PERANG
bila berlayar di selat sunda
singgah di seberang di tepi bandar
sampai rumah berperang minda
apalah daya diri bersandar
sandar linggis di tepi dinding
di tepi teras ada lipan
sungguh asik berperang guling
terlepas makna dalam kenikmatan
bila linggis buat mencangkul
manalah mungkin bisa terlaksana
habis semua setelah unggul
diri memandang wajah pesona
bila ada ladang yang kering
musim kemarau selalu hadir
jangan suka membuat pusing
bila tak mahu disindir
Kopi Lampung November 30 2011
SELOKA KATA SENYAWA
oh.. begitu nyaman surya
hadir memberikan ruang hangat
taklah ia ingin memperdaya
semuanya terpenuhi dalam semangat
sajak oh sajak nikmat
aksara tertata terbata-bata
sopan pasti akan selamat
menuju generang gelep pelita
sajak oh sajak seloka
asik bergema penuh irama
kuntum putik kini terbuka
hadirkan keberkahan sebuah nama
sajak oh seloka bertahta jiwa
nadi mengalir darah raga
semuanya tumbuh kata senyawa
mutiara harus selalu dijaga
Kopi Lampung November 30 2011
Fitrah Jiwa
Kerukunan
KERUKUNAN
Benarkah negara ini berketuhanan
setahuku hanya sebuah kerukunan
Benarkah makmur negara berkerukunan
dapat dilihat dalam kebersamaan
Dapatkah kedzoliman segera dihilangkan
cuma dapat diseimbangakan badan
Bisakah keseimbangan badan didapatkan
dengan iman dan ketakwaan
Bisakah kerukunan dapat terwujudkan
janganlah sampai saling merugikan
Bisakah kerugian dapat dihindarkan
hanya pengertian sebagi batasan
Bisakah batasan kerukunan dipersatukan
semuanya bisa dipertemukan diperundingan
Benarkah perundingan awal kebahagian
semua harus mematuhi peraturan
Kopi Lampung Tangerang Mei 16 2011
Nasihat
GURINDAM NASIHAT
Benarkah nasihat penyelamat umat
baik untuk kita menghayat
Benarkah nasihat temali menjerat
mari renungi yang melekat
Benarkah nasihat mengandung nikmat
haruslah syukuri sebelum sekarat
Benarkah nasihat diperuntuk rakyat
mata hati harus melihat
Sebenarnya nasihat sangat keramat
sekujur tubuh hendaknya diingat
Benarkah nasihat bukan penyelamat
bila banyak yang berhianat
Benarkah nasihat rugikan umat
harus renungkan jabaran dualat
Benarkah nasihat sambaran kilat
setajam belati darah memuncerat
Kopi Lampung Tangerang Mei 14 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
TAHAJUD
duduk bertimpuh dua sujud
melembar doa lima tahajud
sujud bersembah pada Pencipta
lima tahajud menuju tahta
tahta biru bunga seroja
putik mahkotaNya sempurna memanja
memanja hambaNya iman taqwa
selalu mengerat pesona wibawa
Kopi lampung Januari 2011
NIKMAT KEHIDUPAN
bergulung air menuju muara
hancur berkeping batu membara
muara kasih sempurna bergelora
membara dekap luruh suara
berayun mesra kera di pohon
rindang mahoni sejuk memohon
pohon cintaNya merata mesra
memohon barokah semanis nira
jentik ulat kepompong mengait
di dahan srikaya juntai berkelit
mengait hidup jangan menyulit
berkelit tak patut menyempit
budak bermain bisik membisik
tepak manapak sangat asik
membisik makna usah mengusik
sejuk iman semakin berderik
semilir angin membelai api
lemas terkulai di sudut sepi
api membakar dalam mimpi
sepikan dingin nikmat menepi
kayu cendana elok di pahat
harum wanginya sangat memikat
pahat ilmu olehmu sahabat
memikat aksara makna didapat
asam di gunung ubi di ladang
surya di langit cahayanya terang
ladang iman taqwa didendang
terang menuju jalanNya dihidang
rumput berdoa sujud padaNya
tanah bertasbih memohon cahaya
padaNya kita bermunajat cinta
cahaya barokah selalu tercipta
Kopi Lampung Januari 11 2011
Mengenai Saya
- Yandri Yadi Yansah (pantun dan syair)
- hidup adalah berkesenian menuju keindahan santun yang Allah Swt ridhoi dan mencintai kematian sebagai sumber kekekalan
Pengikut
Total Tayangan Halaman
Arsip Blog
-
▼
2011
(123)
-
▼
November
(117)
- Seloka Kata Senyawa & Perang
- Bersantun Sesaat
- Bersolek Mahkota November 2011
- BERHIMPUN PANTUN
- Oktober 2011
- September 2011
- Agustus 2011
- Mufakat Mesra & Cahaya Sabit
- Dalam Timang
- Embun Pagi
- Juli 22-23 2011
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Gadis Mengecap Madu
- Lain Lubuk Lainlah Ikan
- Lekatkan Cinta
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Rinjisan Hujan Di Taman Monas
- Syair
- Lambaian Negeri Lampung
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Jarak Kasih Sepanjang Taman
- Menuju Amanah
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Budaya Nagari Nusantara
- Wajah Di Balik Kerudung
- Aku Katakan
- Bunga Kopi Merenung
- Kado Yang Diterima
- Kopi Rookok Yang Tak Terpisahkan
- Terik Surya Selat Sunda
- Nyiur Di Taman Pesisir
- Janda Kembang Setaman & Mencari Jati Diri
- Pantun Memecah Gundah
- Pantun Alunan Jiwa
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Pantun Warna Warni
- Ahir Bulan
- Manis Dan Wangi
- Kumpulan Talibun
- Syair Jari Berkuku
- Bolong
- Kilat
- Rima Senada
- Tandangmu
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Mengaji Dalam Berbudi
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Nikmat Illahi Yang Terberi
- Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
- Se Pokok Cempaka
- KADO SANG TERDAKWA SUDAH TERBIT
- Enam Kerat
- Antara Tangerang Lampung
- Gamang
- Bejatku Bejatmu
- Rinjisan Hujan
- Di Hari Jadimu
- Kikis Semua Sesat
- Do'a Dan Barokah
- Di Hari Pernikahanmu
- Putik Hayalan
- Lamun Berkerun
- Negeriku Indonesia Tercinta
- Berpijak Rima
- Untuk Ibunda Ayahanda
- Sepucuk Dalam Tajuk Berijuk
- Renungan Hayat
- Pantun Siang Tuk Juwita
- Rangkuman Pantun
- Pantun Aksara Jiwa
- Selindang Pelangi
- Pantun Rang Bujang
- Pantun Adalah Seni
- Pasukan Tuhan Si Ulat Bulu
- Rima Si Badan Berbulu
- Hujau Berkabut
- Suram Memburam
- Rima Dalam Duka
- Nisa Wulan Safitri
- Antara Titik
- Tangismu
- Tersurat
- Aku Adalah Kain Lap
- Tafsir Senyum
- Senandung Kopi Lampung
- Lupa
- Serumpun
- Puncak Nafsu
- Kumpulan Pantun
- Kemarau Hati
- Rayuan Selat Sunda
- Seimbang
- Bumbu Hidup
- Hitam
- Surya Memanaskan Bantal Guling
- Usah Diucap
- Ubi Rebus Secawan Kopi
- Mengenang Kekkasih
- Pasir Dan Jejak Kakimu
-
▼
November
(117)
Kumpulan Karmian Dan Gurindam
SUMBU
mungkinkah kaki bertumpu satu
hidup menuju harus ditentu
benarkah tangan di atas membantu
luaskan minda usah dibuntu
bila olehmu hitam bersumbu
jagalah nafsu iman dibumbu
bila olehmu hancur berdebu
ingatlah amanah dari ibu
Lampung, 24 Mei 2011
UMUR
benarkah lupur bermakna subur
dapatkanlah olehmu manfaat umur
benarkah mabuk meminum anggur
amabillah intisari yang dianjur
benarkah sakit sebuah tegur
semua kepastian sudah diatur
carilah olehmu obot manjur
hanyalah do'a penyembuh umur
Tangeang, 23 Mei 2011
Terlepas
TERLEPAS
Menulis makna di pucuk saga
Lembut membelai elok mejaga
Lima sekawan bertajuk duka
Kelembutan hati tercabik luka
Rona saga menanti tinta
Kembara kata terhapus cinta
Murung pula langit bermega
Kancing terlepas baju di raga
Kopi Lampung Maret 25 2011
Selasa, 29 November 2011
Senin, 28 November 2011
Bersantun Sesaat
BERSANTUN SESAAT
masak pindang ikan sembilang
harus dibagi bersama tetangga
maafkan saya lama menghilang
karena sibuk capailah raga
ikan sembilang katakan sembilang
dibikin sate harus dirajang
taklah mungkin kejanda seberang
takut isteri hilangkan sayang
memang adik sibuk menjamu
terkena diri menggali keramat
wahai abang teringat pesanmu
taklah mungkin adik berhianat
minum secawan si kopi lampung
disuguh istri tika pulang
maaf abang kerjaanku mengurung
ini sesaat aku bertandang
bila hitam katakan hitam
jangan putih katakan merah
aku sekejap berkirim salam
hilangkan penat untuk meramah
kini malam makin melarut
pucuk selasih hilangkan bayang
untuk abang kawan tersebut
salam sayang selalu terjelang
Kopi Lampung November 25 2011
masak pindang ikan sembilang
harus dibagi bersama tetangga
maafkan saya lama menghilang
karena sibuk capailah raga
ikan sembilang katakan sembilang
dibikin sate harus dirajang
taklah mungkin kejanda seberang
takut isteri hilangkan sayang
memang adik sibuk menjamu
terkena diri menggali keramat
wahai abang teringat pesanmu
taklah mungkin adik berhianat
minum secawan si kopi lampung
disuguh istri tika pulang
maaf abang kerjaanku mengurung
ini sesaat aku bertandang
bila hitam katakan hitam
jangan putih katakan merah
aku sekejap berkirim salam
hilangkan penat untuk meramah
kini malam makin melarut
pucuk selasih hilangkan bayang
untuk abang kawan tersebut
salam sayang selalu terjelang
Kopi Lampung November 25 2011
Bersolek Mahkota November 2011
MUTIARA NOVEMBER I
sudah bertimang kasih sayang
hangat memagar pesona kehidupan
syukur terpanjat selalu dikumandang
pada mutiara hati rupawan
rupawan hati semoga bertandang
bersolek rapih di dalam pusaran
tunduk sujud Allah menyayang
pastilah hidup penuh kebahagian
kebahagian pendamping waktu berpanjang
suatau saat maut terberikan
kasih cinta selalu terpegang
cahya mata selalu menerbitkan
biar purnama sejuk mengambang
engkaulah bajuku elok dikenakan
taklah kanda mata keranjang
semua godaan bisa dihilangkan
Kopi Lampung November 22 2011
MUTIARA NOVEMBER II
sulur bunga membentuk kelopak
kuncup mekar kini menampak
panas dingin akankah mengerak
bila hari tak berjarak
padamu bunga mekar merah
hijau daunnya begitu cerah
tersebar akar bumi bermadah
subur benih semoga megah
megah mahkota mahkota bunga
benang sari siluet jingga
mekarmu akan terus terjaga
kantung iman elok di raga
berjaga hari harus dipahat
pedoman bunga harus diingat
harummu abadi pati tersemat
bila patuh dalam nasihat
Kopi Lampung November 23 2011
KEKASIH PENDAMPING HIDUP
mata menyulam kasih sayang
pendar kehangatan lepaskan bayang
rintik menitik melaju terang
kokoh segala uji menghadang
padamu kasih cawan tersulang
membentuk kenikmatan hari mengembang
selamatan doa selalu tertembang
di hari keberkahan yang bertandang
padamu kasih hadir mengambang
aku curah semua sulang
kita berbagi tunggal bersandang
mengasuh permata hati ditimang
putik dua-dua senyum cemerlang
november hadir pasti berkurang
mempererat segala eratkan pegang
hangat bahagia pengertian memanggang
Kopi Lampung November 22 2011
GARUDA MUDA DAN HARIMAU MUDA
kepakkan sayapmu terbang di awan
merahkanlah perjuangan menuju keberhasilan
berjuanglah dengan semangat pertarungan
pasti bisa semua diwujudkan
doa pendukungmu selalu mengawan
di langit penjuru indonesia mengikhlaskan
garuda muda kau buktikan
perjuanganmu selalu mendapat dukungan
harimau malaya lawan sepadan
garuda harimau saling menunjukkan
kemumpunian harimau sudah dirasakan
garudaku berlatihlah dengan kekalahan
mengasah kemampuan tuk keberhasilan
masih banyak hari kebaikan
mewujudkan cita menuju kejuaraan
pastilah lawan bisa ditaklukkan
Kopi Lampung November 21 2011
ANGAU MENGGEDIK BUNGA
bila tuba sudah ditebar
air melarut membentuk gelombang
elok meraba hati disandar
pada sepokok bunga berkembang
tuba bukan sembarang tuba
tuba diberikan di dalam bilik
janganlah suka diri mencuba
bila rangsangan puja menggedik
gedik bukan sembarang gedik
badik terselip di samping pinggang
asik nian dendang mengusik
fisik bunga elok dipandang
pandang taman luas terbentang
ada kolam jernih berkilau
manis parasmu selalu terbayang
membuat diri semakin angau
Kopi Lampung November 14 2011
TERSUSUN
udang terjepit di selal batu
airnya tenang mengalir deras
kini saatnya rindu bersatu
setelah surat sudah terbalas
selat melaka pemisah sumatra
selat sunda begitu juga
berbalas surat terbaca mesra
sucilah cinta selalu terjaga
buah mengkal semakin ranum
matang di tangkai sangatlah manis
mari memohon dengan bersenyum
hilangkan segala penyebab tangis
pokok pakis bersangkul indah
hijau merekah di tengah kebun
wajah yunda semakin merekah
selalu cerah elok tersusun
Kopi Lampung November 12 2011
DARA DARI MEDAN
usah menyerah sebelum lelah
mari kita salaing meluah
masih banyak aksara pepatah
marilah kita saling meramah
usah malu usah sembunyi
taklah hamba akan mencari
sungguh merdu yunda bernyanyi
akan ternanti bertemu putri
putri medan sangatlah cantik
kenakan kerudung begitu anggun
bolehlah hamba tuk melirik
sekalian bedendang dalam pantun
tersemai bunga senyumnya sayu
terbelai embun dipagi hari
bukan niat hamba merayu
tapi puan terus berseri
Kopi Lampung November 07 2011
COLEKAN SI BUNGA KUNYIT
menyeberang pulau ke kota sampit
jangan luppa kekota makasar
adikku cantik si bunga kunyit
colekanmu membuat aku bersandar
sandar perahu di tepi bandar
ramai sanak lalu lalang
aduhai lama tak berkabar
colekanmu membuat mabuk kepayang
daun ketapang si daun waru
hijau warna bentuk berbeda
colekanmu membuat abang terharu
bayangmu selalu ada diminda
laut makasar nyiur melambai
pasirnya putih elok terhampar
senyum manismu selalu melambai
bak bunga selalu mekar
Kopi Lampung November 04 2011
BERSOLEK MAHKOTA I
berlesung pipit si gadis melayu
jernih mata si gadis jawa
dendangnya semakin mendayu-dayu
taklah layu terbawa jiwa
kain songket si kain pelikat
sulam tapis jari jelujur
rayuan hidup semakin lekat
hiaslah hati dengan jujur
secawan kopi sudah tersuguhkan
kental hitam harum mewangi
berkasih hidup tentukan tujuan
bahagiakan diri untuk berbagi
ramah santun penghuni nusantara
luas terbentang ranah menyubur
ikhlaskan hati menuju sejahtra
cobaan hidup adalah penghibur
Kopi Lampung November 05 2011
BERSOLEK MAHKOTA II
bila peniti tajam menusuk
tusuk jelujur kainlah tapis
mari terus berpantun khusuk
sastra melayu pastilah manis
bila bertamu berucap salam
salam terbalas denganlah ramah
pantun jiwa harus disulam
gurindam hati harus diperindah
berbagi rizki pada si miskin
hukum wajib setiap insan
sastra lama harus dimungkin
lestarikan budaya yang diwariskan
pergi kemaleka bersama kawan
bertamasa ria kepantai mersing
mari bersantun harus diutamakan
wujutkan nusantara damai bersanding
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA III
memang manis jempol di dagu
mata tertunduk taklah sayu
yunda Melli yang ditunggu
bukannya malu rasaku mendayu
memang rokok sebantng ditangan
terjepit disela-sela jemari
memang aku orangnya tampan
melamunkan Yunda berhari-hari
kopi lampung memanglah enak
harum memikat sampai kemedan
memang kita bersaudar berjamak
kirmkan alamat nantiku kirimkan
jarum bukan sembarang jarum
bila patah usah disimpan
kini taman semakin harum
cinta bersemi dangan kebahagian
matahari pulang ke negeri ufuk
barat berselindang warna pelangi
tak terbiarakan hati merajuk
hilangkan karat pastilah wangi
syair pantun mengalun merdu
disenandung tuk yunda Melli
salam rinduku semakin sahdu
maafkan adikmu baru kembali
terbiarkan pungguk terbang melayang
hirup udara dalam kebebasan
yundaku cantik yang tersayang
usah merajuk sampai berlebihan
memang rotan mati di hutan
tersengat bara darilah alam
mohon dimaafkan aku melantunkan
salam sayang selalu tersulam
sulam kain sikain tapis
disulam dara darilah lampung
yundaku yang tersenyum manis
ijinkan adikmu tuk bersenandung
senandung lagu dangdut berirama
merdu suara lagulah cinta
ternanti dirimu di cahaya purnama
berbalas aksara yang tertata
tertata sanggul bunga cempaka
dimilik dara darilah medan
duh yundaku selalu terbuka
berdendang merdu aku tertawan
tertawan kumbang di taman bunga
penuh semerbak menusuk sukma
santunmu luhur selalu terjaga
membuat aku selalu terkesima
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA IV
bila pedih senandung lirih
pada angin membelai sahdu
usah yunda selalu merintih
mari berpantun mahkota rindu
tenun bukan sebarang tenun
kain bergulung elok tersulam
apa gerangan yang dilamun
mari tersenyum usahlah muram
masaklah air hingga mendidih
lalu seduhlah secawan kopi
terjawab rindu enyalah pedih
hangat bertemu setia menepi
bila seteguk hilangkan dahaga
setets embun sejukkan pagi
duhai Yunda Melli terjaga
hilang gulana kini mewangi
lambaian bukan sembarang lambaian
lambaian tangan lemah gemulai
walau perpisahan sudah dipertemukan
kuluman senyum santun teruntai
kini teratai rekah setaman
banyaklah kumbang hadir bertandang
ada pertmuan ada perpisahan
senandung kasih selalu berkumandang
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA V
buah mengkudu si buah mangis
rekah taman tumbuh melati
sungguh adik semakin manis
senyum terkulum lekat di hati
putih waran bunga melati
kumbang berdendang lagu mendayu
usah hiraukan abang meniti
tapi nikmati dendang mendayu
bila melati berwarna putih
bunga kemboja berwarna kuning
resah hati harus bertasbih
hidarakan birahi tika bersanding
pergi kepasar membeil tembakau
jangan lupa membeli papir
bila rasa sedang angau
jangalah lupa denang zikir
bila beringin rindang menyejukkan
berdamping sejajar sepokok petai
sungguh nikmat kita melantunkan
pantun jiwa gurau terhurai
petai bukan sembarang petai
petai tumbuh di negeri indonesia
sungguh asik bergurau santai
melihat gadis tersenyum ceria
bila petai depakai lalapan
pakailah sambal dengan terasi
maafkan bila gurau berlebihan
karena kekasih sudah disisi
sambal terasi nikmat sekali
bersama nasi yang hangat
mohon pamit udurkan kembali
terbingkai kata sebagai pengerat
Kopi lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA VI
bukan pelita penerang hati
masuk ketaman gelap gulita
memang tuan baiklah hati
mengingatkan pantun untuk di cinta
ambil sebatang jarum di laci
janganlah lupa masukan benang
salam santun berniat suci
nak melestarikan pantun didendang
disini gunung disana gunung
tumbuh sepokok rumput ilalang
marilah tuan puan bersenandung
ikhlaskan hati pastilah senang
bila rotan katakan rotan
rotan dibuat kerajinan tangan
mohon maaf atas kesilafan
dengan segala ketidak sopanan
Kopi Lampung November 07 2011
sudah bertimang kasih sayang
hangat memagar pesona kehidupan
syukur terpanjat selalu dikumandang
pada mutiara hati rupawan
rupawan hati semoga bertandang
bersolek rapih di dalam pusaran
tunduk sujud Allah menyayang
pastilah hidup penuh kebahagian
kebahagian pendamping waktu berpanjang
suatau saat maut terberikan
kasih cinta selalu terpegang
cahya mata selalu menerbitkan
biar purnama sejuk mengambang
engkaulah bajuku elok dikenakan
taklah kanda mata keranjang
semua godaan bisa dihilangkan
Kopi Lampung November 22 2011
MUTIARA NOVEMBER II
sulur bunga membentuk kelopak
kuncup mekar kini menampak
panas dingin akankah mengerak
bila hari tak berjarak
