PENGHUJUNG TAHUN 2011
banyak kisah-kisah terkerat
di pelupuk mata yang sekarat
pahit manis tersekat-sekat
goreskan prilaku liku muslihat
rangkuman makna penuhi minda
dari besar kekecil dilanda
krisis budi di dalam dada
kecil menjadi korban berganda
negeriku bercorak bercocok tanam
dari aceh papau tersekam
negeriku selalu bergolak tikam
dalih punggawa membuat suram
penyelesaiannya selalu ditumpang tindih
tak selesai semakin perih
punggawa rakyat haruskah berselisih
bisakah tercipta keadilan bersih
Kopi Lampung Desember 31 2011
BISAHKAH, MAAFKAN AKU
tersemat aksara yang mengikat
suci terberi di hujung sifat
minda berat lepaskan hakikat
padamu mekar hati terpikat
tak terpungkiri dalam munazat
rangkaian gelombang selalu melompat
menuju seberang tahta nikmat
sering kali berkirim isyarat
tunjukan balasan merdu terlihat
kita saling mengisi nasihat
tapi nafsuku melebihi karat
semoga terterima asa mufakat
kau dia cantik tersemat
berbudi pekerti juru selamat
semoga dimengerti ahlak terlekat
padamu padanya sayangku tersemat
Kopi Lampung Desember 30 2011
SEKIRANYA
tiada kayu rotan menjadi
secawan kopi mendidih pula
banyaklah hal bisa terjadi
tertempuh oleh para pemula
bila ada air di belanga
dahaga tercipta diterik surya
siapkan diri untuk berjaga
sebelum hilang pendar cahaya
banyak jalan di tengah kota
banyak pula perempatan persimpangan
pandai-pandailah diri menata
membawa watak dalam pergaullan
ada benang adalah jarum
menjahit kasut yang berlubang
sepahit apa harus tersenyum
ibadhkan hati membalut tenang
Kopi lampung Desember 29 2011
WUDHU
bagda zuhur sudah terlewat
kini menanti bagda asar
marilah kita selalu taat
membentuk diri denganlah sabar
ambilah wudhu tuk menyucikan
hadas kecil yang melekat
pastilah diri selalu terkendalikan
dari nafsu yang menjerat
air wudhu banyak manfaat
sebagai penjaga rajalah ahti
sebagai pondasi dasaran selamat
iman takwa sewangi melati
air wudhu banyak manfaat
mengikat nafsu darilah hati
marilah suci terus disemat
baiklah semua tuk dititi
Kopi Lampung Desember
MENGGANTUNG MENDUNG
hari selasa mendung menggantung
basah jalan terrinjis hujan
usah gundah dalam bersenandung
mari bebalas kopi secawan
kopi secawan hangatkan badan
jahe merah sebagi campuran
sungguh malang terkena kemacetan
telat sudah sampai kerjaan
telat sudah sampai kerjaan
uang jalan kenalah potong
mari menghurai dalam kecerian
berbagi santun usahlah bengong
bila basah baju dibadan
haruslah ganti baju kering
mari hilangkan rasa kepenatan
lepaskan gundah yang bersanding
Kopi Lampung Desember 27 2011
AKSARA KEJUJURAN HATIKU UNTUKMU
aku tuliskan aksara hati
terangkai roncean melati
dilekuk paras ayu ternanti
rengkuhan senyumu selalu meniti
adikku sayang injinkan menepi
hantarkan aksara naluri sepi
gelora ini semakin berapi
melihatmu terhantar kedalam mimpi
adik sayang geloraku menari
tak bisa teredam hari
jujur hati ini berani
utarkan hasrat yang berseni
adik sayang bunga mewangi
bolekah abang tuk berbagi
huraikan isi jiwa menali
harpkan dirimu menjawab naluri
pahit manis terterima suci
ikhlas terlaksana akan terhurai
terbingkai semuanya mewarna-warni
terbitkan semua harus terberi
