taklah penuh
sampai berkeping enggan berlabuh
angin lagi malas bersetubuh

sampai sudah hari tertuduh
bulan berganti tahun ditempuh
sudah banyak keluar peluh
jernih tersulam oleh keruh

sampai kapan terus mengeluh
pagi menjelang senja meluruh
batasan hidup pastilah rapuh
nikmat berkurang darilah tubuh

sampai saatnya kita menabuh
hantarkan jiwa tuk bersimpuh
jalankan hening janganlah gaduh
menuju puncak yang kukuh


Kopi Lampung Juli 07 2011




PERNIKAHAN KERAMAT


surya pun rebah kebarat
gelap sebentar mengecup hangat
wajah kita saling bernasihat
pada jelenan kisah nikmat

kepuasan senja pernikahan keramat
pada saga mengucup semangat
hikayat hidup selalu disemat
pastilah bahagia tak berhianat

bila bunga berselindang pelangi
senyum berseri ramah terbagi
semua tersesap bayu mewangi
hendaklah kita harus kunjungi

bila bunga berganding senja
pernikahan keramat di atas meja
batin bersaksi sujud berpuja
hilangkan kisaran nista bersahaja


Kopi Lampung Junli 06 2011



CARILAH MANFAAT


panjang pendek intonasi suara
merdu melanggam semakin mesra
sentuhan jiwa panas membara
pastialah bernaung santun saudara

janganlah marah bila tersengat
dalam kata muatkan sifat
rangakailah aksara dalam berhayat
supaya penikmat banyak terpikat

carilah manfaat tuk diguna
secarik kertas hitam berwarna
banyak sahabat banyaklah warna
syukuri hidup menuju pesona

merah mengakal si buah pepaya
luruh kebawah terkena paya
mari kawan kita berkarya
langgamkan rasa dalam berbudaya


Kopi Lampung Juli 05 2011



PADANAN UCAP SERPIHKAN MAKNA


padanan hitam belumlah hitam
padanan putih banyak tenggelam
imbangkan hidup dalam menikam
serpihkan makna harus disulam

padanan ucap belum bermatabat
padanan hianat belum menikmat
hendak menuju ingin melakat
apalah daya selalu tersengat

padanan mimpi untuk menyata
padanan nyata mimpi menata
hantarkan risalah dengan pelita
tunjukan sabar ikhlas dipinta

padanan hidup mati menjelang
padanan surga neraka bertandang
nafsu jiwa harus diimbang
syair suci harus dikumandang


Kopi Lampung, Juli 05 2011



ABU-ABU BERCORAK HITAM


bait demi bait tersulam
narasikan hati selalu terdiam
gelombang rasa terus melanggam
pada lautan daratan bersalam

abu-abu bercorak hitam
pagi siang menjemput malam
bisik kemesraan pada pualam
jauh berseberang antara alam

abu-abu berganding warna
hitam merah dalam pesoana
pada mawar taman terbina
bersemi indah di senja merona

abu-abu kerkerudung anggun
senyum teruntai aksara besantun
pada mawar jiwa menuntun
tafsirkan makna menuju rukun


Kopi Lampung, Juli 04 2011

Rinjisan Hujan Di Taman Monas

RINJISAN HUJAN DI TAMAN MONAS


kenangan dua tahun silam
rinjisan hujan sejuk menyulam
berputar kaki berteduh malam
hangat terberi tangan segenggam

tugu monas antara rerumputan
saksikan kebisuan dua badan
awal kemesraan dalam berpelukan
hangat terasa jiwa pendaran

sebuah nama selalu didendang
tertulis syair bila bertandang
pada siang malam terhidang
pena meminda jalenan sayang

angin berhembus tulang tertusuk
membingkai rasa raga lapuk
kini berjauh kota menyibuk
di sana hati mmanis tereguk


Kopi Lampung Juni 28 2011

Rabu, 23 November 2011

Syair

GEMERICIK AIR


jendela senja terdekap malam
pesonanya mulai luruh terdiam
usia bertambah terus menyulam
nikmat terkurangi lumpur merendam

regang sawah petani menanam
mengendap rumput busuk di dalam
gemericik air menuju kalam
basuh pokok yang suram

hijau terhampar berjauh tangan
pupuk berhasil menuju keindahan
menguning runduk padi ketawadhuan
sepoi angin sejukan kedudukan

tuai padi harus dilaksanakan
sebelum tikus mendahului pangan
pengerat senja dapat dihindarkan
perangkap-perangakap segera hilangkan


Kopi Lapung Juni 27 2011





JENDELA SENJA


separuh hidup sulur menempuh
semuanya berlabuh dalam pengaruh
adakah senja ronanya melepuh
membentuk selindang pelangi luruh

jendela senja tinggalkan nama
lekat lumpur keramat purnama
laskar kemboja sudah menjelma
membingaki warna merah delima

jendela senja berayun pelangi
selindang langit membumbung tinggi
amalan hidup taklah wangi
busuk bangkai selalu menyambangi

jendela senja hilang penerang
tak ada seimbang bayang
tuntunan hidup mulai menghilang
nafsu nikmat selalu menjelang