padamu bunga mekar merah
hijau daunnya begitu cerah
tersebar akar bumi bermadah
subur benih semoga megah
megah mahkota mahkota bunga
benang sari siluet jingga
mekarmu akan terus terjaga
kantung iman elok di raga
berjaga hari harus dipahat
pedoman bunga harus diingat
harummu abadi pati tersemat
bila patuh dalam nasihat
Kopi Lampung November 23 2011
KEKASIH PENDAMPING HIDUP
mata menyulam kasih sayang
pendar kehangatan lepaskan bayang
rintik menitik melaju terang
kokoh segala uji menghadang
padamu kasih cawan tersulang
membentuk kenikmatan hari mengembang
selamatan doa selalu tertembang
di hari keberkahan yang bertandang
padamu kasih hadir mengambang
aku curah semua sulang
kita berbagi tunggal bersandang
mengasuh permata hati ditimang
putik dua-dua senyum cemerlang
november hadir pasti berkurang
mempererat segala eratkan pegang
hangat bahagia pengertian memanggang
Kopi Lampung November 22 2011
GARUDA MUDA DAN HARIMAU MUDA
kepakkan sayapmu terbang di awan
merahkanlah perjuangan menuju keberhasilan
berjuanglah dengan semangat pertarungan
pasti bisa semua diwujudkan
doa pendukungmu selalu mengawan
di langit penjuru indonesia mengikhlaskan
garuda muda kau buktikan
perjuanganmu selalu mendapat dukungan
harimau malaya lawan sepadan
garuda harimau saling menunjukkan
kemumpunian harimau sudah dirasakan
garudaku berlatihlah dengan kekalahan
mengasah kemampuan tuk keberhasilan
masih banyak hari kebaikan
mewujudkan cita menuju kejuaraan
pastilah lawan bisa ditaklukkan
Kopi Lampung November 21 2011
ANGAU MENGGEDIK BUNGA
bila tuba sudah ditebar
air melarut membentuk gelombang
elok meraba hati disandar
pada sepokok bunga berkembang
tuba bukan sembarang tuba
tuba diberikan di dalam bilik
janganlah suka diri mencuba
bila rangsangan puja menggedik
gedik bukan sembarang gedik
badik terselip di samping pinggang
asik nian dendang mengusik
fisik bunga elok dipandang
pandang taman luas terbentang
ada kolam jernih berkilau
manis parasmu selalu terbayang
membuat diri semakin angau
Kopi Lampung November 14 2011
TERSUSUN
udang terjepit di selal batu
airnya tenang mengalir deras
kini saatnya rindu bersatu
setelah surat sudah terbalas
selat melaka pemisah sumatra
selat sunda begitu juga
berbalas surat terbaca mesra
sucilah cinta selalu terjaga
buah mengkal semakin ranum
matang di tangkai sangatlah manis
mari memohon dengan bersenyum
hilangkan segala penyebab tangis
pokok pakis bersangkul indah
hijau merekah di tengah kebun
wajah yunda semakin merekah
selalu cerah elok tersusun
Kopi Lampung November 12 2011
DARA DARI MEDAN
usah menyerah sebelum lelah
mari kita salaing meluah
masih banyak aksara pepatah
marilah kita saling meramah
usah malu usah sembunyi
taklah hamba akan mencari
sungguh merdu yunda bernyanyi
akan ternanti bertemu putri
putri medan sangatlah cantik
kenakan kerudung begitu anggun
bolehlah hamba tuk melirik
sekalian bedendang dalam pantun
tersemai bunga senyumnya sayu
terbelai embun dipagi hari
bukan niat hamba merayu
tapi puan terus berseri
Kopi Lampung November 07 2011
COLEKAN SI BUNGA KUNYIT
menyeberang pulau ke kota sampit
jangan luppa kekota makasar
adikku cantik si bunga kunyit
colekanmu membuat aku bersandar
sandar perahu di tepi bandar
ramai sanak lalu lalang
aduhai lama tak berkabar
colekanmu membuat mabuk kepayang
daun ketapang si daun waru
hijau warna bentuk berbeda
colekanmu membuat abang terharu
bayangmu selalu ada diminda
laut makasar nyiur melambai
pasirnya putih elok terhampar
senyum manismu selalu melambai
bak bunga selalu mekar
Kopi Lampung November 04 2011
BERSOLEK MAHKOTA I
berlesung pipit si gadis melayu
jernih mata si gadis jawa
dendangnya semakin mendayu-dayu
taklah layu terbawa jiwa
kain songket si kain pelikat
sulam tapis jari jelujur
rayuan hidup semakin lekat
hiaslah hati dengan jujur
secawan kopi sudah tersuguhkan
kental hitam harum mewangi
berkasih hidup tentukan tujuan
bahagiakan diri untuk berbagi
ramah santun penghuni nusantara
luas terbentang ranah menyubur
ikhlaskan hati menuju sejahtra
cobaan hidup adalah penghibur
Kopi Lampung November 05 2011
BERSOLEK MAHKOTA II
bila peniti tajam menusuk
tusuk jelujur kainlah tapis
mari terus berpantun khusuk
sastra melayu pastilah manis
bila bertamu berucap salam
salam terbalas denganlah ramah
pantun jiwa harus disulam
gurindam hati harus diperindah
berbagi rizki pada si miskin
hukum wajib setiap insan
sastra lama harus dimungkin
lestarikan budaya yang diwariskan
pergi kemaleka bersama kawan
bertamasa ria kepantai mersing
mari bersantun harus diutamakan
wujutkan nusantara damai bersanding
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA III
memang manis jempol di dagu
mata tertunduk taklah sayu
yunda Melli yang ditunggu
bukannya malu rasaku mendayu
memang rokok sebantng ditangan
terjepit disela-sela jemari
memang aku orangnya tampan
melamunkan Yunda berhari-hari
kopi lampung memanglah enak
harum memikat sampai kemedan
memang kita bersaudar berjamak
kirmkan alamat nantiku kirimkan
jarum bukan sembarang jarum
bila patah usah disimpan
kini taman semakin harum
cinta bersemi dangan kebahagian
matahari pulang ke negeri ufuk
barat berselindang warna pelangi
tak terbiarakan hati merajuk
hilangkan karat pastilah wangi
syair pantun mengalun merdu
disenandung tuk yunda Melli
salam rinduku semakin sahdu
maafkan adikmu baru kembali
terbiarkan pungguk terbang melayang
hirup udara dalam kebebasan
yundaku cantik yang tersayang
usah merajuk sampai berlebihan
memang rotan mati di hutan
tersengat bara darilah alam
mohon dimaafkan aku melantunkan
salam sayang selalu tersulam
sulam kain sikain tapis
disulam dara darilah lampung
yundaku yang tersenyum manis
ijinkan adikmu tuk bersenandung
senandung lagu dangdut berirama
merdu suara lagulah cinta
ternanti dirimu di cahaya purnama
berbalas aksara yang tertata
tertata sanggul bunga cempaka
dimilik dara darilah medan
duh yundaku selalu terbuka
berdendang merdu aku tertawan
tertawan kumbang di taman bunga
penuh semerbak menusuk sukma
santunmu luhur selalu terjaga
membuat aku selalu terkesima
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA IV
bila pedih senandung lirih
pada angin membelai sahdu
usah yunda selalu merintih
mari berpantun mahkota rindu
tenun bukan sebarang tenun
kain bergulung elok tersulam
apa gerangan yang dilamun
mari tersenyum usahlah muram
masaklah air hingga mendidih
lalu seduhlah secawan kopi
terjawab rindu enyalah pedih
hangat bertemu setia menepi
bila seteguk hilangkan dahaga
setets embun sejukkan pagi
duhai Yunda Melli terjaga
hilang gulana kini mewangi
lambaian bukan sembarang lambaian
lambaian tangan lemah gemulai
walau perpisahan sudah dipertemukan
kuluman senyum santun teruntai
kini teratai rekah setaman
banyaklah kumbang hadir bertandang
ada pertmuan ada perpisahan
senandung kasih selalu berkumandang
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA V
buah mengkudu si buah mangis
rekah taman tumbuh melati
sungguh adik semakin manis
senyum terkulum lekat di hati
putih waran bunga melati
kumbang berdendang lagu mendayu
usah hiraukan abang meniti
tapi nikmati dendang mendayu
bila melati berwarna putih
bunga kemboja berwarna kuning
resah hati harus bertasbih
hidarakan birahi tika bersanding
pergi kepasar membeil tembakau
jangan lupa membeli papir
bila rasa sedang angau
jangalah lupa denang zikir
bila beringin rindang menyejukkan
berdamping sejajar sepokok petai
sungguh nikmat kita melantunkan
pantun jiwa gurau terhurai
petai bukan sembarang petai
petai tumbuh di negeri indonesia
sungguh asik bergurau santai
melihat gadis tersenyum ceria
bila petai depakai lalapan
pakailah sambal dengan terasi
maafkan bila gurau berlebihan
karena kekasih sudah disisi
sambal terasi nikmat sekali
bersama nasi yang hangat
mohon pamit udurkan kembali
terbingkai kata sebagai pengerat
Kopi lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA VI
bukan pelita penerang hati
masuk ketaman gelap gulita
memang tuan baiklah hati
mengingatkan pantun untuk di cinta
ambil sebatang jarum di laci
janganlah lupa masukan benang
salam santun berniat suci
nak melestarikan pantun didendang
disini gunung disana gunung
tumbuh sepokok rumput ilalang
marilah tuan puan bersenandung
ikhlaskan hati pastilah senang
bila rotan katakan rotan
rotan dibuat kerajinan tangan
mohon maaf atas kesilafan
dengan segala ketidak sopanan
Kopi Lampung November 07 2011
Minggu, 27 November 2011
BERHIMPUN PANTUN
BERHIPUN PANTUN I
kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka
baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh
bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam
sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap
Kopi Lmpung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN II
kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai
belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun
bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya
bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga
biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan
selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya
elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian
bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak
tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan
pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak
Kopi lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN III
memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi
daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri
banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali
nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji
daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung
senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi
padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang
hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh
berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang
dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan
motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik
usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi
mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran
bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan
Kopi Lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN IV
sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis
manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis
pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada
berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun
rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra
kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi
tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma
asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan
Kopi Lampung Oktober 05 2011
BERHIMPUN PANTUN V
laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri
bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya
menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah
rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur
merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta
berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa
biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna
santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra
bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna
makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama
gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang
memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona
durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi
pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis
memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada
lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian
bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah
Kopi Lampung Oktober 06 2011
BERHIMPUN PANTUN VI
bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang
seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung
bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan
bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu
bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai
negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu
Kopi Lampung Oktober 07 2011
BERHIMPUN PANTUN VII
salam siang terbalas indah
waallaikum salam elok terlantun
tak bersalah di dalam madah
rinduku pun selalu melantun
melantun indah seruling tertiup
anak domba berlari-lari
padamu abang santunmu terkecup
pada diriku elok terberi
memberi gula padalah cawan
seduh kopi si kopi lampung
mari kita eratkan persahabatan
dari seberang selalu tersenandung
bila kopiah berwarna hitam
kopi lampung harum mewangi
bila handak sayang disulam
carilah satu tegakkan pagi
adakah kopi berkelamin jantan
berikan padaku tuk diuji
taklah salah kita melantunkan
bersantun diri sambil mengaji
usah membawa kain berenda
bila hari menjadi banjir
usah menyebut si janda muda
nanti ada yang tersindir
kain pelikat si kain tapais
kain adat keramat pusaka
sungguh asik yang mempunyai kumis
membuat gadis cepat terbuka
bila layar sudah terbentang
siap kemudi tuk berlayar
apa syarat harus dipegang
sayang menyayang elok di sandar
sandar kapal di tepi bandar
bandar ramai berhilir mudik
pesan diterima elok memekar
taklah sanggup abang menggedik
daun talas si daun keladi
apa bedanya di alam nyata
rayumu abang semakin menjadi
sisakan satu aku meminta
bila hendak meramu jamu
jangan lupa rempah dibersihkan
usahlah abang selalu merayu
berikanlah jurus menikmati kegairahan
gairah malam dingin berhimpun
pucuk dilam melambai-lambai
hangat sangat berkerumun
jangan sampai diri terkulai
tak tersebut si daun keladi
daunnya hijua ranum menyejuk
terimakasih kembali abang berbudi
membuat gidik elok bertajuk
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN VIII
masilah ingat aku sejarah
membagi tiga wilayah bermadah
banyak bunga yang menyerah
salam rinduku selalu terindah
usah meragu si daun jati
kayunya keras diukir indah
bila cinta sudah di hati
mariki kita selalu berserah
bila bingung mencari paku
carilah saja di toko roti
usah abang Wan terpaku
cepatlah gait gadis di hati
paku bukan sembarang paku
paku baja berwarna putih
lipstik merah sering menggodaku
tiga kubang harus dipilih
memang bintang bukan sembarang
berkedip elok bak mutiara
selamat datang adik Bintang
silakan berpantun yang mesra
mesra suara merdu irama
bila seluring gembala berbunyi
dari jauh tersebut nama
kawan berseronok canda dinyanyi
bila tali erat mengikat
ikat simpul janganlah mati
mari kawan kita menyemat
persahabatan suci setulus hati
pembuyu bukan sembarang pembuyu
pembuyu terbuat dari bambu
salam malam terhatur mendayu
pada kawan pantunnya menyerbu
menyerbu makan di atas meja
banyak hidangan sudah tersaji
soronok tuan puan memanja
eloklah kita mari mengaji
kopi lampung terseduh wangi
sampai keseberang kota sintang
mari kita berdendang lagi
sebelum malam larut meminang
meminang dara darilah lampung
haruslah pandai menyulam tapis
rasa rindu semakin mengepung
pada dara berparas manis
manis gula darilah jawa
ditarus di dalam dualah cawan
elok memandang wajah berwibawa
penuh petuah yang menggairahkan
kini pembuyu sudah ditangan
nama lain dari galah panjang
kini saatnya untuk membalikan
lantun sayang darilah seberang
hirruk pikuk ditepi pantai
banyak sanak bermain disana
mari perkuat ukhuwah dipakai
merukun indah santun pesona
bila ada batu di tangan
usah dilempar dalam muara
bila umur panjang kesehatan
pasti kita berjumpa mesra
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN IX
siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat
karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia
bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap
memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung
angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi
di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar
anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra
kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang
pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai
Kopi Lampung Oktober 12 2011
BERHIMPUN PANTUN X
bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang
dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona
kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh
naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai
pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona
nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit
burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya
cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun
hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHIMPUN PANTUN XI
lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat
tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan
bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan
mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu
memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara
bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata
bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil
asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak
jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu
berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba
mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHINPUN PANTUN XII
kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta
usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri
sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis
manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu
Kopi Lampung November 02 2011
BERHINPUN PANTUN XIII
belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang
bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci
bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam
sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung
pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat
Kopi Lampung November 02 2011
kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka
baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh
bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam
sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap
Kopi Lmpung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN II
kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai
belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun
bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya
bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga
biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan
selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya
elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian
bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak
tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan
pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak
Kopi lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN III
memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi
daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri
banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali
nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji
daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung
senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi
padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang
hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh
berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang
dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan
motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik
usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi
mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran
bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan
Kopi Lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN IV
sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis
manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis
pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada
berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun
rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra
kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi
tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma
asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan
Kopi Lampung Oktober 05 2011
BERHIMPUN PANTUN V
laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri
bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya
menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah
rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur
merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta
berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa
biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna
santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra
bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna
makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama
gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang
memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona
durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi
pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis
memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada
lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian
bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah
Kopi Lampung Oktober 06 2011
BERHIMPUN PANTUN VI
bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang
seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung
bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan
bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu
bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai
negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu
Kopi Lampung Oktober 07 2011
BERHIMPUN PANTUN VII
salam siang terbalas indah
waallaikum salam elok terlantun
tak bersalah di dalam madah
rinduku pun selalu melantun
melantun indah seruling tertiup
anak domba berlari-lari
padamu abang santunmu terkecup
pada diriku elok terberi
memberi gula padalah cawan
seduh kopi si kopi lampung
mari kita eratkan persahabatan
dari seberang selalu tersenandung
bila kopiah berwarna hitam
kopi lampung harum mewangi
bila handak sayang disulam
carilah satu tegakkan pagi
adakah kopi berkelamin jantan
berikan padaku tuk diuji
taklah salah kita melantunkan
bersantun diri sambil mengaji
usah membawa kain berenda
bila hari menjadi banjir
usah menyebut si janda muda
nanti ada yang tersindir
kain pelikat si kain tapais
kain adat keramat pusaka
sungguh asik yang mempunyai kumis
membuat gadis cepat terbuka
bila layar sudah terbentang
siap kemudi tuk berlayar
apa syarat harus dipegang
sayang menyayang elok di sandar
sandar kapal di tepi bandar
bandar ramai berhilir mudik
pesan diterima elok memekar
taklah sanggup abang menggedik
daun talas si daun keladi
apa bedanya di alam nyata
rayumu abang semakin menjadi
sisakan satu aku meminta
bila hendak meramu jamu
jangan lupa rempah dibersihkan
usahlah abang selalu merayu
berikanlah jurus menikmati kegairahan
gairah malam dingin berhimpun
pucuk dilam melambai-lambai
hangat sangat berkerumun
jangan sampai diri terkulai
tak tersebut si daun keladi
daunnya hijua ranum menyejuk
terimakasih kembali abang berbudi
membuat gidik elok bertajuk
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN VIII
masilah ingat aku sejarah
membagi tiga wilayah bermadah
banyak bunga yang menyerah
salam rinduku selalu terindah
usah meragu si daun jati
kayunya keras diukir indah
bila cinta sudah di hati
mariki kita selalu berserah
bila bingung mencari paku
carilah saja di toko roti
usah abang Wan terpaku
cepatlah gait gadis di hati
paku bukan sembarang paku
paku baja berwarna putih
lipstik merah sering menggodaku
tiga kubang harus dipilih
memang bintang bukan sembarang
berkedip elok bak mutiara
selamat datang adik Bintang
silakan berpantun yang mesra
mesra suara merdu irama
bila seluring gembala berbunyi
dari jauh tersebut nama
kawan berseronok canda dinyanyi
bila tali erat mengikat
ikat simpul janganlah mati
mari kawan kita menyemat
persahabatan suci setulus hati
pembuyu bukan sembarang pembuyu
pembuyu terbuat dari bambu
salam malam terhatur mendayu
pada kawan pantunnya menyerbu
menyerbu makan di atas meja
banyak hidangan sudah tersaji
soronok tuan puan memanja
eloklah kita mari mengaji
kopi lampung terseduh wangi
sampai keseberang kota sintang
mari kita berdendang lagi
sebelum malam larut meminang
meminang dara darilah lampung
haruslah pandai menyulam tapis
rasa rindu semakin mengepung
pada dara berparas manis
manis gula darilah jawa
ditarus di dalam dualah cawan
elok memandang wajah berwibawa
penuh petuah yang menggairahkan
kini pembuyu sudah ditangan
nama lain dari galah panjang
kini saatnya untuk membalikan
lantun sayang darilah seberang
hirruk pikuk ditepi pantai
banyak sanak bermain disana
mari perkuat ukhuwah dipakai
merukun indah santun pesona
bila ada batu di tangan
usah dilempar dalam muara
bila umur panjang kesehatan
pasti kita berjumpa mesra
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN IX
siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat
karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia
bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap
memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung
angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi
di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar
anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra
kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang
pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai
Kopi Lampung Oktober 12 2011
BERHIMPUN PANTUN X
bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang
dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona
kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh
naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai
pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona
nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit
burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya
cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun
hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHIMPUN PANTUN XI
lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat
tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan
bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan
mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu
memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara
bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata
bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil
asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak
jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu
berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba
mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHINPUN PANTUN XII
kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta
usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri
sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis
manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu
Kopi Lampung November 02 2011
BERHINPUN PANTUN XIII
belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang
bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci
bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam
sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung
pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat
Kopi Lampung November 02 2011
Oktober 2011
SEPOKOK ROTAN
rotan tumbuh di tengah hutan
hijau menyejuk mata memandang
selamat siang dalam kebahagian
semoga sihat selalu dipegang
siang berulam dalam keranda
meminang surya terikan mata
salam santun selalu diminda
pada kawan elok berkata
tengah hari mendung menjelma
bukan berarti nak hujan
satu-persatu tersebut nama
memanggil dara manis pujaan
bila melontar sekeping logam
alumunium hampang terangkat melayang
mari-mari kita menyulam
kerat silaturohim dalam bersayang
Kopi Lampung Oktober 29 2011
SEBATANG JARUM
panjang coklat terhisap nikmat
masuk kerongga-rongga melekat
setiap desah tampa tersekat
tak tersisa menuju keramat
adakah pinta yang bermunajat
berikan makna elok berjabat
pada putik benih tersemat
nikotin kafein semakin erat
peraduan menghilang setiap saat
rangkap-rangkap dalam berhajat
seperti sebatang jarum mengkilat
lama tak terpakai berkarat
tetanus tertusuk dalam sekarat
semuanya keluar mekar martabat
terhuyung linglung hadir sepakat
semuanya terlepas tak didapat
Kopi Lampung Oktober 28 2011
BAHASA SEBAGAI PENENTU
cicin emas berkilau indah
lembut pendarnya sejuk dipandang
salam santun senja indah
padamu saudara jauh di seberang
seberang selat si selat sunda
biru air berkaca langit
apa kabar tuan meminda
maaf pantunku selalu mengungkit
mengungkit batu pakailah galah
panjang sedepa berbatu-batu
bahasa santun begitu renyah
mempersatu umat sudalah tentu
bila ada penentu karam
jurang pemisah harus dihilang
salam-bersalam harus disulam
eratkat hubungan batin penerang
adakah camar di dalam saku
taklah mungkin di pokok mengkudu
allaikum salam membuka beku
untuk adikku selalu dirindu
punyakah adik sebuah sembilu
ijinkan abang tuk meminjam
adikku cantik menggerutu selalu
ada apakah mata terpejam
bila ada gula di belanga
campurlah saja air mendidih
usah melamun di taman bunga
bila adik lagi bersedih
adakah bunga mekar setangkai
dimasa senja berselindang pelangi
senandung adik merdu melambai
sampai di seberang begitu mewangi
Kopi Lampung Oktober 26 2011
BULIR-BULIR AIR MENYUBUR
sajak bisu mengalun sahdu
di pokok tubuh gigil berpadu
sulam angan seberang termangu
tajuk harapan ikhlas menunggu
pada bulir-bulir air menyuburku
hijaukan hidup benih-benihmu
disepanjang jalan yang meliku
pasti kembali akan bertemu
menafkahkan jahir sudah terbumbu
lengkapkan batin pasti direstu
membentuk mahligai jaring kelambu
pasti nikmat selalu bersatu
semuanya pasti akan teramu
di belanga-belanga yang bersumbu
membentuk energi disemua penjuru
mengisi kehangatan bumi membiru
Kopi Lampung Oktober 24 2011
PERSETUBUHAN PAGI
fajar menyingsing melindap sunyi
memerah saga menyapa bumi
desah angin di daun bernyanyi
gesekan-gesekan makin bersemi
letupan embun sajikan mewangi
gairah terhurai dikebutaan pagi
gemericik air riuh di perigi
mengangkat kabut hangat terbagi
mentari menambah kecerian melati
taman bunga rekah meniti
bersuci tanah selalu mennanti
membentuk kesuburan benih menghayati
tumbuh damai hijau terberi
indah turut memijakkan hari
mengubah masam tuk berseri
pada renungan hajat berkenduri
Kopi Lampung Oktober 24 2011
BENARKAH DUSTA DIPERJUAL BELIKAN
memang dusta diperjual belikan
fakta meranggas selalu membingungkan
pintar jaminan dalam kepuasan
dibalik semua itu keterpurukan
benar pintar tunjuk kebodohan
arti hidup mengerat diperjuangkan
menjadi gairah sesaat dipertontonkan
tentang diri terbebuk kecerobohan
begitu hebat cakap terhuraikan
membilang genap menjadi keganjilan
kini semu dalam pencapaian
apakah ada rasa kejenuhan
bak fatwa bara menyejukan
bisakah hilangkan kedahagan
kini karma mulai dijalankan
menggeluti diri ruh dipersemayamkan
Kopi Lampung Oktober 21 2011
RENUNGAN DI BILIK SENJA
senja yang indah di sungai kapuas
berselindang pelangi kenangan membekas
pada putik pokok merangas
harpan menempuh hati ikhlas
bait aksara terpangkong lemas
antara lindap cahaya memeras
bebatuan senja yang keras
malam kini sejuk membilas
di hujung kota rantau bergegas
gerah bak gerhana malas
membingkai makna hindari kandas
perjuangakan sesuap syukur terbalas
semuanya elok di bukit cadas
antara lampung tangerang bertilas
harapan kini mulai jelas
terhampar telunjuk membuka landas
Kopi Lampung Oktober 20 2011
BERHIMPUN NAFAS DALAM NAFSU
lautan nafas berhias kematian
sejengkal jemari tunjuk kepastian
langkah berbilah hurai kekejian
tuntas semua menjadi kesucian
lautan nafas berhias kematian
lantun raga harus difokuskan
eloklah berdamping dengan kerukunan
pasti tercegah bentuk kejahatan
lautan nafas berhias kematian
mahkota hati bertahta kebijakan
usir betuk bertajuk kebohongan
bibir waktu ikhlas terberikan
lautan nafas berhias kematian
tabir desah terpatah-patahkan
lindapkanlah pada setiap kesejukan
bersantun jangan sampai dimahalkan
lautan nafas berhias kematian
pasti berbilas gelombang kajian
jangan malas keladi mengajarkan
pada embun tentang pertahanan
lautan nafas berhias kematian
bersolek rasa pada reruntuhan
ada bekas kawan di cerminkan
tak melindap santun terdiamkan
lautan nafas berhias kematian
kangker kantong terlibas kekeringan
angkuh cara memberi teguran
dalam sisi-sisi renungan
lautan nafas berhias kematian
merekah terkecup dalam pertemuan
terpedaya minda tepelet kenikmatan
teror sering mekar disemaikan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
ADA YANG HILANG
mengapa ada wujud bertandang
mengapa ada hilang menyapa
selalu renyah merdu ditembang
adakah santun pendingin menyapa
semua pendar cahaya menerang
melindap pada rumpun raga
pada senja pasti tiada
wejangan hidup harus dijaga
pada gemericik air menghantar
tuk menyulam jukung berdayung
wajah itu elok tergambar
walau hidup kini linglung
pada aksara di daun lontar
santun melantun sesama kawan
wajah hilang selalu mekar
baik buruk dalam kenangan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
MEMBAWA DIAM MENUJU PELITA
genderang perang merdu tertabuh
di taman bunga penuh jelita
bila cinta sudah berlabuh
sungguh manis selalu tertata
rima tengah mendayu-dayu
tangan tengadah puja-memuja
adat bergairah taklah layu
berdiri gagah santun bersahaja
rukun islam ada lima
harus disulam dalamlah jiwa
taklah suram minda menerima
dalam diam indah terbawa
membawa air tuk berwudu
sucikan diri darilah hadas
jangan diahir kerjakan fardu
membentuk hilir jiwa ikhlas
Kopi Lampung Oktober 12 2011
LANGGAM BUDAYA BERSANTUN
kilat bekilau di daun berembun
senandung seruling hiburkan senyap
adat budaya indah tersusun
nasihat petuah saling diucap
daun sireh daun jarak
pokok bambau selalu riuh
ada budaya adalah ahlak
mari kita bersama menyeduh
menyeduh hitam secawan kopi
kopi lampung harum mewangi
mari kita saling melengkapi
perbedaan bahasa elok mewangi
mewangi bunga bunga kemboja
ranum bersolek di pagi hari
mari membentuk jiwa bersahaja
niscaya lengkap selalu terberi
Kopi Lampung Oktober 12 2011
DI DALAM GUDANG
termangu minda menerawang bayang
bentuk berbentuk tubuh terpandang
berkelebat putih mutiara menerang
tapi sayang cepat menghilang
hilang selayang kasat mata
padamu puja serta merta
tajuk kebesaran dalam bercinta
pada kekasih lekatkan kata
kata melontar pungguk berdendang
sumbang suara hibur berkembang
sayang terbentuk megah terhidang
sebatas kata wajah terpampang
pada kasih pendar pelita
sibak semua segala gulita
di dalam ruang aku menata
terlukis semua tentang jelita
Kopi Lampung Oktober 11 2011
RODA BERSENI PANTUN
bila gendang bertalu-talu
melodi cinta begitu sahdu
elok nian pantunmu bertalu
membuat hati selalu rindu
rindu dara darilah seberang
negeri Malaysia adat berseri
mari tuan puan membentang
pantun melayu pastilah lestari
pokok beringin si pokok mahoni
rindang menyejuk disiang hari
lantunmu itu sangat berseni
pantun santun selalu berseri
bila roda berhenti berputar
pedati berhenti di tanah lapang
salam pagi siang menghantar
pada tuan paun terbilang
Kopi Lampung Oktober 11 2011
DUNIA INDAH
memang dunia indah di mata
sejuk hijau dedauanan tertata
mari bersyukur tentang cinta
pasti terjaga gairah terpinta
pita merah elok tersemat
mengikat helai rambutmu keramat
semoga bertemu dalam nikmat
memadu cahaya-cahaya memikat
memikat parasmu ranum tersenyum
indah matamu selalu mengulum
debar-debar hati terumum
pada kehangatan semakin harum
harum bunga tubuhmu menyulam
sedap malam ranah melanggam
terpijak hentakan kabar terdiam
padamu padaku memperindah alam
Kopi Lampung Oktober 10 2011
DAUN KELADI YANG MENJADI
pada daun ranggas menumbuh
tumbuh segar senja berlabuh
pucuk-pucuk menjadi keruh
berselisih angin yang menyepuh
daun keladi semkain menjadi
angin bertandang dihilang kemudi
tak pantas merunduk padi
bila daun tak berbudi
bertitah pena di daun lontar
aksara rapi tersusun kabar
berpijak pokok kecil belajar
diajar dalam membingkai sumbar
pokok beringin begitu damai
cerminan hidup hijau memuai
kini keladi ingin bertikai
menyisip benalu supaya terkulai