Kopi Lampung Desember 23 2011
KEPADA TUAN DAN PUAN
pangan raya sudah dituai
nampak selasih cerah berseri
selamat datang tangan terlambai
pada tuan puan berseri
kicau murai merdukan pagi
suara bebek bersorak-sorak
mari kita bersantun wangi
akar budaya jadikan ahlak
bila tuan mudik kehulu
tolang cariakn bunga tertai
mari tuan berpantun selalu
santunkan jiwa rukun teruntai
sungai kapaus ada di kalimantan
sungainya indah dikala senja
mari tuan puan berjabatan
aksara hati elok bersahaja
Kopi Lampung Desember 23 2011
TUPAI
tupai melompat-lompat di dahan
dahan jambu di tepi perigi
negeri ini selalu kejatuhan
bala terhatur semakin wangi
tupai melompat jatuh di tanah
rebah tubuh sakit terberi
derita rakya semakin indah
para pejabat tak mengerti
tupai bukan sembarang tupai
tikus bersorak di lumbung padi
para pejabat semakin terbuai
dengan korumsi menjadi-jadi
tupai mirip dengan si tikus
kucing berkumis dipanggil manis
sungguh pejabat semakin rakus
menindas rakyat dengan bengis
Kopi Lampung Desember 23 2011
RIMA BERMAIN PANTUN MEMENTUNG
minsu datang membawa rujak
rujak bebek darilah jakarta
kak resa menjadi tersedak
melihat mitsu lagi bercinta
ada udang di balik batu
batu hancur udang mati
mari kak ikut bersatu
mememeriahkan pesta senangkan hati
yanuar bertandang membawa pisang
pisang muli asli lampung
usah selalu bertolang pinggang
bila kakak sudah terhuyung
kak resa membawa palu
untuk menggetok jidat mitsu
mengapa kakak selalu menggerutu
bila tak mahu memberikan susu
Kopi Lampung Desember 21 2011 17:25 Pm
PUNCAK
lima belas enam belas
bersanding cahaya tingalkan purnama
termenung cenung minda meluas
sebidang ranum membingkai nama
lima belas cahaya merekah
di taman bumi hijau membentang
terhayati jiwa dalam bermadah
kau bersimpul selalu seimbang
enam belas puncak kemuning
menghendus pagi saga merona
kini terbingkai satu bersanding
lahirkan mutiara penuh pesona
lima belas enam belas
cahaya memantulkan nikmat kecerahan
kini makna semakin jelas
puncak rahasia akan tertuntaskan
Kopi Lampug Desember 21 2011
SIMPUL GAIRAH
bila rokok katakan rokok
pasti tibul asap mengepul
aku punya majikan semok
senyumnya manis elok menyimpul
simpul tali menjerat kaki
jatuh tubuh mata memandang
sudah terbiasa naluri lelaki
nafsu diminda selalu dipegang
duduk bersama di tepi danau
memandang saga merah merona
majikan semok membaut terpukau
duduk bersama gairah mewarna
bila danau katakan danau
berdayung sampan tanpa ahiran
majikan semok membuat sakau
gairah jiwa selalu dipermainkan
tepian danau banyak rerumputan
hijau merekah terpandang indah
apalah daya diri menahan
semua terjadi dalam gairah
Kopi Lampung Desember 20 2011
NIKMAT
bila selat bergelombang kencang
feri enggan tuk berlayar
bila hati sudah bercabang
taklah mungkin akan bersandar
bila selat landai gelombang
feri melaju tinggalkan bandar
bila bayang sudah menghilang
usahlah diri sesal tergambar
bila selat terjadi badai
feri tenggelam tanpa sisa
bila nafsu membuat terkulai
terberi renungan minda merasa
bila selat membuat nikmat
feri bersantai menuju seberang
bila semua sudah tersemat
berseri benderang membilang gemilang