Kopi Lampung, Juni 27 2011

Lambaian Negeri Lampung

LAMBAIAN NEGERI LAMPUNG


senandung seruling gembala mengalun
di hampara hijau rerumputan dusun
kubu banir tempat melamun
membingkai harap elok tersusun

pardasuka kubu banir tertegun
ranah lahir yang anggun
banyak kisah selalu mengubun
semua memberi cerah penuntun

kabupaten pringsewu membingkai santun
kota walet bangkit membangun
hasil bumi sawah kebun
kopi lampung hilangkan pikun

negeri lampung pastilah sopan
tapis berseri adat rupawan
tari sembah sambut kecerian
tamu seberang pasti tertawan


Pardasuka lampung Juni 2011

Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina

TERBITLAH CERAH


aksara tercipta karena ada
bermakna berselindang pelangi rupa
semua saling melengkapi minda
saling bertugur membingkai sapa

aksara tercipta karena rasa
hati bergemuruh suci membara
memberikan ruang selubung angkasa
pada ketenangan cinta mesra

aksara tercipta seperti mega
bergulung ada dan fatamorgana
seperti air mata terjaga
pada firman Tuhan mempesona

aksara tercipta penuhi muara
hulu berikan pasokan merata
pada kehidupan merdu suara
menuju bilik Tuhan tercinta


Kopi Lampung Juni 2011




PERSAHABATAN DALAM PERSAUDARAAN


angkat jerami banyaklah lipan
jalan merayap tersendat sendat
terimakasih kembali hati berjabatan
dari negeri lampung memikat

ranah lampung lahir bermatabat
sepercik embun di pagi hari
semoga persaudaraan semakin erat
mengisi jalenan hati terberi

memberi sepucuk sirih di dulang
taklah lupa gambir sekapur
pekanbaru jauh mata memandang
pada sahabat santunmu subur

negeri lampung gerbang sumatera
bandara bakauheni elokmelambai
ranah jawa tertinggal sementara
balek kampung rindu terhurai

kebaya elok berwarna ungu
elok berenda bunga melati
semoga sihat selalu menunggu
persaudaran lekat di jantung hati

bila telur matang dihidang
pada sanak kunjung bertandang
semoga sihat umur menjelang
insya Alloh bertemu pandang

mengail ikan di tepi muara
muara jambi singgah di pekanbaru
berbalas pantun santun saudara
jelanan hati selalu membiru

guan biru wanannya cerah
dikenakan dara dari melayu
senja ini semakin meriah
berbalas pantun pusaka mendayu




Pardasuka Lampung Juni 27 2011




BANDAR BAKAUHENI TERUNTAI CINTA


bandar merak si bandar bakauheni
jau berjarak pesisir pantai
gadis lampung selalu menemani
senyum manisnya selalu teruntai

bakauheni bandar penyeberangan laut
menuju bandar namanya merak
memang hati sudah terpaut
walau berjarak tetap berahlak

bandar merak sudah terjemput
sandar feri turunlah jangkar
berjauh jarak cinta tersebut
setiap hari berkirim kabar

dari bandar merak berlalu
menuju timur kota tangerang
berjauh jarak tidaklah pilu
setia cinta tak bercabang


Kopi Lampung Juni 26 2011




KOTA BERADAT

mengalun merdu suara bergema
assalam muallaikum selamat siang
terhatur pantun tersebut nama
pada puan tuan berdendang

bunga selasih di tepi perigi
samping perigi hijaunya taman
pekanbaru senandung semakin wangi
pantun dilatun menyantun kawan

kota beradat banyaklah ragam
taman budaya hiburkan jiwa
riang hati selalu tersulam
pantun gurindam santun wibawa

bandar lampung kotalah tapis
adat tradisi selalu terjaga
mari berpantun denganlah manis
sejukan rohani segarkan raga

Kopi Lampung 25 Juni 2011



SEBAIT LARA


antara luka dan bara
sebanding air didihkan lara
usah terpasung dalam mesra
galihlah setitik hilangkan prahara

antara luka dan rasa
merasuk di bilik jiwa perkasa
nak mendekap tak kuasa
hilang jalenan hati dimangsa

antara luka kelam cahaya
sirna setangkup tak berjaya
usah hidup selalu terpedaya
risalah hidup semua cubaan-Nya

antara luka yang menganga
rimbun sepokok taman berbunga
iman takwa harus dijaga
menuju kasihNya di dalam surga



Kopi Lampung, 24 Juni 2011

Karmina

RUNCING

tautan kayu api membara
kita semua adalah saudara

membentang luas biru samudra
satu rumpun haruslah mesra

bila hendak pergi memancing
kata kata usah di runcing

bambu runcing berperang tanding
mufakatlah kebaikkan elok bersanding

jatuh batu jauh terdampar
sua saudara duduk setikar

biru alam elok tergambar
budi baik harus disandar


Kopi Lampung Maret 23 2011



GEMURUH


pagar laut menjulang gunung
terkulai bumi tsunami mengurung

biru hijau angin bersenandung
sesalan hidup harus diusung

gemuruh gelombang dari samudra
gurau melantun sangatlah mesra

kuat gelombang lemah mendera
lembut gemulai sejukan bara

puteri malu sipu tersibak
mari semuanya kita berjingkrak

tangkai bunga wangi dikelopak
harus dijaga dengan serentak


Kopi Lampung Maret 23 2011


Di Teras Masjid

Di Teras Masjid
mengadakan pertemuan