Kopi Lampung Oktober 03 2011
SENANDUNG KOTA PRINGSEWU
beras segantang taklah cukup
bila dibagi warga sekampung
salam kenal penuhlah takjup
pada puan yang berkerudung
kerudung biru elok dikenakan
anggun parasnya penuh kelembutan
aksara tersusun penuh kecerian
menyambut tajuk dalam pertemana
kota pringsewu kotalah walet
indah tersusun tata ruangnya
dalam diri sangatlah kaget
mendapat kawan ayu bercahaya
elok pantun santun tersaji
oleh puan darilah lampung
maafkan hamba yang memuji
mari puan kita bersenandung
salam Kopi Lampung Oktoober 03 2011
rotan tumbuh di tengah hutan
hijau menyejuk mata memandang
selamat siang dalam kebahagian
semoga sihat selalu dipegang
siang berulam dalam keranda
meminang surya terikan mata
salam santun selalu diminda
pada kawan elok berkata
tengah hari mendung menjelma
bukan berarti nak hujan
satu-persatu tersebut nama
memanggil dara manis pujaan
bila melontar sekeping logam
alumunium hampang terangkat melayang
mari-mari kita menyulam
kerat silaturohim dalam bersayang
Kopi Lampung Oktober 29 2011
SEBATANG JARUM
panjang coklat terhisap nikmat
masuk kerongga-rongga melekat
setiap desah tampa tersekat
tak tersisa menuju keramat
adakah pinta yang bermunajat
berikan makna elok berjabat
pada putik benih tersemat
nikotin kafein semakin erat
peraduan menghilang setiap saat
rangkap-rangkap dalam berhajat
seperti sebatang jarum mengkilat
lama tak terpakai berkarat
tetanus tertusuk dalam sekarat
semuanya keluar mekar martabat
terhuyung linglung hadir sepakat
semuanya terlepas tak didapat
Kopi Lampung Oktober 28 2011
BAHASA SEBAGAI PENENTU
cicin emas berkilau indah
lembut pendarnya sejuk dipandang
salam santun senja indah
padamu saudara jauh di seberang
seberang selat si selat sunda
biru air berkaca langit
apa kabar tuan meminda
maaf pantunku selalu mengungkit
mengungkit batu pakailah galah
panjang sedepa berbatu-batu
bahasa santun begitu renyah
mempersatu umat sudalah tentu
bila ada penentu karam
jurang pemisah harus dihilang
salam-bersalam harus disulam
eratkat hubungan batin penerang
adakah camar di dalam saku
taklah mungkin di pokok mengkudu
allaikum salam membuka beku
untuk adikku selalu dirindu
punyakah adik sebuah sembilu
ijinkan abang tuk meminjam
adikku cantik menggerutu selalu
ada apakah mata terpejam
bila ada gula di belanga
campurlah saja air mendidih
usah melamun di taman bunga
bila adik lagi bersedih
adakah bunga mekar setangkai
dimasa senja berselindang pelangi
senandung adik merdu melambai
sampai di seberang begitu mewangi
Kopi Lampung Oktober 26 2011
BULIR-BULIR AIR MENYUBUR
sajak bisu mengalun sahdu
di pokok tubuh gigil berpadu
sulam angan seberang termangu
tajuk harapan ikhlas menunggu
pada bulir-bulir air menyuburku
hijaukan hidup benih-benihmu
disepanjang jalan yang meliku
pasti kembali akan bertemu
menafkahkan jahir sudah terbumbu
lengkapkan batin pasti direstu
membentuk mahligai jaring kelambu
pasti nikmat selalu bersatu
semuanya pasti akan teramu
di belanga-belanga yang bersumbu
membentuk energi disemua penjuru
mengisi kehangatan bumi membiru
Kopi Lampung Oktober 24 2011
PERSETUBUHAN PAGI
fajar menyingsing melindap sunyi
memerah saga menyapa bumi
desah angin di daun bernyanyi
gesekan-gesekan makin bersemi
letupan embun sajikan mewangi
gairah terhurai dikebutaan pagi
gemericik air riuh di perigi
mengangkat kabut hangat terbagi
mentari menambah kecerian melati
taman bunga rekah meniti
bersuci tanah selalu mennanti
membentuk kesuburan benih menghayati
tumbuh damai hijau terberi
indah turut memijakkan hari
mengubah masam tuk berseri
pada renungan hajat berkenduri
Kopi Lampung Oktober 24 2011
BENARKAH DUSTA DIPERJUAL BELIKAN
memang dusta diperjual belikan
fakta meranggas selalu membingungkan
pintar jaminan dalam kepuasan
dibalik semua itu keterpurukan
benar pintar tunjuk kebodohan
arti hidup mengerat diperjuangkan
menjadi gairah sesaat dipertontonkan
tentang diri terbebuk kecerobohan
begitu hebat cakap terhuraikan
membilang genap menjadi keganjilan
kini semu dalam pencapaian
apakah ada rasa kejenuhan
bak fatwa bara menyejukan
bisakah hilangkan kedahagan
kini karma mulai dijalankan
menggeluti diri ruh dipersemayamkan
Kopi Lampung Oktober 21 2011
RENUNGAN DI BILIK SENJA
senja yang indah di sungai kapuas
berselindang pelangi kenangan membekas
pada putik pokok merangas
harpan menempuh hati ikhlas
bait aksara terpangkong lemas
antara lindap cahaya memeras
bebatuan senja yang keras
malam kini sejuk membilas
di hujung kota rantau bergegas
gerah bak gerhana malas
membingkai makna hindari kandas
perjuangakan sesuap syukur terbalas
semuanya elok di bukit cadas
antara lampung tangerang bertilas
harapan kini mulai jelas
terhampar telunjuk membuka landas
Kopi Lampung Oktober 20 2011
BERHIMPUN NAFAS DALAM NAFSU
lautan nafas berhias kematian
sejengkal jemari tunjuk kepastian
langkah berbilah hurai kekejian
tuntas semua menjadi kesucian
lautan nafas berhias kematian
lantun raga harus difokuskan
eloklah berdamping dengan kerukunan
pasti tercegah bentuk kejahatan
lautan nafas berhias kematian
mahkota hati bertahta kebijakan
usir betuk bertajuk kebohongan
bibir waktu ikhlas terberikan
lautan nafas berhias kematian
tabir desah terpatah-patahkan
lindapkanlah pada setiap kesejukan
bersantun jangan sampai dimahalkan
lautan nafas berhias kematian
pasti berbilas gelombang kajian
jangan malas keladi mengajarkan
pada embun tentang pertahanan
lautan nafas berhias kematian
bersolek rasa pada reruntuhan
ada bekas kawan di cerminkan
tak melindap santun terdiamkan
lautan nafas berhias kematian
kangker kantong terlibas kekeringan
angkuh cara memberi teguran
dalam sisi-sisi renungan
lautan nafas berhias kematian
merekah terkecup dalam pertemuan
terpedaya minda tepelet kenikmatan
teror sering mekar disemaikan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
ADA YANG HILANG
mengapa ada wujud bertandang
mengapa ada hilang menyapa
selalu renyah merdu ditembang
adakah santun pendingin menyapa
semua pendar cahaya menerang
melindap pada rumpun raga
pada senja pasti tiada
wejangan hidup harus dijaga
pada gemericik air menghantar
tuk menyulam jukung berdayung
wajah itu elok tergambar
walau hidup kini linglung
pada aksara di daun lontar
santun melantun sesama kawan
wajah hilang selalu mekar
baik buruk dalam kenangan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
MEMBAWA DIAM MENUJU PELITA
genderang perang merdu tertabuh
di taman bunga penuh jelita
bila cinta sudah berlabuh
sungguh manis selalu tertata
rima tengah mendayu-dayu
tangan tengadah puja-memuja
adat bergairah taklah layu
berdiri gagah santun bersahaja
rukun islam ada lima
harus disulam dalamlah jiwa
taklah suram minda menerima
dalam diam indah terbawa
membawa air tuk berwudu
sucikan diri darilah hadas
jangan diahir kerjakan fardu
membentuk hilir jiwa ikhlas
Kopi Lampung Oktober 12 2011
LANGGAM BUDAYA BERSANTUN
kilat bekilau di daun berembun
senandung seruling hiburkan senyap
adat budaya indah tersusun
nasihat petuah saling diucap
daun sireh daun jarak
pokok bambau selalu riuh
ada budaya adalah ahlak
mari kita bersama menyeduh
menyeduh hitam secawan kopi
kopi lampung harum mewangi
mari kita saling melengkapi
perbedaan bahasa elok mewangi
mewangi bunga bunga kemboja
ranum bersolek di pagi hari
mari membentuk jiwa bersahaja
niscaya lengkap selalu terberi
Kopi Lampung Oktober 12 2011
DI DALAM GUDANG
termangu minda menerawang bayang
bentuk berbentuk tubuh terpandang
berkelebat putih mutiara menerang
tapi sayang cepat menghilang
hilang selayang kasat mata
padamu puja serta merta
tajuk kebesaran dalam bercinta
pada kekasih lekatkan kata
kata melontar pungguk berdendang
sumbang suara hibur berkembang
sayang terbentuk megah terhidang
sebatas kata wajah terpampang
pada kasih pendar pelita
sibak semua segala gulita
di dalam ruang aku menata
terlukis semua tentang jelita
Kopi Lampung Oktober 11 2011
RODA BERSENI PANTUN
bila gendang bertalu-talu
melodi cinta begitu sahdu
elok nian pantunmu bertalu
membuat hati selalu rindu
rindu dara darilah seberang
negeri Malaysia adat berseri
mari tuan puan membentang
pantun melayu pastilah lestari
pokok beringin si pokok mahoni
rindang menyejuk disiang hari
lantunmu itu sangat berseni
pantun santun selalu berseri
bila roda berhenti berputar
pedati berhenti di tanah lapang
salam pagi siang menghantar
pada tuan paun terbilang
Kopi Lampung Oktober 11 2011
DUNIA INDAH
memang dunia indah di mata
sejuk hijau dedauanan tertata
mari bersyukur tentang cinta
pasti terjaga gairah terpinta
pita merah elok tersemat
mengikat helai rambutmu keramat
semoga bertemu dalam nikmat
memadu cahaya-cahaya memikat
memikat parasmu ranum tersenyum
indah matamu selalu mengulum
debar-debar hati terumum
pada kehangatan semakin harum
harum bunga tubuhmu menyulam
sedap malam ranah melanggam
terpijak hentakan kabar terdiam
padamu padaku memperindah alam
Kopi Lampung Oktober 10 2011
DAUN KELADI YANG MENJADI
pada daun ranggas menumbuh
tumbuh segar senja berlabuh
pucuk-pucuk menjadi keruh
berselisih angin yang menyepuh
daun keladi semkain menjadi
angin bertandang dihilang kemudi
tak pantas merunduk padi
bila daun tak berbudi
bertitah pena di daun lontar
aksara rapi tersusun kabar
berpijak pokok kecil belajar
diajar dalam membingkai sumbar
pokok beringin begitu damai
cerminan hidup hijau memuai
kini keladi ingin bertikai
menyisip benalu supaya terkulai
Kopi Lampung Oktober 03 2011
SENANDUNG KOTA PRINGSEWU
beras segantang taklah cukup
bila dibagi warga sekampung
salam kenal penuhlah takjup
pada puan yang berkerudung
kerudung biru elok dikenakan
anggun parasnya penuh kelembutan
aksara tersusun penuh kecerian
menyambut tajuk dalam pertemana
kota pringsewu kotalah walet
indah tersusun tata ruangnya
dalam diri sangatlah kaget
mendapat kawan ayu bercahaya
elok pantun santun tersaji
oleh puan darilah lampung
maafkan hamba yang memuji
mari puan kita bersenandung
salam Kopi Lampung Oktoober 03 2011
September 2011
ZAKAT ITU INDAH
mengalun lantun irama melayu
angin sejuk selalu menjepit
berlalu kini minda mendayu
tanggal muda sudahlah terbit
terbit surya sudahlah nampak
menyapa pagi penuh ceria
saatnya menutup lubang berteriak
lunas kini hati bahagia
bahagia nampak di ufuk timur
surya bersenggama dengan embun
semoga semuanya selalu mujur
melimpah rizki zakat disantun
bila beyo pandai menari
tentu monyet taklah kalah
dalam hidup saling memberi
niscaya barokah selalu indah
Kopi Lampung September 30 2011
MADAH
madah tiada lara termangu
taklah lupa pada si adik
dara cantik banyak menunggu
kini saatnya untuk menggedik
gedik terlantun seruling gembala
angau tersalur di pucuk nilam
pada keduanya selalu terbela
berikan kebahagian indah tersulam
sulam benang si benang sutera
benang katun menjadi kusut
baik adanya meminang mesra
supaya adik tak cemberut
bila akat sudah menjalar
pastik daun akan menghijau
nantikan abang memberi kabar
pasti adik akan terpukau
pukat harimau di tengah lautan
ditebar oleh para nelayan
pastilah adik tak kesepian
nikah kita direstui dipersatukan
satu bangsa nusantara tercinta
banyak budaya elok tercipta
padaNya kita harus meminta
iman bahagiakan hidup tertata
Kopi Lampung September 28 2011
KADOKU SEBATAS AKSARA
sepatah aksara santun menjelma
riuh gemuruh senadung irama
pada pendar cahaya purnama
tergores doa bahagia bersama
pada sahabat di kota ukir
kadoku tak indah menghadir
dipesta nikahmu sudah ditakdir
membingkai keluarga dalam bertakbir
lantun ini sebatas tanda
adaku dalam kebukuan minda
selamat terucap darilah dada
menempuh hidup baru direnda
mernda kasih rajutan jiwa
iman hati disertakan takwa
mengukir sakinah keluarga berwibawa
mulia hidup pasti terbawa
Kopi Lampung September 27 2011
MENIKAH LEBIH MULIA DARI MELAJANG
kerat bunga di dalam taman
banyak pilihan harus ditentukan
pada perjaka harus memutuskan
membingkai hidup ikat kesucian
pada bujang perjaka menyanggupkan
bila umur sudah tercukupkan
penghasilan hidup sudah didapatkan
niat menikah harus diwujudkan
taklah baik selalu melajang
bagi perawan dan bujang
janganlah sampai senja menjelang
bila semuanya sudah dipegang
menikah lebih mulia dipasang
memberikan cahaya hidup benderang
iman takwa harus dipasang
membentuk keluarga berkasih sayang
Kopi Lampung September 27 2011
IDAMAN
elok rupawn rumah idaman
tamannya hijau sejuk dimata
mari kita saling memikirkan
kebersamaan berseilindang ukhuwah ditata
bila camar terbang melayang
pasti dia akan pulang
iman takwa harus disayang
supaya diri tak melayang
layang layang terbang melayang
terhulur benang sampailah habis
hidup itu harus berpenerang
kuatkan segalanya jangan dikikis
pendar cahaya senja merona
saga berselindang rupwan pelangi
kerat segala hidup berwarna
ambil baiknya yang mewangi
bila langit berparas biru
berpayung surya hangat menyengat
salam jumpa bertemu haru
pantun hati gurindam nasihat
memang indah si warna ungu
sekuntum terpetik persembahkan ratu
senangmu membuatku tak ragu
kata terhurai cinta menyatu
bila mawar sudah menyatu
usah hiraukan wangi durian
idaman hidup harus disatu
usah bertengkar dalam gurauan
bila ilalang tumbuh sebatang
di rumpun padi berbilah-bilah
semuanya haruslah selalu didendangkan
pastilah tak terpecah belah
Kopi Lampung September 26 2011
SEBUAH TANDA
geliat pagi merah saga
mengerang ayam berikan tanda
hati bertanya hati terjaga
tak terlihatkah yang ada
pada gayung berwarna biru
mengambil air dari belanga
sedih terasa dalam haru
semua hadir di dalam raga
bunga bakung berselindang lembayung
bunga melati putih berseri
sepikan diri setelah senandung
makna hidup selalu terberi
jauh berbatu pulau seberang
gungung batu kota agung
tak ada jarak memandang
mengapa tak terbalas senang
Kopi Lampung September 24 2011
SEMOGA KALIAN BAHAGIA
beli siomay satu mangkok
campur sambal dua sendok
asiknye kalian pada mojok
hati hati nati terpatok
ada gula pasti ada semut
ada katak tidur terlentang
usah Riskha Dewi cemberut
jangan dikunciin abangmu menyayang
bila sepasang angsa bercumbu
di atas air muara biru
berbagi kasih harus dibumbu
supaya legit dalamlah haru
bila kucing mengendap ngendap
melihat tikus didalam lumbung
cinta harus indah beratap
semoga damai bahagia terhubung
Kopi Lampung September 23 2011
TERFIKIR SENDIRI DI PENDAR UNGU
gamang mencabik risalah pinta
pada pendar cahaya cinta
ungu berpadu bercabang mata
lidah tak bertulang menata
bercabang pula semanis nira
membentuk rangkaian gelombang mesra
jiwa dicacah memanas bara
kini mulai terbuka pigura
pendar ungu gaun terkenakan
pada kemolekan pesona kegairahan
anggun bercerita dalam kepalsuan
merintih terdusta dalam rayuan
pada awan saga terkabar
semua kini terus tergambar
ibarat masakan yang hambar
membuat terbuka pintu sadar
Kopi Lampung September 22 2011
TAK MANDI PAGI
biarlah awak tak mandi pagi
pakai parfum biar wangi
sungguh asik berpantun pagi
mengoda dara kata terbagi
kuda jantan berlari lari
sepanjang jalan sudah disusuri
walau tak mandi tetap berseri
mewarnai pagi yang terberi
bila ada benang kusut
mari hurai denganlah lembut
dara jelita sangat lembut
berbudi baik ditiru patut
bau masam peluh bercucuran
sampai tercium dari kejauhan
salam santun dalam gurauan
membingkai kebaikan dalam perkawanan
Kopi Lampung September 20 2011
SEMOGA DIPERTEMUKAN
bila ada galah panjang
bolehlah pinjam untuk menjolokan
bila ada umur panjang
pasti kita bisa dipertemukan
pertemuan sungai menuju muara
airnya jernih selalu pasang
mari berbagi kasih mesra
merajut harapan denganlah senang
senampang patah dalam bidikan
pucuk pakis elok bergulung
kasihmu hangat selalu hangatkan
marilah kita harus menjunjung
menjunjung padi satulah karung
sesuap nasi dalam pegangan
salam sayang selalu tersenandung
padamu kasih selalu terberikan
bila layangan terbang melayang
janganlah sampai benang terputuskan
bila umur panjang menjelang
kasih sayang kita dipertemukan
Kopi Lampung September 20 2011
SENANDUNG KEMILAU SANTUN
membawa kain darialah seberang
kain katun indah berenda
pantun terlanggam elok didendang
berjenaka ria didepan janda
burung belibis singgah di kali
ikan sepat lari ketakutan
pantun jenaka riang sekali
membuat janda sampai tertawan
tanam jambu di tepi perigi
buah lemasa dibelah empat
jangan lupa pakai mewangi
pastilah jodoh akan didapat
bila punai singgah didahan
menatap belebis di dalam pemandian
salam santun dari kejauhan
pada sanak saudara termuliakan
terhantar padi di dalam lumbung
banyak tikus siap berpesta
gadis manis selalu bingung
menatap bujang suka berpesta
pesta panen sudah dimulai
muda mudi sudah berkumpul
bila pungguk sudah terkulai
jangan menggantung di tali simpul
bila camar singgah di pantai
pokok nyiur hidup berjajar
asiklah kita bila membelai
menggeluti hidup penuhlah sabar
bila balam terbang melayang
pastilah ia singgah di dahan
pusaka leluhru harus disayang
adat melayu jangan ditinggalkan
Kopi Lampung September 19 2011
PECAHAN HATI
burung balam mandi di perigi
basah sayap terkena air
sunyum simanis susah pergi
dalam mimpi selalu hadir
datang perkutut darilah sawah
habis makan benihlah padi
akak datang semakin meriah
adik gembira menjadi jadi
bila pecah peluru membidik
bidik tepat di ulu hati
bukannya awak nak menggedik
awak membalas dalam menghayati
benih padi ditanam di sawah
sepokok tumbuh tak merata
adik manis semakin sumringah
melihat abang merangakai kata
Kopi Lampung September 19 2011
SIAPA YANG PALING TERDEKAT DAN
PALING BESAR
sebatas malam pendar cahaya
sejuk merasuk jiwa perdaya
dalam tajuk kalimat tanya
membenarkan jawab selalu berupaya
pada siapa jiwamu dekat
berahir temu dalam munajat
jawab terdengar dalam nasihat
maut hadir elok memikat
itu jawab peroleh dasar
hidup ini haruslah sadar
membingkai makna dalam bersandar
siapakah yang menurutmu besar
bila hidup berdamping iman
pastilah tahu menuju kebenaran
nafsu diri jawaban diberikan
dari tanya yang dibesarakan
Kopi Lampung September 16 2011
SEBATAS UCAP UNTUK ANANDA
: NISA WULAN SAFITRI
tertulis nafkah zohir batin
merumput hijau sejuk dimata
sudah banyak berlusin-lusin
menuju fitrah elok tertata
pada bulan lahirkan sabit
menyatu alam bertakbir bersama
berikan keheningan erat membelit