Kopi Lampung Desember 20 2011
SECAWAN KOPI
bilalah ada kopi secawan
bolehlah hamba tuk minum
bilalah tak ada kepuasan
tolong jelaskan usah tersenyum
bilalah ada kopi secawan
kopi lampung sangatlah wangi
bila saya berbuat kesalahan
mohon dimaafkan sebelum pergi
bilalah ada kopi secawan
diseduh nak dara cantik
semoga dikau dalam kebaikan
sihat selalu raga bangik
bilalah ada kopi secawan
di hari hujan begitu nikmat
bila umur kita dipanjangkan
pastilah berjumpa bahagia tersemat
Kopi Lampung Desember 17 2011
Fitrah Jiwa
Kerukunan
KERUKUNAN
Benarkah negara ini berketuhanan
setahuku hanya sebuah kerukunan
Benarkah makmur negara berkerukunan
dapat dilihat dalam kebersamaan
Dapatkah kedzoliman segera dihilangkan
cuma dapat diseimbangakan badan
Bisakah keseimbangan badan didapatkan
dengan iman dan ketakwaan
Bisakah kerukunan dapat terwujudkan
janganlah sampai saling merugikan
Bisakah kerugian dapat dihindarkan
hanya pengertian sebagi batasan
Bisakah batasan kerukunan dipersatukan
semuanya bisa dipertemukan diperundingan
Benarkah perundingan awal kebahagian
semua harus mematuhi peraturan
Kopi Lampung Tangerang Mei 16 2011
Nasihat
GURINDAM NASIHAT
Benarkah nasihat penyelamat umat
baik untuk kita menghayat
Benarkah nasihat temali menjerat
mari renungi yang melekat
Benarkah nasihat mengandung nikmat
haruslah syukuri sebelum sekarat
Benarkah nasihat diperuntuk rakyat
mata hati harus melihat
Sebenarnya nasihat sangat keramat
sekujur tubuh hendaknya diingat
Benarkah nasihat bukan penyelamat
bila banyak yang berhianat
Benarkah nasihat rugikan umat
harus renungkan jabaran dualat
Benarkah nasihat sambaran kilat
setajam belati darah memuncerat
Kopi Lampung Tangerang Mei 14 2011
Kumpulan Pantun Syair Dan Pantun Karmina
TAHAJUD
duduk bertimpuh dua sujud
melembar doa lima tahajud
sujud bersembah pada Pencipta
lima tahajud menuju tahta
tahta biru bunga seroja
putik mahkotaNya sempurna memanja
memanja hambaNya iman taqwa
selalu mengerat pesona wibawa
Kopi lampung Januari 2011
NIKMAT KEHIDUPAN
bergulung air menuju muara
hancur berkeping batu membara
muara kasih sempurna bergelora
membara dekap luruh suara
berayun mesra kera di pohon
rindang mahoni sejuk memohon
pohon cintaNya merata mesra
memohon barokah semanis nira
jentik ulat kepompong mengait
di dahan srikaya juntai berkelit
mengait hidup jangan menyulit
berkelit tak patut menyempit
budak bermain bisik membisik
tepak manapak sangat asik
membisik makna usah mengusik
sejuk iman semakin berderik
semilir angin membelai api
lemas terkulai di sudut sepi
api membakar dalam mimpi
sepikan dingin nikmat menepi
kayu cendana elok di pahat
harum wanginya sangat memikat
pahat ilmu olehmu sahabat
memikat aksara makna didapat
asam di gunung ubi di ladang
surya di langit cahayanya terang
ladang iman taqwa didendang
terang menuju jalanNya dihidang
rumput berdoa sujud padaNya
tanah bertasbih memohon cahaya
padaNya kita bermunajat cinta
cahaya barokah selalu tercipta
Kopi Lampung Januari 11 2011
Mengenai Saya
- Yandri Yadi Yansah (pantun dan syair)
- hidup adalah berkesenian menuju keindahan santun yang Allah Swt ridhoi dan mencintai kematian sebagai sumber kekekalan