menuju kelembutan cahaya purnama
terbilang tiga enam purnama
lincah tangismu berikan makna
riuh bertambah akal menjelma
hiburan keluarga mungil mempesona
bila bertambah nikmat berkurang
seperti singkong menjadi kayu
semoga dirimu selalu terang
dengan ilmu agama mendayu
Kopi lampung September, 2011
KISAH
gelisah diri menguliti sepi
antara sisi yang berlembah
curam antara tepi-tepi
biru hijau tunjuk pemisah
harungi aksara serayu fakta
syair berlabuh penuh pesona
tunjuk rasa haturkan cinta
hanya bertepuk makna gulana
disini disana berdendang merdu
satu bercabang semukan bayang
semua hanya lakon rindu
tak tentu selaput sayang
bimbang selalu meliputi senang
fatamorgana terdekap tentukan pilihan
tunjuk genderang jiwa kembang
semuanya berlanjut tanpa penyelesaian
Kopi Lampung September 14 2011
BERKEBUN
sungguh manis buah cimpedak
buah nangka menjadi kalah
tersunting janda beranak banyak
bersyukur diri mendapat barokah
buah pepaya di belah-belah
disayur tumis pakailah lada
kasih sayang tak terpisah
dari janda sangat menggoda
kebun ilalang terhampar luas
panas terik tak mengeluh
mendapat janda haruslah ikhlas
malam pagi selalu berpeluh
buah mangga dibuat manisan
di hari terik peluh berbisik
perwan janda sama menggairahkan
laki-laki sukanya melirik
Kopi Lampung September 09 2011
NIRA EMPEDU DIBALIK HARAPAN
semanis nira dikerubiti semut
habis tak berbekas lembut
hanya lunglai selalu tersebut
hanya harapan yang tersambut
kemelut jiwa buyarkan senyum
merintih pilu selalu terkulum
olehmu pendar cahaya sumsum
hilang semua tak terangkum
nira empedu saling melengkapi
tak berbatas pula bertepi
renungi mari kemelut sepi
menghurai risalah mendulang mimpi
awan berarak menutup bulan
setangkup lembut selalu terperikan
pada segumpal meniti kebahagian
hanya kesabaran ikhlas diperlukan
Kopi Lampung September 07 2011
PERMINTAAN MAAF DITERIMA
bulan berawan selalu kedinginan
pendar kejora berikan kelembutan
memang pantun janda perawan
ada kebahagian yang terwujudkan
kayuh dayung layar dibentangkan
menuju ketengah samudra biru
memang maaf selalu diharapkan
maaf terberikan jadi terharu
bulan sawal memang sebulan
baiklah dimanfaatkan dengan kebajikan
fitrah jiwa selalu diharuskan
minta memberi maaf atas kesilafan
sungguh nikmat gulailah nangka
nagka muda darilah kebun
semoga diri selalu terbuka
memberikan maaf saling menyantun
Kopi Lampung Septembar 07 2011
HATURKAN PERMINTAAN MAAF
kucing belang si kucing garong
bulunya lebat kumisnya panjang
banyak janda mencari berondong
bujang didapat anaknya bertandang
pantun jenaka susah buatnya
kata terngakai asal bicara
kini janda semakin bercahaya
banyak bujang yang bersuara
buruk pipit burung serindit
anak macan mencari induknya
bujang janda sangat gesit
membingkai hati cita berupaya
ini bukan pantun jenaka
sampal pete sudah tersaji
maaf kataku asal terbuka
karena kehilang jambu sebiji
sunggu asik memandang selat
selat sunda banyaklah kenangan
maafkan awak selalu terlambat
karena sibuk merayu perawan
burung jalak terbang melayang
melayang rebah di atas awan
perwan berbudi selalu disayang
perwan tak berbudi ditinggalkan
salam terucap merdu tersemat
pada handai tolan semua
maafkan kataku membuat karat
pada sahabat kawan semua
minal aidin wal faizin
mohon maaf zahir batin
dari semua kesilapan berlusin
atas ucap keterlabatan terbikin
Kopi Lampung septenber 06 2011
KENANGAN DALAM KERINDUAN TAK BERSATU
bila ada benang kusut
baiklah dihurai denganlah lembut
pantun jenaka elok disambut
berbagi ceria sangatlah patut
kayu jati mati berderi
dicakar harimau darilah rimba
sakitlah perut ketawa terberi
milahat katak bermain timba
kata serayu syair bergema
lantun dendang irama jiwa
kasih tak sampai menerima
menangis hati selalu terbawa
rinjis hujan bertahun silam
kita bersama menyusuri jalan
irama malu hati terdiam
rasa cinta tak tercurahkan
bila ada waktu meluang
tertengok kabar darilah seberang
sungguh kasihan awak membayang
dara jadi milik orang
air mendidih dalam kuali
seduh kopi darilah lampung
suaramu merdu terdengar kembali
mengobati lara yang mengepung
pantun terangkai kata sederhana
pantun jenaka taklah jadi
kenangan itu begitu mempesona
hentikan darah mengalir di nadi
empat tahun tak berkabar
semenjak lahir putra pertamamu
hati terobati jiwa bergetar
walau tak memiliki dirimu
bila ada galah panjang
ijinkan hamba tuk meminjam
bila ada umur panjang
pasti berjumpa berucap salam
merekah bunga di dalam taman
pasti banyak kumbang berlari
anakmu perjaka anakku perawan
semoga berjodoh akan terberi
bila banyak semut di belanga
pasti mengerubuti manisnya nira
jodoh kita bercerai raga
walau sedih tetap bergembira
Kopi Lampung September 05 2011
mengalun lantun irama melayu
angin sejuk selalu menjepit
berlalu kini minda mendayu
tanggal muda sudahlah terbit
terbit surya sudahlah nampak
menyapa pagi penuh ceria
saatnya menutup lubang berteriak
lunas kini hati bahagia
bahagia nampak di ufuk timur
surya bersenggama dengan embun
semoga semuanya selalu mujur
melimpah rizki zakat disantun
bila beyo pandai menari
tentu monyet taklah kalah
dalam hidup saling memberi
niscaya barokah selalu indah
Kopi Lampung September 30 2011
MADAH
madah tiada lara termangu
taklah lupa pada si adik
dara cantik banyak menunggu
kini saatnya untuk menggedik
gedik terlantun seruling gembala
angau tersalur di pucuk nilam
pada keduanya selalu terbela
berikan kebahagian indah tersulam
sulam benang si benang sutera
benang katun menjadi kusut
baik adanya meminang mesra
supaya adik tak cemberut
bila akat sudah menjalar
pastik daun akan menghijau
nantikan abang memberi kabar
pasti adik akan terpukau
pukat harimau di tengah lautan
ditebar oleh para nelayan
pastilah adik tak kesepian
nikah kita direstui dipersatukan
satu bangsa nusantara tercinta
banyak budaya elok tercipta
padaNya kita harus meminta
iman bahagiakan hidup tertata
Kopi Lampung September 28 2011
KADOKU SEBATAS AKSARA
sepatah aksara santun menjelma
riuh gemuruh senadung irama
pada pendar cahaya purnama
tergores doa bahagia bersama
pada sahabat di kota ukir
kadoku tak indah menghadir
dipesta nikahmu sudah ditakdir
membingkai keluarga dalam bertakbir
lantun ini sebatas tanda
adaku dalam kebukuan minda
selamat terucap darilah dada
menempuh hidup baru direnda
mernda kasih rajutan jiwa
iman hati disertakan takwa
mengukir sakinah keluarga berwibawa
mulia hidup pasti terbawa
Kopi Lampung September 27 2011
MENIKAH LEBIH MULIA DARI MELAJANG
kerat bunga di dalam taman
banyak pilihan harus ditentukan
pada perjaka harus memutuskan
membingkai hidup ikat kesucian
pada bujang perjaka menyanggupkan
bila umur sudah tercukupkan
penghasilan hidup sudah didapatkan
niat menikah harus diwujudkan
taklah baik selalu melajang
bagi perawan dan bujang
janganlah sampai senja menjelang
bila semuanya sudah dipegang
menikah lebih mulia dipasang
memberikan cahaya hidup benderang
iman takwa harus dipasang
membentuk keluarga berkasih sayang
Kopi Lampung September 27 2011
IDAMAN
elok rupawn rumah idaman
tamannya hijau sejuk dimata
mari kita saling memikirkan
kebersamaan berseilindang ukhuwah ditata
bila camar terbang melayang
pasti dia akan pulang
iman takwa harus disayang
supaya diri tak melayang
layang layang terbang melayang
terhulur benang sampailah habis
hidup itu harus berpenerang
kuatkan segalanya jangan dikikis
pendar cahaya senja merona
saga berselindang rupwan pelangi
kerat segala hidup berwarna
ambil baiknya yang mewangi
bila langit berparas biru
berpayung surya hangat menyengat
salam jumpa bertemu haru
pantun hati gurindam nasihat
memang indah si warna ungu
sekuntum terpetik persembahkan ratu
senangmu membuatku tak ragu
kata terhurai cinta menyatu
bila mawar sudah menyatu
usah hiraukan wangi durian
idaman hidup harus disatu
usah bertengkar dalam gurauan
bila ilalang tumbuh sebatang
di rumpun padi berbilah-bilah
semuanya haruslah selalu didendangkan
pastilah tak terpecah belah
Kopi Lampung September 26 2011
SEBUAH TANDA
geliat pagi merah saga
mengerang ayam berikan tanda
hati bertanya hati terjaga
tak terlihatkah yang ada
pada gayung berwarna biru
mengambil air dari belanga
sedih terasa dalam haru
semua hadir di dalam raga
bunga bakung berselindang lembayung
bunga melati putih berseri
sepikan diri setelah senandung
makna hidup selalu terberi
jauh berbatu pulau seberang
gungung batu kota agung
tak ada jarak memandang
mengapa tak terbalas senang
Kopi Lampung September 24 2011
SEMOGA KALIAN BAHAGIA
beli siomay satu mangkok
campur sambal dua sendok
asiknye kalian pada mojok
hati hati nati terpatok
ada gula pasti ada semut
ada katak tidur terlentang
usah Riskha Dewi cemberut
jangan dikunciin abangmu menyayang
bila sepasang angsa bercumbu
di atas air muara biru
berbagi kasih harus dibumbu
supaya legit dalamlah haru
bila kucing mengendap ngendap
melihat tikus didalam lumbung
cinta harus indah beratap
semoga damai bahagia terhubung
Kopi Lampung September 23 2011
TERFIKIR SENDIRI DI PENDAR UNGU
gamang mencabik risalah pinta
pada pendar cahaya cinta
ungu berpadu bercabang mata
lidah tak bertulang menata
bercabang pula semanis nira
membentuk rangkaian gelombang mesra
jiwa dicacah memanas bara
kini mulai terbuka pigura
pendar ungu gaun terkenakan
pada kemolekan pesona kegairahan
anggun bercerita dalam kepalsuan
merintih terdusta dalam rayuan
pada awan saga terkabar
semua kini terus tergambar
ibarat masakan yang hambar
membuat terbuka pintu sadar
Kopi Lampung September 22 2011
TAK MANDI PAGI
biarlah awak tak mandi pagi
pakai parfum biar wangi
sungguh asik berpantun pagi
mengoda dara kata terbagi
kuda jantan berlari lari
sepanjang jalan sudah disusuri
walau tak mandi tetap berseri
mewarnai pagi yang terberi
bila ada benang kusut
mari hurai denganlah lembut
dara jelita sangat lembut
berbudi baik ditiru patut
bau masam peluh bercucuran
sampai tercium dari kejauhan
salam santun dalam gurauan
membingkai kebaikan dalam perkawanan
Kopi Lampung September 20 2011
SEMOGA DIPERTEMUKAN
bila ada galah panjang
bolehlah pinjam untuk menjolokan
bila ada umur panjang
pasti kita bisa dipertemukan
pertemuan sungai menuju muara
airnya jernih selalu pasang
mari berbagi kasih mesra
merajut harapan denganlah senang
senampang patah dalam bidikan
pucuk pakis elok bergulung
kasihmu hangat selalu hangatkan
marilah kita harus menjunjung
menjunjung padi satulah karung
sesuap nasi dalam pegangan
salam sayang selalu tersenandung
padamu kasih selalu terberikan
bila layangan terbang melayang
janganlah sampai benang terputuskan
bila umur panjang menjelang
kasih sayang kita dipertemukan
Kopi Lampung September 20 2011
SENANDUNG KEMILAU SANTUN
membawa kain darialah seberang
kain katun indah berenda
pantun terlanggam elok didendang
berjenaka ria didepan janda
burung belibis singgah di kali
ikan sepat lari ketakutan
pantun jenaka riang sekali
membuat janda sampai tertawan
tanam jambu di tepi perigi
buah lemasa dibelah empat
jangan lupa pakai mewangi
pastilah jodoh akan didapat
bila punai singgah didahan
menatap belebis di dalam pemandian
salam santun dari kejauhan
pada sanak saudara termuliakan
terhantar padi di dalam lumbung
banyak tikus siap berpesta
gadis manis selalu bingung
menatap bujang suka berpesta
pesta panen sudah dimulai
muda mudi sudah berkumpul
bila pungguk sudah terkulai
jangan menggantung di tali simpul
bila camar singgah di pantai
pokok nyiur hidup berjajar
asiklah kita bila membelai
menggeluti hidup penuhlah sabar
bila balam terbang melayang
pastilah ia singgah di dahan
pusaka leluhru harus disayang
adat melayu jangan ditinggalkan
Kopi Lampung September 19 2011
PECAHAN HATI
burung balam mandi di perigi
basah sayap terkena air
sunyum simanis susah pergi
dalam mimpi selalu hadir
datang perkutut darilah sawah
habis makan benihlah padi
akak datang semakin meriah
adik gembira menjadi jadi
bila pecah peluru membidik
bidik tepat di ulu hati
bukannya awak nak menggedik
awak membalas dalam menghayati
benih padi ditanam di sawah
sepokok tumbuh tak merata
adik manis semakin sumringah
melihat abang merangakai kata
Kopi Lampung September 19 2011
SIAPA YANG PALING TERDEKAT DAN
PALING BESAR
sebatas malam pendar cahaya
sejuk merasuk jiwa perdaya
dalam tajuk kalimat tanya
membenarkan jawab selalu berupaya
pada siapa jiwamu dekat
berahir temu dalam munajat
jawab terdengar dalam nasihat
maut hadir elok memikat
itu jawab peroleh dasar
hidup ini haruslah sadar
membingkai makna dalam bersandar
siapakah yang menurutmu besar
bila hidup berdamping iman
pastilah tahu menuju kebenaran
nafsu diri jawaban diberikan
dari tanya yang dibesarakan
Kopi Lampung September 16 2011
SEBATAS UCAP UNTUK ANANDA
: NISA WULAN SAFITRI
tertulis nafkah zohir batin
merumput hijau sejuk dimata
sudah banyak berlusin-lusin
menuju fitrah elok tertata
pada bulan lahirkan sabit
menyatu alam bertakbir bersama
berikan keheningan erat membelit
menuju kelembutan cahaya purnama
terbilang tiga enam purnama
lincah tangismu berikan makna
riuh bertambah akal menjelma
hiburan keluarga mungil mempesona
bila bertambah nikmat berkurang
seperti singkong menjadi kayu
semoga dirimu selalu terang
dengan ilmu agama mendayu
Kopi lampung September, 2011
KISAH
gelisah diri menguliti sepi
antara sisi yang berlembah
curam antara tepi-tepi
biru hijau tunjuk pemisah
harungi aksara serayu fakta
syair berlabuh penuh pesona
tunjuk rasa haturkan cinta
hanya bertepuk makna gulana
disini disana berdendang merdu
satu bercabang semukan bayang
semua hanya lakon rindu
tak tentu selaput sayang
bimbang selalu meliputi senang
fatamorgana terdekap tentukan pilihan
tunjuk genderang jiwa kembang
semuanya berlanjut tanpa penyelesaian
Kopi Lampung September 14 2011
BERKEBUN
sungguh manis buah cimpedak
buah nangka menjadi kalah
tersunting janda beranak banyak
bersyukur diri mendapat barokah
buah pepaya di belah-belah
disayur tumis pakailah lada
kasih sayang tak terpisah
dari janda sangat menggoda
kebun ilalang terhampar luas
panas terik tak mengeluh
mendapat janda haruslah ikhlas
malam pagi selalu berpeluh
buah mangga dibuat manisan
di hari terik peluh berbisik
perwan janda sama menggairahkan
laki-laki sukanya melirik
Kopi Lampung September 09 2011
NIRA EMPEDU DIBALIK HARAPAN
semanis nira dikerubiti semut
habis tak berbekas lembut
hanya lunglai selalu tersebut
hanya harapan yang tersambut
kemelut jiwa buyarkan senyum
merintih pilu selalu terkulum
olehmu pendar cahaya sumsum
hilang semua tak terangkum
nira empedu saling melengkapi
tak berbatas pula bertepi
renungi mari kemelut sepi
menghurai risalah mendulang mimpi
awan berarak menutup bulan
setangkup lembut selalu terperikan
pada segumpal meniti kebahagian
hanya kesabaran ikhlas diperlukan
Kopi Lampung September 07 2011
PERMINTAAN MAAF DITERIMA
bulan berawan selalu kedinginan
pendar kejora berikan kelembutan
memang pantun janda perawan
ada kebahagian yang terwujudkan
kayuh dayung layar dibentangkan
menuju ketengah samudra biru
memang maaf selalu diharapkan
maaf terberikan jadi terharu
bulan sawal memang sebulan
baiklah dimanfaatkan dengan kebajikan
fitrah jiwa selalu diharuskan
minta memberi maaf atas kesilafan
sungguh nikmat gulailah nangka
nagka muda darilah kebun
semoga diri selalu terbuka
memberikan maaf saling menyantun
Kopi Lampung Septembar 07 2011
HATURKAN PERMINTAAN MAAF
kucing belang si kucing garong
bulunya lebat kumisnya panjang
banyak janda mencari berondong
bujang didapat anaknya bertandang
pantun jenaka susah buatnya
kata terngakai asal bicara
kini janda semakin bercahaya
banyak bujang yang bersuara
buruk pipit burung serindit
anak macan mencari induknya
bujang janda sangat gesit
membingkai hati cita berupaya
ini bukan pantun jenaka
sampal pete sudah tersaji
maaf kataku asal terbuka
karena kehilang jambu sebiji
sunggu asik memandang selat
selat sunda banyaklah kenangan
maafkan awak selalu terlambat
karena sibuk merayu perawan
burung jalak terbang melayang
melayang rebah di atas awan
perwan berbudi selalu disayang
perwan tak berbudi ditinggalkan
salam terucap merdu tersemat
pada handai tolan semua
maafkan kataku membuat karat
pada sahabat kawan semua
minal aidin wal faizin
mohon maaf zahir batin
dari semua kesilapan berlusin
atas ucap keterlabatan terbikin
Kopi Lampung septenber 06 2011
KENANGAN DALAM KERINDUAN TAK BERSATU
bila ada benang kusut
baiklah dihurai denganlah lembut
pantun jenaka elok disambut
berbagi ceria sangatlah patut
kayu jati mati berderi
dicakar harimau darilah rimba
sakitlah perut ketawa terberi
milahat katak bermain timba
kata serayu syair bergema
lantun dendang irama jiwa
kasih tak sampai menerima
menangis hati selalu terbawa
rinjis hujan bertahun silam
kita bersama menyusuri jalan
irama malu hati terdiam
rasa cinta tak tercurahkan
bila ada waktu meluang
tertengok kabar darilah seberang
sungguh kasihan awak membayang
dara jadi milik orang
air mendidih dalam kuali
seduh kopi darilah lampung
suaramu merdu terdengar kembali
mengobati lara yang mengepung
pantun terangkai kata sederhana
pantun jenaka taklah jadi
kenangan itu begitu mempesona
hentikan darah mengalir di nadi
empat tahun tak berkabar
semenjak lahir putra pertamamu
hati terobati jiwa bergetar
walau tak memiliki dirimu
bila ada galah panjang
ijinkan hamba tuk meminjam
bila ada umur panjang
pasti berjumpa berucap salam
merekah bunga di dalam taman
pasti banyak kumbang berlari
anakmu perjaka anakku perawan
semoga berjodoh akan terberi
bila banyak semut di belanga
pasti mengerubuti manisnya nira
jodoh kita bercerai raga
walau sedih tetap bergembira
Kopi Lampung September 05 2011
Agustus 2011
SYUKUR
senja merona memerah saga
di pantai lempasing begitu indah
usah melamun sakitkan raga
bila baju tak terjamah
terjamah awan oleh surya
berikan hantaran pada kehidupan
syukurilah nikmat yang diberikan-Nya
bisa berkumpul dalam kebahagian
gajah lampung berbaris di lapangan
hendak bermain denganlah bola
banyaklah ilmu yang didapatkan
dari ramadhan bahagia menyala
hantar surat ucapan selamat
pada sanak saudara di seberang
elok nian menangis nikmat
memperbaik diri dosa berkarang
Kopi Lampung Agustus 23 2011
HARI FITRI PESONA BERMAAFAN
hari raya segera bertandang
ramai sanak yang menyambut