Pengikut
Total Tayangan Halaman
Kumpulan Karmian Dan Gurindam
SUMBU
mungkinkah kaki bertumpu satu
hidup menuju harus ditentu
benarkah tangan di atas membantu
luaskan minda usah dibuntu
bila olehmu hitam bersumbu
jagalah nafsu iman dibumbu
bila olehmu hancur berdebu
ingatlah amanah dari ibu
Lampung, 24 Mei 2011
UMUR
benarkah lupur bermakna subur
dapatkanlah olehmu manfaat umur
benarkah mabuk meminum anggur
amabillah intisari yang dianjur
benarkah sakit sebuah tegur
semua kepastian sudah diatur
carilah olehmu obot manjur
hanyalah do'a penyembuh umur
Tangeang, 23 Mei 2011
Terlepas
TERLEPAS
Menulis makna di pucuk saga
Lembut membelai elok mejaga
Lima sekawan bertajuk duka
Kelembutan hati tercabik luka
Rona saga menanti tinta
Kembara kata terhapus cinta
Murung pula langit bermega
Kancing terlepas baju di raga
Kopi Lampung Maret 25 2011
Sabtu, 17 Desember 2011
Minggu, 11 Desember 2011
Nafsu
PANDAN SEPADAN
pandan bukan sembarang pandan
harum memikat elok terlihat
puan tauan mari memeriahkan
pesta pantun dengan nasihat
pandan bukan sembaarang pandan
tumbuh berjajar di tepi perigi
negeri ini begitu rupawan
mari berdoa supaya wangi
pandan bukan sembarang pandan
ditanam di halaman belakang rumah
bila ingin negeri aman
bawah atas harus bermadah
pandan bukan sembarang pandan
pandan dibuat minuman hangat
atas bawah harus sepadan
pastilah negeri akan selamat
Kopi Lampung Desembaer 16 2011
KAU TINGGAL
aku berkaca mata hitam
penuh duri membingkai hati
tersirami melata bisa merendam
semuanya hadir mematikan hati
hatiku kau tinggal sepi
antara karat-karat kehidupan
aku terjerumuskan di tepi-tepi
terhidanglah hinaan sejuk tamparan
taparan melebamkan pipi hina
buruklah diri kau sendawa
memang busukmu rupa pesona
aku tertinggal semua terbawa
terbawa arus kerusakan raga
ahlak tercabik dan ternoda
tercampakan tida yang menjaga
rakus pun menggrogoti minda
Kopi Lampung Desember 14 2011
BERKILAT-KILAT
botak licin berkilat-kilat
nayamuk singgah pasti terplanting
eloklah kita saling menyemat
terjalin nasihat sejuk bersanding
botak licin berkilat-kilat
redup mentari ditengah hari
ikhlaskan hati bila terpikat
insan berkasih pasti terberi
botak licin berkilat-kilat
tiada kutu berlumba lari
memang abang menyebut daulat
pada adik tersayangi diri
botak licin berkilat-kilat
adik mengurus membuat nayman
semoga jodoh kita tersemat
membawa adik dalam kebahagian
Kopi Lampung Desember 14 2011
KEPALA BOTAK
kepala botak tak berambut
mengkilat memantul cahya metari
sungguh cantik senyummu lembut
ramah santunmu terus terberi
kepala botak tak berambut
baik dipandang dari kejauhan
usahlah adik selalu terkejut
bila melihat abang tampan
kepala botak tak berambut
rambut ikal miliklah adik
nama adik selalu tersebut
ijinkan abang tuk memilik
kepala botak tak berambut
tidur mendengkur melukis pulau
semoga adik mahu menyambut
kasih abang jangan dihalau
Kopi Lampung Desember 14 2011
WANITA HUJAN
gaunmu hitam selalu megah
pancarkan aura kedalaman resah
kau melepas di rinjis membasah
petirmu tuliskan hati memerah
merah bibirmu tak sembarang
tercipta gumpalan meredam perang