mari bermaafan jangan dihilang
hilangkan dosa sangatlah patut
hari raya takbir bergema
merdu terlantun sejuk diubun
salam santunku lembut menjelma
haturkan santun elok tersusun
ramai sangat shalat berjamaah
di hari fitri penuh warna
berkumpul keluarga sangatlah indah
berjabat tangan penuh pesona
hilir mudik sanak silah turohmi
kunjungi famili satu kampung
termohon maaf hati bersemi
atas silaf hatiku terkurung
Kopi Lampung Agustus 23 2011
SENANDUNG SAHDU MELAMBAI
bunga melati tumbuh di kebun
mekar putik hanya setangkai
janganlah sering duduk melamun
bila kejora jatuh terkulai
sungguh asik memandang bunga
dari jauh terlihat merekah
jangan sering melamun raga
bila kejora sudah terjamah
pekanbaru adat berpentun melayu
suaranya terlantun begitu merdu
jangan melamun disenandung mendayu
bila kejora lagi merindu
corak sumatera berumah panggung
dari aceh sampai kelampung
jangan melamun membalik punggung
bila kejora lagi bersenandung
Kopi Lampung Agustus 21 2011
MAKNA PENGERTIAN
sudahlah putik bunga ditanda
di pagi hari dikecup embun
hati menyatu didalam minda
huraikan cinta elok menyantun
banyaklah bunga dibalik bukit
harapkan hangat surya menyengat
mari kita perbaiki sakit
niscaya berkasih semakin erat
janganlah capek tuk bersantun
pada tapak waktu menentu
elok perbedaan harus disusun
pada keikhlasan tuk menyatu
ada makana di putik mahkota
terdapat sejuk antara murka
lama sudah kita menata
perindahkan pengertian tuk dibuka
Kopi Lampung Agustus 21 2011
SATUKAN DUA DALAM BEDA
pada kesendirian terhantar kata
pada putik mawar tertata
bingkai waktu renungan cinta
haruskah memerah hasrat cinta
pada rasa sudah terlaksana
salahkah bila memberikan warna
pada sebidang taman pesona
dua berbeda tuk dibina
berlantai bumi berpayung langit
terpeluk bayang hijau membukit
terbina ikhlas hangat melilit
pada dua dilupa sulit
bila terdapat semerbak bunga
dua putik berbeda raga
selalu melengkapi dalam berjaga
harus disatu dalam keluarga
Kopi Lampung Agustus 19 2011
APA ARTI UPACARA
upacara tahunan sudah diperingati
pada negeri tertanam melati
merdeka sudah membujur mati
hutang selalu menyayat menguliti
apalah arti dalam upacara
bila surya timbulkan bara
tak terdengar ilalang berbicara
harapkan embun buka suara
apalah daya angin bersenggama
pada puitik tak menjelma
sudah berapa kali purnama
tak berhasil berganti nama
isyarat alam gelombang mengguncang
memungut upeti begitu lantang
banyak nyawa hilang terlentang
lapar terdiam tahta terhidang
Kopi Lampung Agustus 18 2011
TUJUH BELAS
sepokok mangga berbuah lebat
masak sebiji jatuh kebumi
bulan ramadhan banyaklah nikmat
mari disemai supaya bersemi
esok menjelang tujuh belas
bertepatan miladnya negeri tercinta
mari berbagi dengan ikhlas
dibulan ramadhan elok menata
tujuh belas segera menjelang
esok upacara peringatan sahdu
mari kita saling menyayang
di bulan ramadhan membagi rindu
cahaya senja terlepas purnama
lembut membelai sekujur tubuh
tak terasa akan menjelma
fitri pembersihan dosa berlabuh
Kopi Lampung Agustus 16 2011
SETIA WASPADA
pada waktu berparas gagah
membingkai makna berwarna merah
pada putih selalu berserah
menuju titik cahaya megah
pada awan berselindang pelangi
saga merona tinggalkan pagi
pada setia waspada mewangi
putik rasa taklah pergi
bila senja sudah menjelang
sudahlah pasti malam terpinang
pada setia haru dipegang
walau terbagi tak menghilang
janganlah takut menuju seberang
berlayar sekoci dikecup gelombang
pada setia sekokoh karang
padamu padanya erat menyayang
Kopi Lampung Agustus 12 2011
BERSULANG PASTI BERSULAM
bila bersulang pasti bersulam
antara makna titah melanggam
lembut mengalun elok terekam
pengobat lara yang terkaram
mari bersyukur akan nikmat
terberi makhfiroh selalu tersemat
biar jauh mata melihat
tapi hati erat melekat
walau lantun lewat udara
dapat berpadu begitu mesra
salam santun hangat mendera
hilangkan gundah antara bara
saudara jauh berkirim kabar
surat tertulis sudah terhantar
ingin bertemu harus disabar
pasti waktu bertemu kelekar
Kopi Lampung Agustus 11 2011
LANGGAM
langgam terdendang merdukan nada
larutkan jiwa ketempo silam
lama sudah tak bersenda
apa kabar tanya tersulam
lama sudah panas bermusim
kini hujan sudah merinjis
sejuk jiwa jalenan silaturohim
kasih Allah semakin manis
pergi kesawah menanam padi
janganlah lupa dalam pengairan
eloklah kita bila berbudi
umpat hina harus ditinggalkan
kini sakit sudah disembuhkan
kenangan silam sebagai pembelajaran
mubah sumbang sudah ditinggalkan
kini merajut amalan kesucian
Kopi Lampung Agustus 09 2011
NASIHAT DIRI
pokok mangga lebat berbuah
masak sebiji jatuh kebumi
mari kita saling meramah
kerukunan hidup selalu bersemi
buah sukun pulen rasanya
disaji sepering di meja tamu
mari kita selalu berupaya
silaturohmi harus terus ditemu
kain merah cerah berwarna
disulam dara yang jelita
usahlah saling mengumpat menghina
supaya hidup tak menista
bila tupai memakan buah
buah masak di atas pokok
janganlah sering berbuat mubah
semunya jadi tak elok
Kopi Lampung Agustus 09 2011
SABIT KETUJUH
pada awan begitu jauh
hendak menyemat alam berpeluh
sabit ketujuh datang berlabuh
menapakan hajat barokah menyepuh
gemintang malam kedip langit
pagi menjemput malam berpamit
banyak nikmat rahmat membelit
ujian didapat semakin sulit
embun pagi mulai turun
mengecup hijau daun-daun
tak sulit agenda tersusun
bila semuanya sudah ditekun
ufuk timur mulai menyusur
menuju jingga pesona subur
ingatkan diri sudah berumur
semua kewajiban harus diatur
Kopi Lampung Agustus 07 2011
MANFAATKAN WAKTU
semilir angin berhembus perlahan
sejuk terasa sekujur badan
amalan kehidupan sangat dibutuhkan
Alloh takalla sudah memerintahkan
pada gunung terpandang cemerlang
di pagi hari penuhlah riang
manfaatkan waktu jangan dibuang
mendapat ampuanan ramadhan terhidang
bila tangan memetik bunga
harum semerbak elok terjaga
iman takwa eratkan raga
menuju kesejukan ketentraman surga
pada siang panas surya
bias sumringah kilau cahaya
mari berserah hanya pada-Nya
harus selalu kita upaya
Kopi Lampung Agustus 07 2011
BULAN RAMADHAN PENUH BAROKAH
jalan setapak di bukit kemuning
meliku terjal sangat licin
bulan ramadhan jangan menggunjing
agar dosa tak melusin
kelapa muda terpetik tangan
segar dinikmat tika berbuka
salam ukhuwah dalam persaudaran
tangan berjabat maafkan luka
mencabut ubi di dalam kebun
tuk dibuat kolak manis
mari perbanyak amalan disusun
berbagi rizki taklah habis
tahu diisi dengan kecabah
dalam adonan tepung terigu
bulan ramadhan penuh barokah
janganlah sampai kita meragu
Kopi Lampung Agustus 06 2011
TITIK TITIK
apakah titik-titik tanda gagal
terhantar sebidang kata bengal
pada rasa cutus sambal
apakah pantun syair ditinggal
memang titik simbol berhenti
tanda koma masuk kehati
mari berbagi saling mengerti
santun menghurai harum melati
salahkah tak menyertakan titik
bila berlebih harus dibisik
janganlah membuat suasana berisik
mari bermufakat pastilah baik
apakah gerangan kawan bertandang
pada sebidang kata sayang
tittik koma jangan dipandang
gunakan seperlunya untun menghidang
Kopi Lampung Agustus 06 2011
MANIS
tertelan waktu membingkai senja
terhatur ucap begitu manja
di bilik bambu elok bersahaja
lelah tertunduk dalam puja
pada lelah selalu menjamah
tunjuk sejuk secawan getah
pada manis tertelan indah
menjunjung setiamu yang cerah
pada bunga mawar tumbuh
mekar putik tempat berlabuh
harum terhidang selalu utuh
ternikmati hilangkan angkara keruh
tangan menghantar setinggi bayang
timang lantun aksara terdendang
pesonamu selalu hadir bertandang
hadir berpeluk mimpi sanggama pinang
Kopi Lampung Agustus 05 2011
SEBATAS YANG BERAGAM
sebatas bayang selalu menyeimbang
pada paras bunga seberang
seutas temali rasa sayang
tertembang merdu suara berkumandang
hembus bayu mengajak menari
burung lincah melompat kemari
terbisikan makna kicaunya asri
pada sebidang hati memberi
memberi ruang sepikan waktu
renungkan diri selalu ditentu
pada mawar sudahlah menyatu
membingkai pengertian berpintu batu
batu pulam corak beragam
kilaunya menembus jauh temaram
ibarat kain indah tersulam
bajumu bajuku terberi ilham
Kopi Lampung Agustus 03 2011
MENYILANG TINTA
terbang melayang burung di awan
memaknai luas alam kemuliaan
bebas memberikan penilaian kehidupan
atara putih serta kehitaman
jarak menghurai bumi langit
sepanjang galah pahit membelit
syukuri nikmat jangan disulit
walau sakit tumbuh sebukit
waktu beralih purnama emas
membelai lembut dalam membilas
kasih sayang begitu jelas
makna tertuju selalu memperjelas
selembar kertas hitamnya tinta
menyilang putih sebagai peminta
sudahlah bersergera rasa tertata
terhidang cerah setitik pelita
Kopi Lampung Agustus 03 2011
SELEMBAR KERTAS
antara pekat malam berwarna
biru berpadu corak hitam
bias aksara penuh pesona
elok terus tersulam kalam
pada kertas seloka tertulis
hitam bermakna dalam putih
terberi kasih begitu manis
taklah hilang bila perih
jauh bintang di atas langit
berdaping sabit menuju purnama
kasih sayang berdamping pahit
dalam hidup selalu menjelma
bila biru laut berpulau
hijau daun bunga berseri
pada mawar aku terpukau
membingkai makna dibilik diri
Kopi Lampung Agustus 02 2011
senja merona memerah saga
di pantai lempasing begitu indah
usah melamun sakitkan raga
bila baju tak terjamah
terjamah awan oleh surya
berikan hantaran pada kehidupan
syukurilah nikmat yang diberikan-Nya
bisa berkumpul dalam kebahagian
gajah lampung berbaris di lapangan
hendak bermain denganlah bola
banyaklah ilmu yang didapatkan
dari ramadhan bahagia menyala
hantar surat ucapan selamat
pada sanak saudara di seberang
elok nian menangis nikmat
memperbaik diri dosa berkarang
Kopi Lampung Agustus 23 2011
HARI FITRI PESONA BERMAAFAN
hari raya segera bertandang
ramai sanak yang menyambut
mari bermaafan jangan dihilang
hilangkan dosa sangatlah patut
hari raya takbir bergema
merdu terlantun sejuk diubun
salam santunku lembut menjelma
haturkan santun elok tersusun
ramai sangat shalat berjamaah
di hari fitri penuh warna
berkumpul keluarga sangatlah indah
berjabat tangan penuh pesona
hilir mudik sanak silah turohmi
kunjungi famili satu kampung
termohon maaf hati bersemi
atas silaf hatiku terkurung
Kopi Lampung Agustus 23 2011
SENANDUNG SAHDU MELAMBAI
bunga melati tumbuh di kebun
mekar putik hanya setangkai
janganlah sering duduk melamun
bila kejora jatuh terkulai
sungguh asik memandang bunga
dari jauh terlihat merekah
jangan sering melamun raga
bila kejora sudah terjamah
pekanbaru adat berpentun melayu
suaranya terlantun begitu merdu
jangan melamun disenandung mendayu
bila kejora lagi merindu
corak sumatera berumah panggung
dari aceh sampai kelampung
jangan melamun membalik punggung
bila kejora lagi bersenandung
Kopi Lampung Agustus 21 2011
MAKNA PENGERTIAN
sudahlah putik bunga ditanda
di pagi hari dikecup embun
hati menyatu didalam minda
huraikan cinta elok menyantun
banyaklah bunga dibalik bukit
harapkan hangat surya menyengat
mari kita perbaiki sakit
niscaya berkasih semakin erat
janganlah capek tuk bersantun
pada tapak waktu menentu
elok perbedaan harus disusun
pada keikhlasan tuk menyatu
ada makana di putik mahkota
terdapat sejuk antara murka
lama sudah kita menata
perindahkan pengertian tuk dibuka
Kopi Lampung Agustus 21 2011
SATUKAN DUA DALAM BEDA
pada kesendirian terhantar kata
pada putik mawar tertata
bingkai waktu renungan cinta
haruskah memerah hasrat cinta
pada rasa sudah terlaksana
salahkah bila memberikan warna
pada sebidang taman pesona
dua berbeda tuk dibina
berlantai bumi berpayung langit
terpeluk bayang hijau membukit
terbina ikhlas hangat melilit
pada dua dilupa sulit
bila terdapat semerbak bunga
dua putik berbeda raga
selalu melengkapi dalam berjaga
harus disatu dalam keluarga
Kopi Lampung Agustus 19 2011
APA ARTI UPACARA
upacara tahunan sudah diperingati
pada negeri tertanam melati
merdeka sudah membujur mati
hutang selalu menyayat menguliti
apalah arti dalam upacara
bila surya timbulkan bara
tak terdengar ilalang berbicara
harapkan embun buka suara
apalah daya angin bersenggama
pada puitik tak menjelma
sudah berapa kali purnama
tak berhasil berganti nama
isyarat alam gelombang mengguncang
memungut upeti begitu lantang
banyak nyawa hilang terlentang
lapar terdiam tahta terhidang
Kopi Lampung Agustus 18 2011
TUJUH BELAS
sepokok mangga berbuah lebat
masak sebiji jatuh kebumi
bulan ramadhan banyaklah nikmat
mari disemai supaya bersemi
esok menjelang tujuh belas
bertepatan miladnya negeri tercinta
mari berbagi dengan ikhlas
dibulan ramadhan elok menata
tujuh belas segera menjelang
esok upacara peringatan sahdu
mari kita saling menyayang
di bulan ramadhan membagi rindu
cahaya senja terlepas purnama
lembut membelai sekujur tubuh
tak terasa akan menjelma
fitri pembersihan dosa berlabuh
Kopi Lampung Agustus 16 2011
SETIA WASPADA
pada waktu berparas gagah
membingkai makna berwarna merah
pada putih selalu berserah
menuju titik cahaya megah
pada awan berselindang pelangi
saga merona tinggalkan pagi
pada setia waspada mewangi
putik rasa taklah pergi
bila senja sudah menjelang
sudahlah pasti malam terpinang
pada setia haru dipegang
walau terbagi tak menghilang
janganlah takut menuju seberang
berlayar sekoci dikecup gelombang
pada setia sekokoh karang
padamu padanya erat menyayang
Kopi Lampung Agustus 12 2011
BERSULANG PASTI BERSULAM
bila bersulang pasti bersulam
antara makna titah melanggam
lembut mengalun elok terekam
pengobat lara yang terkaram
mari bersyukur akan nikmat
terberi makhfiroh selalu tersemat
biar jauh mata melihat
tapi hati erat melekat
walau lantun lewat udara
dapat berpadu begitu mesra
salam santun hangat mendera
hilangkan gundah antara bara
saudara jauh berkirim kabar
surat tertulis sudah terhantar
ingin bertemu harus disabar
pasti waktu bertemu kelekar
Kopi Lampung Agustus 11 2011
LANGGAM
langgam terdendang merdukan nada
larutkan jiwa ketempo silam
lama sudah tak bersenda
apa kabar tanya tersulam
lama sudah panas bermusim
kini hujan sudah merinjis
sejuk jiwa jalenan silaturohim
kasih Allah semakin manis
pergi kesawah menanam padi
janganlah lupa dalam pengairan
eloklah kita bila berbudi
umpat hina harus ditinggalkan
kini sakit sudah disembuhkan
kenangan silam sebagai pembelajaran
mubah sumbang sudah ditinggalkan
kini merajut amalan kesucian
Kopi Lampung Agustus 09 2011
NASIHAT DIRI
pokok mangga lebat berbuah
masak sebiji jatuh kebumi
mari kita saling meramah
kerukunan hidup selalu bersemi
buah sukun pulen rasanya
disaji sepering di meja tamu
mari kita selalu berupaya
silaturohmi harus terus ditemu
kain merah cerah berwarna
disulam dara yang jelita
usahlah saling mengumpat menghina
supaya hidup tak menista
bila tupai memakan buah
buah masak di atas pokok
janganlah sering berbuat mubah
semunya jadi tak elok
Kopi Lampung Agustus 09 2011
SABIT KETUJUH
pada awan begitu jauh
hendak menyemat alam berpeluh
sabit ketujuh datang berlabuh
menapakan hajat barokah menyepuh
gemintang malam kedip langit
pagi menjemput malam berpamit
banyak nikmat rahmat membelit
ujian didapat semakin sulit
embun pagi mulai turun
mengecup hijau daun-daun
tak sulit agenda tersusun
bila semuanya sudah ditekun
ufuk timur mulai menyusur
menuju jingga pesona subur
ingatkan diri sudah berumur
semua kewajiban harus diatur
Kopi Lampung Agustus 07 2011
MANFAATKAN WAKTU
semilir angin berhembus perlahan
sejuk terasa sekujur badan
amalan kehidupan sangat dibutuhkan
Alloh takalla sudah memerintahkan
pada gunung terpandang cemerlang
di pagi hari penuhlah riang
manfaatkan waktu jangan dibuang
mendapat ampuanan ramadhan terhidang
bila tangan memetik bunga
harum semerbak elok terjaga
iman takwa eratkan raga
menuju kesejukan ketentraman surga
pada siang panas surya
bias sumringah kilau cahaya
mari berserah hanya pada-Nya
harus selalu kita upaya
Kopi Lampung Agustus 07 2011
BULAN RAMADHAN PENUH BAROKAH
jalan setapak di bukit kemuning
meliku terjal sangat licin
bulan ramadhan jangan menggunjing
agar dosa tak melusin
kelapa muda terpetik tangan
segar dinikmat tika berbuka
salam ukhuwah dalam persaudaran
tangan berjabat maafkan luka
mencabut ubi di dalam kebun
tuk dibuat kolak manis
mari perbanyak amalan disusun
berbagi rizki taklah habis
tahu diisi dengan kecabah
dalam adonan tepung terigu
bulan ramadhan penuh barokah
janganlah sampai kita meragu
Kopi Lampung Agustus 06 2011
TITIK TITIK
apakah titik-titik tanda gagal
terhantar sebidang kata bengal
pada rasa cutus sambal
apakah pantun syair ditinggal
memang titik simbol berhenti
tanda koma masuk kehati
mari berbagi saling mengerti
santun menghurai harum melati
salahkah tak menyertakan titik
bila berlebih harus dibisik
janganlah membuat suasana berisik
mari bermufakat pastilah baik
apakah gerangan kawan bertandang
pada sebidang kata sayang
tittik koma jangan dipandang
gunakan seperlunya untun menghidang
Kopi Lampung Agustus 06 2011
MANIS
tertelan waktu membingkai senja
terhatur ucap begitu manja
di bilik bambu elok bersahaja
lelah tertunduk dalam puja
pada lelah selalu menjamah
tunjuk sejuk secawan getah
pada manis tertelan indah
menjunjung setiamu yang cerah
pada bunga mawar tumbuh
mekar putik tempat berlabuh
harum terhidang selalu utuh
ternikmati hilangkan angkara keruh
tangan menghantar setinggi bayang
timang lantun aksara terdendang
pesonamu selalu hadir bertandang
hadir berpeluk mimpi sanggama pinang
Kopi Lampung Agustus 05 2011
SEBATAS YANG BERAGAM
sebatas bayang selalu menyeimbang
pada paras bunga seberang
seutas temali rasa sayang
tertembang merdu suara berkumandang
hembus bayu mengajak menari
burung lincah melompat kemari
terbisikan makna kicaunya asri
pada sebidang hati memberi
memberi ruang sepikan waktu
renungkan diri selalu ditentu
pada mawar sudahlah menyatu
membingkai pengertian berpintu batu
batu pulam corak beragam
kilaunya menembus jauh temaram
ibarat kain indah tersulam
bajumu bajuku terberi ilham
Kopi Lampung Agustus 03 2011
MENYILANG TINTA
terbang melayang burung di awan
memaknai luas alam kemuliaan
bebas memberikan penilaian kehidupan
atara putih serta kehitaman
jarak menghurai bumi langit
sepanjang galah pahit membelit
syukuri nikmat jangan disulit
walau sakit tumbuh sebukit
waktu beralih purnama emas
membelai lembut dalam membilas
kasih sayang begitu jelas
makna tertuju selalu memperjelas
selembar kertas hitamnya tinta
menyilang putih sebagai peminta
sudahlah bersergera rasa tertata
terhidang cerah setitik pelita
Kopi Lampung Agustus 03 2011
SELEMBAR KERTAS
antara pekat malam berwarna
biru berpadu corak hitam
bias aksara penuh pesona
elok terus tersulam kalam
pada kertas seloka tertulis
hitam bermakna dalam putih
terberi kasih begitu manis
taklah hilang bila perih
jauh bintang di atas langit
berdaping sabit menuju purnama
kasih sayang berdamping pahit
dalam hidup selalu menjelma
bila biru laut berpulau
hijau daun bunga berseri
pada mawar aku terpukau
membingkai makna dibilik diri
Kopi Lampung Agustus 02 2011
Mufakat Mesra & Cahaya Sabit
CAHAYA SABIT
terhantar secarik rengkuh bayu
hangatkan peraduan di malam sepi
pada pantun dendang mendayu
menghurai gelora ingin menepi
pada bulan sabit menerbit
menapak suci cahaya lebut
hangat peluk erat membelit
cumbu desah selalu turut
cahaya sabit membelai mayang
rambut tergerai bak selindang
satu lima pokok menyayang
meranggas bersemi sejuk terpandang
ayu paras bunga mawar
senyum berseri jauh di seberang
santun merdu selalu terdengar
bait baitnya sudah terpinang
Kopi Lampung Juli 31 2011
MUFAKAT MESRA
bila tekukur singgah di dahan
melihat padi menguning di sawah
mari bersyukur atas kenikmatan
yang terberi janganlah resah
daging sapi lemak diseruding
semur jariang sebagai pengingat
elok beruding duduk berdamping
pecah risalah menuju mufakat
kain tapis kain pelikat
coraknya indah begitu megah
bulan merahmat sudah mendekat
mari perbanyak amalan ibadah
buah durian berbuah banyak
harum wewangi mengundang selera
janganlah gaduh membuat rusak
ikut kesejukan jiwa mesra
Kopi Lampung Juli 30 2011
terhantar secarik rengkuh bayu
hangatkan peraduan di malam sepi
pada pantun dendang mendayu
menghurai gelora ingin menepi
pada bulan sabit menerbit
menapak suci cahaya lebut
hangat peluk erat membelit
cumbu desah selalu turut
cahaya sabit membelai mayang
rambut tergerai bak selindang
satu lima pokok menyayang
meranggas bersemi sejuk terpandang
ayu paras bunga mawar
senyum berseri jauh di seberang
santun merdu selalu terdengar
bait baitnya sudah terpinang
Kopi Lampung Juli 31 2011
MUFAKAT MESRA
bila tekukur singgah di dahan
melihat padi menguning di sawah
mari bersyukur atas kenikmatan
yang terberi janganlah resah
daging sapi lemak diseruding
semur jariang sebagai pengingat
elok beruding duduk berdamping
pecah risalah menuju mufakat
kain tapis kain pelikat
coraknya indah begitu megah
bulan merahmat sudah mendekat
mari perbanyak amalan ibadah
buah durian berbuah banyak
harum wewangi mengundang selera
janganlah gaduh membuat rusak
ikut kesejukan jiwa mesra
Kopi Lampung Juli 30 2011
Dalam Timang
DALAM TIMANG
kumandang tembang bergemuruh gelombang
terharungi selat sunda menyeberang
salam malam dalamlah timang
pulau lampung aku bertandang
bandar bakauheni sudah menyambut
senyum siger sangat lembut
cahaya lampu menusuk kabut
membingkai malam munajat tersebut
terhuarai malam bercengkerama tikar
gemintang berkedip dalamlah samar
pada bayu terhantar kabar
sakitmu lirih selalu terdengar
dalam timang selalu disenandung
kasihmu selalu sejuk berpayung
syair suci elok terlarung
tuk kesembuhanmu selalu tersanjung
Kopi Lampung Juli 26 2011
kumandang tembang bergemuruh gelombang
terharungi selat sunda menyeberang
salam malam dalamlah timang
pulau lampung aku bertandang
bandar bakauheni sudah menyambut
senyum siger sangat lembut
cahaya lampu menusuk kabut
membingkai malam munajat tersebut
terhuarai malam bercengkerama tikar
gemintang berkedip dalamlah samar
pada bayu terhantar kabar
sakitmu lirih selalu terdengar
dalam timang selalu disenandung
kasihmu selalu sejuk berpayung
syair suci elok terlarung
tuk kesembuhanmu selalu tersanjung
Kopi Lampung Juli 26 2011
Embun Pagi
EMBUN PAGI
sejuk setitik di pucuk daun
membisik risalah pagi menyapa
tertulis rasa selalu melantun
pada bunga jauh berupa
saga merona timur mempesona
membingkis manja hangat terasa
pada bayang menuju nirwana
terpeluk mata santun berbisa
purnama pagi cerah bermakna
setali uang membili pinang
sekapur sirih tertulis pena
bertitah perintah menyusun sayang
bila hendak mengukir kayu
tentukanlah serat yang baik
bila hari dikecup bayu
pastilah elok dalamlah bisik
Kopi Lampung Juli 24 2011
sejuk setitik di pucuk daun
membisik risalah pagi menyapa
tertulis rasa selalu melantun
pada bunga jauh berupa
saga merona timur mempesona
membingkis manja hangat terasa
pada bayang menuju nirwana
terpeluk mata santun berbisa
purnama pagi cerah bermakna
setali uang membili pinang
sekapur sirih tertulis pena
bertitah perintah menyusun sayang
bila hendak mengukir kayu
tentukanlah serat yang baik
bila hari dikecup bayu
pastilah elok dalamlah bisik
Kopi Lampung Juli 24 2011
Juli 22-23 2011
JIWA FAKIR
kapal sudah melempar sauh
sandar di bandar sudah terberi
jiwa religi harus dikayuh
niscaya hidup selalu berseri
hantarkan diri fakir berbeban
sambut cahaya Ramadhan kemulian
ringankan batin dalam keimanan
menggapai barokah-Nya sepanjang zaman
bila dendam selalu diperam
diri mati dalam persaudaraan
eloklah bara harus direndam
supaya sejuk dalam kebahagian
silap ucap lontar amarah
pada sepucuk putik bunga
mohon maafku dalam berserah
pada semua saudara sekeluarga
Kopi Lampung Juli 23 2011
SAKBAN
purnama sudah berlalu jauh
angin mengecup putik pagi
embun sejuk sudah berlabuh
menjemput dahaga daun mewangi
bulan sakban akan habis
berganti Ramadhan penuh barokah
perbanyaklah amalan yang manis
supaya tak menangis kalah
berbilah rumpun bambu terbelah
dibuat anyaman pembatas bilik
mohon maaf segala salah
oleh silap ucap mengusik
dalam lantun ayat berlarik
merdu mengalun darilah surau
salam santun selalu terbisik
pada saudara diseberang pulau
Kopi Lampung Juli 22 2011
kapal sudah melempar sauh
sandar di bandar sudah terberi
jiwa religi harus dikayuh
niscaya hidup selalu berseri
hantarkan diri fakir berbeban
sambut cahaya Ramadhan kemulian
ringankan batin dalam keimanan
menggapai barokah-Nya sepanjang zaman
bila dendam selalu diperam
diri mati dalam persaudaraan
eloklah bara harus direndam
supaya sejuk dalam kebahagian
silap ucap lontar amarah
pada sepucuk putik bunga
mohon maafku dalam berserah
pada semua saudara sekeluarga
Kopi Lampung Juli 23 2011
SAKBAN
purnama sudah berlalu jauh
angin mengecup putik pagi
embun sejuk sudah berlabuh
menjemput dahaga daun mewangi
bulan sakban akan habis
berganti Ramadhan penuh barokah
perbanyaklah amalan yang manis
supaya tak menangis kalah
berbilah rumpun bambu terbelah
dibuat anyaman pembatas bilik
mohon maaf segala salah
oleh silap ucap mengusik
dalam lantun ayat berlarik
merdu mengalun darilah surau
salam santun selalu terbisik
pada saudara diseberang pulau
Kopi Lampung Juli 22 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
SEKAR LANGIT MEMBINGKAI JINGGA
selindang pelangi indah merona
jingga tersenyum di ufuk sana
berjauh pulau dalam pesona
sekar langit bersatu makna
rinjis hujan datang bertandang
hilang senyum senja menhilang
anggun sekar langit terpandang
cinta mulai bersemi sayang
sekar langit cahaya purnama
antara rinjis tersebut nama
pada sekar terhantar rima
tentang rasa hangat menjelma
putik bunga tangkai bersanding
harum semerbak sudah tersunting
cinta merunduk padi menguning
pada sekar hati bersanding
Kopi Lampung Juli 16 2011
TERHANTAR DOA
hantar tidur bertilam kubur
hangat dingin dalamlah dengkur
salam malam rindu terhulur
pada kawan ucap terhatur
bila malam rabah keufuk
saga merona dalam bertajuk
bila bertandang pastilah sibuk
merayu alam sukar dibujuk
bila susah dapatkan tikar
cari saja koran dihampar
bila terhatar daoa berkabar
semoga sihat selalu tersebar
pada angin terhatur pinta
jauh jarak antara mata
mohon maaf antara nista
menuju cintaNya sebagai pelita
Kopi Lampung Juli 16 2011
TANGAGL LIMABELAS
sekar langit berayun senandung
tangagal limabelas berpayung sanjung
bersemi putik bunga mengurung
berseri bahagia di taman ujung
tanggal limabelas juli tertegur
dua ribu sebelas terhatur
pada daun hijau menyubur
harum semerbaknya selalu menabur
selayang pandang wajah terpandang
ayu rupawan selalu terbayang
putik bunga selalu terpegang
rasa hangat selalu terhidang
kini terjalin dua samudera
antara pulau dua negara
walau berjauh tetap mesra
saling menghangat jiwa membara
Kopi Lampung, Juli 15 2011
AKU PENYUAP
lantun peluit berdendang pikat
ketika lampu merah terlewat
sebelum biru pilu menyemat
tawar menawar tak telat
polisi menasihat begitu keramat
jangan sering merah dibabat
malam itu laju melesat
kuda besi pengereman terlambat
ahirnya damai sidang di tempat
ceban cukup ganjalkan nikmat
aku penyuap yang hianat
menabur dosa semakin sesat
dosa berbagi seperti karat
lekat melekat besi berkilat
hukum murah debeli laknat
bagi uang juru selamat
Kopi Lampung, juli 13 2011
selindang pelangi indah merona
jingga tersenyum di ufuk sana
berjauh pulau dalam pesona
sekar langit bersatu makna
rinjis hujan datang bertandang
hilang senyum senja menhilang
anggun sekar langit terpandang
cinta mulai bersemi sayang
sekar langit cahaya purnama
antara rinjis tersebut nama
pada sekar terhantar rima
tentang rasa hangat menjelma
putik bunga tangkai bersanding
harum semerbak sudah tersunting
cinta merunduk padi menguning
pada sekar hati bersanding
Kopi Lampung Juli 16 2011
TERHANTAR DOA
hantar tidur bertilam kubur
hangat dingin dalamlah dengkur
salam malam rindu terhulur
pada kawan ucap terhatur
bila malam rabah keufuk
saga merona dalam bertajuk
bila bertandang pastilah sibuk
merayu alam sukar dibujuk
bila susah dapatkan tikar
cari saja koran dihampar
bila terhatar daoa berkabar
semoga sihat selalu tersebar
pada angin terhatur pinta
jauh jarak antara mata
mohon maaf antara nista
menuju cintaNya sebagai pelita
Kopi Lampung Juli 16 2011
TANGAGL LIMABELAS
sekar langit berayun senandung
tangagal limabelas berpayung sanjung
bersemi putik bunga mengurung
berseri bahagia di taman ujung
tanggal limabelas juli tertegur
dua ribu sebelas terhatur
pada daun hijau menyubur
harum semerbaknya selalu menabur
selayang pandang wajah terpandang
ayu rupawan selalu terbayang
putik bunga selalu terpegang
rasa hangat selalu terhidang
kini terjalin dua samudera
antara pulau dua negara
walau berjauh tetap mesra
saling menghangat jiwa membara
Kopi Lampung, Juli 15 2011
AKU PENYUAP
lantun peluit berdendang pikat
ketika lampu merah terlewat
sebelum biru pilu menyemat
tawar menawar tak telat
polisi menasihat begitu keramat
jangan sering merah dibabat
malam itu laju melesat
kuda besi pengereman terlambat
ahirnya damai sidang di tempat
ceban cukup ganjalkan nikmat
aku penyuap yang hianat
menabur dosa semakin sesat
dosa berbagi seperti karat
lekat melekat besi berkilat
hukum murah debeli laknat
bagi uang juru selamat
Kopi Lampung, juli 13 2011
Kamis, 24 November 2011
Gadis Mengecap Madu
GADIS MENGECAP MADU
senyum manis surya menipis
di putik kembang selasih berseri
paras ayu embun menangis
pada bingakai hari terberi
bila embun luruh ke bumi
bumi dahaga tak usai
bila benih mulai bersemi
gadis mengecap madu melambai
melambai nyiur di tepi pantai
buih mengecup bibir pasir
luah hati sudah terhurai
menyesap madu yang mengalir
mengalir air hulu kemuara
riak terdiam gelombang terkaram
alam bijak selalu mesra
pada penghuni yang menyulam
Kopi Lampung Juli 12 2011
senyum manis surya menipis
di putik kembang selasih berseri
paras ayu embun menangis
pada bingakai hari terberi
bila embun luruh ke bumi
bumi dahaga tak usai
bila benih mulai bersemi
gadis mengecap madu melambai
melambai nyiur di tepi pantai
buih mengecup bibir pasir
luah hati sudah terhurai
menyesap madu yang mengalir
mengalir air hulu kemuara
riak terdiam gelombang terkaram
alam bijak selalu mesra
pada penghuni yang menyulam
Kopi Lampung Juli 12 2011
Lain Lubuk Lainlah Ikan
LAIN LUBUK LAINLAH IKAN
lain lubuk lainlah ikan
lain pula dengan kedalaman
bila kasih sayang ditemukan
itulah simbol dari kebahagian
lain lubuk lainlah ikan
asin payau tawar membedakan
cantik hati sangat menawan
iman takwa harus diutamakan
lain lubuk lainlah ikan
ikan sepat tak di lautan
rugilah hidup dalam tatanan
bila tak sanggup memanfaatkan
lain lubuk lainlah ikan
daratan air banyak perbedaan
dalam hidup saling membutuhkan
ciptakan kedamaian alam diutamakan
Kopi Lampung Juli 10 2011
lain lubuk lainlah ikan
lain pula dengan kedalaman
bila kasih sayang ditemukan
itulah simbol dari kebahagian
lain lubuk lainlah ikan
asin payau tawar membedakan
cantik hati sangat menawan
iman takwa harus diutamakan
lain lubuk lainlah ikan
ikan sepat tak di lautan
rugilah hidup dalam tatanan
bila tak sanggup memanfaatkan
lain lubuk lainlah ikan
daratan air banyak perbedaan
dalam hidup saling membutuhkan
ciptakan kedamaian alam diutamakan
Kopi Lampung Juli 10 2011
Lekatkan Cinta
LEKATKAN CINTA
biarlah dahan tumbang melintang
dari pokok luruh ke bumi
sabarlah dahulu sayang di seberang
jangan goyahkan cinta bersemi
bersemi bunga di senja hari
berselindang pelangi penuhlawah warna
senyum manis harapan terberi
berjumpa kelak penuhlah pesona
pesona saga lembayung jingga
rebah di ufuk namanya barat
cinta rindu selalu terjaga
padamu kasih sayangku melekat
pokok karet getahnya putih
di ambil pagi sampailah petang
berjauh cinta memanglah perih
berjumpa kelak pastilah girang
Kopi Lampung Juli 2011
biarlah dahan tumbang melintang
dari pokok luruh ke bumi
sabarlah dahulu sayang di seberang
jangan goyahkan cinta bersemi
bersemi bunga di senja hari
berselindang pelangi penuhlawah warna
senyum manis harapan terberi
berjumpa kelak penuhlah pesona
pesona saga lembayung jingga
rebah di ufuk namanya barat
cinta rindu selalu terjaga
padamu kasih sayangku melekat
pokok karet getahnya putih
di ambil pagi sampailah petang
berjauh cinta memanglah perih
berjumpa kelak pastilah girang
Kopi Lampung Juli 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
SI TUKANG TULIS
tulis si tukang tulis
indah beruntai kata berkata
sajikan isi hati memanis
kadang tangis juga tertata
kunci jawaban selalu gaib
seperti air datang menenggelam
jawab tak jelaskan nasib
semuanya menjadi selubung kelam
corat coert kata tergores
juntai mata lelah menatap
nikotin kafein selalu beres
sajikan tawaran sebagai pelengkap
hasil puisi sudahlah pasti
perenungan usia indah berisi
pada putik putik hati
berbilik cinta sudah terrealisasi
Kopi Lampung Juli 10 2011
KELAM TAK SEGARIS HUJAN
pada malam berselindang bayu
remang gemintang merendam bulan
syair pusi mendayu-dayu
tawarkan minda tuk menyimpan
bila malam tak berbulan
garis tak terlihat menyulam
syair dan puisi menyajikan
luka bahagia selalu terekam
bukti malam selalu menggairahkan
pada bilik perenung minda
dalam paparan pasti disebabkan
ladang hati membusung dada
bila malam tak berbulan
pastikan pelita tuk penerang
minyak jarak pasti memberikan
walau lelah di hujung tandang
Kopi Lampung Juli 9 2011
HARAPAN
taman safari bejalan sendiri
banyak mendapat senyum manis
sudah berhati membawa diri
cinta melekat tak terkikis
sungguh sejuk semilir bayu
hadir membelai tubuh berpeluh
dinda berdendang merdu mendayu
budi pekerti elok terseduh
rumput ilalang banyak di ladang
bunganya putih sejuk dipandang
rindu kanda sulit dihadang
menuju dinda pasti bertandang
dendang bayu di pucuk nilam
hantarkan mimpi dalam kehangatan
hendak kanda datang menyulam
pada dinda harpan kebahagian
Kopi Lampung Juli 08 2011
PENYAIR
penyair selalu bergulir kehilir
menuju hulu dan muara
malam ini hamba hadir
parkirkan rasa dalam bara
bila pucuk hijau muda
dahan kokoh selalu menyangga
kau penyair lapang dada
pekerti budi elok terjaga
bila padi masih muda
bila tua ia merunduk
penyair elok selalu meminda
membirkan dalam makna bertajuk
mengayuh jukung sampai ke bandar
lelah mendayung rehat sebentar
kau penyair yang sabar
ikhlas memberi ilmu disebar
Kopi Lampung Juli 08 2011
INSTRUMEN ALAM
instrumen malam berbagi diam
pada layap layap bersulam
antara mantra wangikan alam
limpahkan barokah di daun nilam
esok pagi embun menyegar
ingatkan hidup berbagi sandar
pada ahlak muala tegar
hadapi semua yang hambar
sambut surya datang bersalam
ufuk timur berbalas salam
semua saling bertajuk diam
jalenan hangat tubuh terperam
siang menjelang ubun terbakar
pitutur harus selalu disabar
menuju siang senja melembar
saling melengkapi denganlah gelar
Kopi Lamung Juli 08 2011
PENJELAS
surya kini telah meninggi
di atas ubun terpanggang panas
kata tak bertemu mewangi
hanya itu sebagai penjelas
pukul dua belas menjelang
waktunya rehat makan siang
pengganti kata tak menyayang
puisi hati selalu bercabang
cabang tiga di simpang tiga
bukit kemuning palembang lampung
salam santunku selalu terjaga
pada saudara aku termenung
termenung bukanlah sembarang termenung
hayal jumpa memtik mangga
maafkan hamba asal bersenandung
mohon ijin memetik bunga
Kopi Lampung Juli 07 2011
SAMPAI
sebuah titik menuju jenuh
aliran gelombang taklah penuh
sampai berkeping enggan berlabuh
angin lagi malas bersetubuh
sampai sudah hari tertuduh
bulan berganti tahun ditempuh
sudah banyak keluar peluh
jernih tersulam oleh keruh
sampai kapan terus mengeluh
pagi menjelang senja meluruh
batasan hidup pastilah rapuh
nikmat berkurang darilah tubuh
sampai saatnya kita menabuh
hantarkan jiwa tuk bersimpuh
jalankan hening janganlah gaduh
menuju puncak yang kukuh
Kopi Lampung Juli 07 2011
PERNIKAHAN KERAMAT
surya pun rebah kebarat
gelap sebentar mengecup hangat
wajah kita saling bernasihat
pada jelenan kisah nikmat
kepuasan senja pernikahan keramat
pada saga mengucup semangat
hikayat hidup selalu disemat
pastilah bahagia tak berhianat
bila bunga berselindang pelangi
senyum berseri ramah terbagi
semua tersesap bayu mewangi
hendaklah kita harus kunjungi
bila bunga berganding senja
pernikahan keramat di atas meja
batin bersaksi sujud berpuja
hilangkan kisaran nista bersahaja
Kopi Lampung Junli 06 2011
CARILAH MANFAAT
panjang pendek intonasi suara
merdu melanggam semakin mesra
sentuhan jiwa panas membara
pastialah bernaung santun saudara
janganlah marah bila tersengat
dalam kata muatkan sifat
rangakailah aksara dalam berhayat
supaya penikmat banyak terpikat
carilah manfaat tuk diguna
secarik kertas hitam berwarna
banyak sahabat banyaklah warna
syukuri hidup menuju pesona
merah mengakal si buah pepaya
luruh kebawah terkena paya
mari kawan kita berkarya
langgamkan rasa dalam berbudaya
Kopi Lampung Juli 05 2011
PADANAN UCAP SERPIHKAN MAKNA
padanan hitam belumlah hitam
padanan putih banyak tenggelam
imbangkan hidup dalam menikam
serpihkan makna harus disulam
padanan ucap belum bermatabat
padanan hianat belum menikmat
hendak menuju ingin melakat
apalah daya selalu tersengat
padanan mimpi untuk menyata
padanan nyata mimpi menata
hantarkan risalah dengan pelita
tunjukan sabar ikhlas dipinta
padanan hidup mati menjelang
padanan surga neraka bertandang
nafsu jiwa harus diimbang
syair suci harus dikumandang
Kopi Lampung, Juli 05 2011
ABU-ABU BERCORAK HITAM
bait demi bait tersulam
narasikan hati selalu terdiam
gelombang rasa terus melanggam
pada lautan daratan bersalam
abu-abu bercorak hitam
pagi siang menjemput malam
bisik kemesraan pada pualam
jauh berseberang antara alam
abu-abu berganding warna
hitam merah dalam pesoana
pada mawar taman terbina
bersemi indah di senja merona
abu-abu kerkerudung anggun
senyum teruntai aksara besantun
pada mawar jiwa menuntun
tafsirkan makna menuju rukun
Kopi Lampung, Juli 04 2011
tulis si tukang tulis
indah beruntai kata berkata
sajikan isi hati memanis
kadang tangis juga tertata
kunci jawaban selalu gaib
seperti air datang menenggelam
jawab tak jelaskan nasib
semuanya menjadi selubung kelam
corat coert kata tergores
juntai mata lelah menatap
nikotin kafein selalu beres
sajikan tawaran sebagai pelengkap
hasil puisi sudahlah pasti
perenungan usia indah berisi
pada putik putik hati
berbilik cinta sudah terrealisasi
Kopi Lampung Juli 10 2011
KELAM TAK SEGARIS HUJAN
pada malam berselindang bayu
remang gemintang merendam bulan
syair pusi mendayu-dayu
tawarkan minda tuk menyimpan
bila malam tak berbulan
garis tak terlihat menyulam
syair dan puisi menyajikan
luka bahagia selalu terekam
bukti malam selalu menggairahkan
pada bilik perenung minda
dalam paparan pasti disebabkan
ladang hati membusung dada
bila malam tak berbulan
pastikan pelita tuk penerang
minyak jarak pasti memberikan
walau lelah di hujung tandang
Kopi Lampung Juli 9 2011
HARAPAN
taman safari bejalan sendiri
banyak mendapat senyum manis
sudah berhati membawa diri
cinta melekat tak terkikis
sungguh sejuk semilir bayu
hadir membelai tubuh berpeluh
dinda berdendang merdu mendayu
budi pekerti elok terseduh
rumput ilalang banyak di ladang
bunganya putih sejuk dipandang
rindu kanda sulit dihadang
menuju dinda pasti bertandang
dendang bayu di pucuk nilam
hantarkan mimpi dalam kehangatan
hendak kanda datang menyulam
pada dinda harpan kebahagian
Kopi Lampung Juli 08 2011
PENYAIR
penyair selalu bergulir kehilir
menuju hulu dan muara
malam ini hamba hadir
parkirkan rasa dalam bara
bila pucuk hijau muda
dahan kokoh selalu menyangga
kau penyair lapang dada
pekerti budi elok terjaga
bila padi masih muda
bila tua ia merunduk
penyair elok selalu meminda
membirkan dalam makna bertajuk
mengayuh jukung sampai ke bandar
lelah mendayung rehat sebentar
kau penyair yang sabar
ikhlas memberi ilmu disebar
Kopi Lampung Juli 08 2011
INSTRUMEN ALAM
instrumen malam berbagi diam
pada layap layap bersulam
antara mantra wangikan alam
limpahkan barokah di daun nilam
esok pagi embun menyegar
ingatkan hidup berbagi sandar
pada ahlak muala tegar
hadapi semua yang hambar
sambut surya datang bersalam
ufuk timur berbalas salam
semua saling bertajuk diam
jalenan hangat tubuh terperam
siang menjelang ubun terbakar
pitutur harus selalu disabar
menuju siang senja melembar
saling melengkapi denganlah gelar
Kopi Lamung Juli 08 2011
PENJELAS
surya kini telah meninggi
di atas ubun terpanggang panas
kata tak bertemu mewangi
hanya itu sebagai penjelas
pukul dua belas menjelang
waktunya rehat makan siang
pengganti kata tak menyayang
puisi hati selalu bercabang
cabang tiga di simpang tiga
bukit kemuning palembang lampung
salam santunku selalu terjaga
pada saudara aku termenung
termenung bukanlah sembarang termenung
hayal jumpa memtik mangga
maafkan hamba asal bersenandung
mohon ijin memetik bunga
Kopi Lampung Juli 07 2011
SAMPAI
sebuah titik menuju jenuh
aliran gelombang taklah penuh
sampai berkeping enggan berlabuh
angin lagi malas bersetubuh
sampai sudah hari tertuduh
bulan berganti tahun ditempuh
sudah banyak keluar peluh
jernih tersulam oleh keruh
sampai kapan terus mengeluh
pagi menjelang senja meluruh
batasan hidup pastilah rapuh
nikmat berkurang darilah tubuh
sampai saatnya kita menabuh
hantarkan jiwa tuk bersimpuh
jalankan hening janganlah gaduh
menuju puncak yang kukuh
Kopi Lampung Juli 07 2011
PERNIKAHAN KERAMAT
surya pun rebah kebarat
gelap sebentar mengecup hangat
wajah kita saling bernasihat
pada jelenan kisah nikmat
kepuasan senja pernikahan keramat
pada saga mengucup semangat
hikayat hidup selalu disemat
pastilah bahagia tak berhianat
bila bunga berselindang pelangi
senyum berseri ramah terbagi
semua tersesap bayu mewangi
hendaklah kita harus kunjungi
bila bunga berganding senja
pernikahan keramat di atas meja
batin bersaksi sujud berpuja
hilangkan kisaran nista bersahaja
Kopi Lampung Junli 06 2011
CARILAH MANFAAT
panjang pendek intonasi suara
merdu melanggam semakin mesra
sentuhan jiwa panas membara
pastialah bernaung santun saudara
janganlah marah bila tersengat
dalam kata muatkan sifat
rangakailah aksara dalam berhayat
supaya penikmat banyak terpikat
carilah manfaat tuk diguna
secarik kertas hitam berwarna
banyak sahabat banyaklah warna
syukuri hidup menuju pesona
merah mengakal si buah pepaya
luruh kebawah terkena paya
mari kawan kita berkarya
langgamkan rasa dalam berbudaya
Kopi Lampung Juli 05 2011
PADANAN UCAP SERPIHKAN MAKNA
padanan hitam belumlah hitam
padanan putih banyak tenggelam
imbangkan hidup dalam menikam
serpihkan makna harus disulam
padanan ucap belum bermatabat
padanan hianat belum menikmat
hendak menuju ingin melakat
apalah daya selalu tersengat
padanan mimpi untuk menyata
padanan nyata mimpi menata
hantarkan risalah dengan pelita
tunjukan sabar ikhlas dipinta
padanan hidup mati menjelang
padanan surga neraka bertandang
nafsu jiwa harus diimbang
syair suci harus dikumandang
Kopi Lampung, Juli 05 2011
ABU-ABU BERCORAK HITAM
bait demi bait tersulam
narasikan hati selalu terdiam
gelombang rasa terus melanggam
pada lautan daratan bersalam
abu-abu bercorak hitam
pagi siang menjemput malam
bisik kemesraan pada pualam
jauh berseberang antara alam
abu-abu berganding warna
hitam merah dalam pesoana
pada mawar taman terbina
bersemi indah di senja merona
abu-abu kerkerudung anggun
senyum teruntai aksara besantun
pada mawar jiwa menuntun
tafsirkan makna menuju rukun
Kopi Lampung, Juli 04 2011
Rinjisan Hujan Di Taman Monas
RINJISAN HUJAN DI TAMAN MONAS
kenangan dua tahun silam
rinjisan hujan sejuk menyulam
berputar kaki berteduh malam
hangat terberi tangan segenggam
tugu monas antara rerumputan
saksikan kebisuan dua badan
awal kemesraan dalam berpelukan
hangat terasa jiwa pendaran
sebuah nama selalu didendang
tertulis syair bila bertandang
pada siang malam terhidang
pena meminda jalenan sayang
angin berhembus tulang tertusuk
membingkai rasa raga lapuk
kini berjauh kota menyibuk
di sana hati mmanis tereguk
Kopi Lampung Juni 28 2011
kenangan dua tahun silam
rinjisan hujan sejuk menyulam
berputar kaki berteduh malam
hangat terberi tangan segenggam
tugu monas antara rerumputan
saksikan kebisuan dua badan
awal kemesraan dalam berpelukan
hangat terasa jiwa pendaran
sebuah nama selalu didendang
tertulis syair bila bertandang
pada siang malam terhidang
pena meminda jalenan sayang
angin berhembus tulang tertusuk
membingkai rasa raga lapuk
kini berjauh kota menyibuk
di sana hati mmanis tereguk
Kopi Lampung Juni 28 2011
Rabu, 23 November 2011
Syair
GEMERICIK AIR
jendela senja terdekap malam
pesonanya mulai luruh terdiam
usia bertambah terus menyulam
nikmat terkurangi lumpur merendam
regang sawah petani menanam
mengendap rumput busuk di dalam
gemericik air menuju kalam
basuh pokok yang suram
hijau terhampar berjauh tangan
pupuk berhasil menuju keindahan
menguning runduk padi ketawadhuan
sepoi angin sejukan kedudukan
tuai padi harus dilaksanakan
sebelum tikus mendahului pangan
pengerat senja dapat dihindarkan
perangkap-perangakap segera hilangkan
Kopi Lapung Juni 27 2011
JENDELA SENJA
separuh hidup sulur menempuh
semuanya berlabuh dalam pengaruh
adakah senja ronanya melepuh
membentuk selindang pelangi luruh
jendela senja tinggalkan nama
lekat lumpur keramat purnama
laskar kemboja sudah menjelma
membingaki warna merah delima
jendela senja berayun pelangi
selindang langit membumbung tinggi
amalan hidup taklah wangi
busuk bangkai selalu menyambangi
jendela senja hilang penerang
tak ada seimbang bayang
tuntunan hidup mulai menghilang
nafsu nikmat selalu menjelang
Kopi Lampung, Juni 27 2011
jendela senja terdekap malam
pesonanya mulai luruh terdiam
usia bertambah terus menyulam
nikmat terkurangi lumpur merendam
regang sawah petani menanam
mengendap rumput busuk di dalam
gemericik air menuju kalam
basuh pokok yang suram
hijau terhampar berjauh tangan
pupuk berhasil menuju keindahan
menguning runduk padi ketawadhuan
sepoi angin sejukan kedudukan
tuai padi harus dilaksanakan
sebelum tikus mendahului pangan
pengerat senja dapat dihindarkan
perangkap-perangakap segera hilangkan
Kopi Lapung Juni 27 2011
JENDELA SENJA
separuh hidup sulur menempuh
semuanya berlabuh dalam pengaruh
adakah senja ronanya melepuh
membentuk selindang pelangi luruh
jendela senja tinggalkan nama
lekat lumpur keramat purnama
laskar kemboja sudah menjelma
membingaki warna merah delima
jendela senja berayun pelangi
selindang langit membumbung tinggi
amalan hidup taklah wangi
busuk bangkai selalu menyambangi
jendela senja hilang penerang
tak ada seimbang bayang
tuntunan hidup mulai menghilang
nafsu nikmat selalu menjelang
Kopi Lampung, Juni 27 2011
Lambaian Negeri Lampung
LAMBAIAN NEGERI LAMPUNG
senandung seruling gembala mengalun
di hampara hijau rerumputan dusun
kubu banir tempat melamun
membingkai harap elok tersusun
pardasuka kubu banir tertegun
ranah lahir yang anggun
banyak kisah selalu mengubun
semua memberi cerah penuntun
kabupaten pringsewu membingkai santun
kota walet bangkit membangun
hasil bumi sawah kebun
kopi lampung hilangkan pikun
negeri lampung pastilah sopan
tapis berseri adat rupawan
tari sembah sambut kecerian
tamu seberang pasti tertawan
Pardasuka lampung Juni 2011
senandung seruling gembala mengalun
di hampara hijau rerumputan dusun
kubu banir tempat melamun
membingkai harap elok tersusun
pardasuka kubu banir tertegun
ranah lahir yang anggun
banyak kisah selalu mengubun
semua memberi cerah penuntun
kabupaten pringsewu membingkai santun
kota walet bangkit membangun
hasil bumi sawah kebun
kopi lampung hilangkan pikun
negeri lampung pastilah sopan
tapis berseri adat rupawan
tari sembah sambut kecerian
tamu seberang pasti tertawan
Pardasuka lampung Juni 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
TERBITLAH CERAH
aksara tercipta karena ada
bermakna berselindang pelangi rupa
semua saling melengkapi minda
saling bertugur membingkai sapa
aksara tercipta karena rasa
hati bergemuruh suci membara
memberikan ruang selubung angkasa
pada ketenangan cinta mesra
aksara tercipta seperti mega
bergulung ada dan fatamorgana
seperti air mata terjaga
pada firman Tuhan mempesona
aksara tercipta penuhi muara
hulu berikan pasokan merata
pada kehidupan merdu suara
menuju bilik Tuhan tercinta
Kopi Lampung Juni 2011
PERSAHABATAN DALAM PERSAUDARAAN
angkat jerami banyaklah lipan
jalan merayap tersendat sendat
terimakasih kembali hati berjabatan
dari negeri lampung memikat
ranah lampung lahir bermatabat
sepercik embun di pagi hari
semoga persaudaraan semakin erat
mengisi jalenan hati terberi
memberi sepucuk sirih di dulang
taklah lupa gambir sekapur
pekanbaru jauh mata memandang
pada sahabat santunmu subur
negeri lampung gerbang sumatera
bandara bakauheni elokmelambai
ranah jawa tertinggal sementara
balek kampung rindu terhurai
kebaya elok berwarna ungu
elok berenda bunga melati
semoga sihat selalu menunggu
persaudaran lekat di jantung hati
bila telur matang dihidang
pada sanak kunjung bertandang
semoga sihat umur menjelang
insya Alloh bertemu pandang
mengail ikan di tepi muara
muara jambi singgah di pekanbaru
berbalas pantun santun saudara
jelanan hati selalu membiru
guan biru wanannya cerah
dikenakan dara dari melayu
senja ini semakin meriah
berbalas pantun pusaka mendayu
Pardasuka Lampung Juni 27 2011
BANDAR BAKAUHENI TERUNTAI CINTA
bandar merak si bandar bakauheni
jau berjarak pesisir pantai
gadis lampung selalu menemani
senyum manisnya selalu teruntai
bakauheni bandar penyeberangan laut
menuju bandar namanya merak
memang hati sudah terpaut
walau berjarak tetap berahlak
bandar merak sudah terjemput
sandar feri turunlah jangkar
berjauh jarak cinta tersebut
setiap hari berkirim kabar
dari bandar merak berlalu
menuju timur kota tangerang
berjauh jarak tidaklah pilu
setia cinta tak bercabang
Kopi Lampung Juni 26 2011
KOTA BERADAT
mengalun merdu suara bergema
assalam muallaikum selamat siang
terhatur pantun tersebut nama
pada puan tuan berdendang
bunga selasih di tepi perigi
samping perigi hijaunya taman
pekanbaru senandung semakin wangi
pantun dilatun menyantun kawan
kota beradat banyaklah ragam
taman budaya hiburkan jiwa
riang hati selalu tersulam
pantun gurindam santun wibawa
bandar lampung kotalah tapis
adat tradisi selalu terjaga
mari berpantun denganlah manis
sejukan rohani segarkan raga
Kopi Lampung 25 Juni 2011
SEBAIT LARA
antara luka dan bara
sebanding air didihkan lara
usah terpasung dalam mesra
galihlah setitik hilangkan prahara
antara luka dan rasa
merasuk di bilik jiwa perkasa
nak mendekap tak kuasa
hilang jalenan hati dimangsa
antara luka kelam cahaya
sirna setangkup tak berjaya
usah hidup selalu terpedaya
risalah hidup semua cubaan-Nya
antara luka yang menganga
rimbun sepokok taman berbunga
iman takwa harus dijaga
menuju kasihNya di dalam surga
Kopi Lampung, 24 Juni 2011
aksara tercipta karena ada
bermakna berselindang pelangi rupa
semua saling melengkapi minda
saling bertugur membingkai sapa
aksara tercipta karena rasa
hati bergemuruh suci membara
memberikan ruang selubung angkasa
pada ketenangan cinta mesra
aksara tercipta seperti mega
bergulung ada dan fatamorgana
seperti air mata terjaga
pada firman Tuhan mempesona
aksara tercipta penuhi muara
hulu berikan pasokan merata
pada kehidupan merdu suara
menuju bilik Tuhan tercinta
Kopi Lampung Juni 2011
PERSAHABATAN DALAM PERSAUDARAAN
angkat jerami banyaklah lipan
jalan merayap tersendat sendat
terimakasih kembali hati berjabatan
dari negeri lampung memikat
ranah lampung lahir bermatabat
sepercik embun di pagi hari
semoga persaudaraan semakin erat
mengisi jalenan hati terberi
memberi sepucuk sirih di dulang
taklah lupa gambir sekapur
pekanbaru jauh mata memandang
pada sahabat santunmu subur
negeri lampung gerbang sumatera
bandara bakauheni elokmelambai
ranah jawa tertinggal sementara
balek kampung rindu terhurai
kebaya elok berwarna ungu
elok berenda bunga melati
semoga sihat selalu menunggu
persaudaran lekat di jantung hati
bila telur matang dihidang
pada sanak kunjung bertandang
semoga sihat umur menjelang
insya Alloh bertemu pandang
mengail ikan di tepi muara
muara jambi singgah di pekanbaru
berbalas pantun santun saudara
jelanan hati selalu membiru
guan biru wanannya cerah
dikenakan dara dari melayu
senja ini semakin meriah
berbalas pantun pusaka mendayu
Pardasuka Lampung Juni 27 2011
BANDAR BAKAUHENI TERUNTAI CINTA
bandar merak si bandar bakauheni
jau berjarak pesisir pantai
gadis lampung selalu menemani
senyum manisnya selalu teruntai
bakauheni bandar penyeberangan laut
menuju bandar namanya merak
memang hati sudah terpaut
walau berjarak tetap berahlak
bandar merak sudah terjemput
sandar feri turunlah jangkar
berjauh jarak cinta tersebut
setiap hari berkirim kabar
dari bandar merak berlalu
menuju timur kota tangerang
berjauh jarak tidaklah pilu
setia cinta tak bercabang
Kopi Lampung Juni 26 2011
KOTA BERADAT
mengalun merdu suara bergema
assalam muallaikum selamat siang
terhatur pantun tersebut nama
pada puan tuan berdendang
bunga selasih di tepi perigi
samping perigi hijaunya taman
pekanbaru senandung semakin wangi
pantun dilatun menyantun kawan
kota beradat banyaklah ragam
taman budaya hiburkan jiwa
riang hati selalu tersulam
pantun gurindam santun wibawa
bandar lampung kotalah tapis
adat tradisi selalu terjaga
mari berpantun denganlah manis
sejukan rohani segarkan raga
Kopi Lampung 25 Juni 2011
SEBAIT LARA
antara luka dan bara
sebanding air didihkan lara
usah terpasung dalam mesra
galihlah setitik hilangkan prahara
antara luka dan rasa
merasuk di bilik jiwa perkasa
nak mendekap tak kuasa
hilang jalenan hati dimangsa
antara luka kelam cahaya
sirna setangkup tak berjaya
usah hidup selalu terpedaya
risalah hidup semua cubaan-Nya
antara luka yang menganga
rimbun sepokok taman berbunga
iman takwa harus dijaga
menuju kasihNya di dalam surga
Kopi Lampung, 24 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
Karmina
RUNCING
tautan kayu api membara
kita semua adalah saudara
membentang luas biru samudra
satu rumpun haruslah mesra
bila hendak pergi memancing
kata kata usah di runcing
bambu runcing berperang tanding
mufakatlah kebaikkan elok bersanding
jatuh batu jauh terdampar
sua saudara duduk setikar
biru alam elok tergambar
budi baik harus disandar
Kopi Lampung Maret 23 2011
GEMURUH
pagar laut menjulang gunung
terkulai bumi tsunami mengurung
biru hijau angin bersenandung
sesalan hidup harus diusung
gemuruh gelombang dari samudra
gurau melantun sangatlah mesra
kuat gelombang lemah mendera
lembut gemulai sejukan bara
puteri malu sipu tersibak
mari semuanya kita berjingkrak
tangkai bunga wangi dikelopak
harus dijaga dengan serentak
Kopi Lampung Maret 23 2011