panas dingin sebagai penyeimbang
aksaramu selalu membuat pembayang
pembayang batas riwayat bersalam
pada bumi hantaran terdiam
bumi membalas tak menyulam
kau jinak merpati hitam
hitam gaunmu berparas cantik
sawo matang rinjis menitik
kau curahkan bumi melirik
kau berpura dalam mengusik
Kopi Lampung Desember 12 2011
BIRAHI TERKENYANGKAN
dari pucuk hingga pangkal
ternikmat legit dalam sekal
gairah hidup semakin bengal
hanya uang tuk menyumpal
sumpal terberikan lancarlah jalan
terbuka semua kuntum kemolekkan
di tubuh itu semua terlampiaskan
persetubuhan pun semakin mengasikkan
mengasikan diri berfantasi dada
ketidak puasan selalu melanda
angkara terus memenuhi minda
akan menjadikan bingkai legenda
legenda hidup mendayung sampan
danau gunung ranum terdapatkan
otot-otot menjadi tegang terlemaskan
terkenyangkan muda menghurai kepuasan
Kopi Lampung Desember 12 2011
AKU TELANJANGI TUBUHMU
bajumu kuning begitu anggun
bersanggul hijau tangkai tersusun
kulitmu langsat gairah menahun
kau menggoda santun tersusun
tersusun lantunmu memanggil diriku
dari balik bilik bambu bersedeku
aku pun menghampiri memangku
terpandangi hasrat matamu menusukku
tusukan matamu mengajak menikmat
aku menyusuri bajumu berkilat
satu persatu terlepas pengikat
kini semuanya sudah terlihat
terlihat kemolekan yang menawan
darahku membuncah tak beraturan
semuanya terlumat dingin terhangatkan
kita lunglai dalam kekenyangan
Kopi Lampung Desember 10 2011
pandan bukan sembarang pandan
harum memikat elok terlihat
puan tauan mari memeriahkan
pesta pantun dengan nasihat
pandan bukan sembaarang pandan
tumbuh berjajar di tepi perigi
negeri ini begitu rupawan
mari berdoa supaya wangi
pandan bukan sembarang pandan
ditanam di halaman belakang rumah
bila ingin negeri aman
bawah atas harus bermadah
pandan bukan sembarang pandan
pandan dibuat minuman hangat
atas bawah harus sepadan
pastilah negeri akan selamat
Kopi Lampung Desembaer 16 2011
KAU TINGGAL
aku berkaca mata hitam
penuh duri membingkai hati
tersirami melata bisa merendam
semuanya hadir mematikan hati
hatiku kau tinggal sepi
antara karat-karat kehidupan
aku terjerumuskan di tepi-tepi
terhidanglah hinaan sejuk tamparan
taparan melebamkan pipi hina
buruklah diri kau sendawa
memang busukmu rupa pesona
aku tertinggal semua terbawa
terbawa arus kerusakan raga
ahlak tercabik dan ternoda
tercampakan tida yang menjaga
rakus pun menggrogoti minda
Kopi Lampung Desember 14 2011
BERKILAT-KILAT
botak licin berkilat-kilat
nayamuk singgah pasti terplanting
eloklah kita saling menyemat
terjalin nasihat sejuk bersanding
botak licin berkilat-kilat
redup mentari ditengah hari
ikhlaskan hati bila terpikat
insan berkasih pasti terberi
botak licin berkilat-kilat
tiada kutu berlumba lari
memang abang menyebut daulat
pada adik tersayangi diri
botak licin berkilat-kilat
adik mengurus membuat nayman
semoga jodoh kita tersemat
membawa adik dalam kebahagian
Kopi Lampung Desember 14 2011
KEPALA BOTAK
kepala botak tak berambut
mengkilat memantul cahya metari
sungguh cantik senyummu lembut
ramah santunmu terus terberi
kepala botak tak berambut
baik dipandang dari kejauhan
usahlah adik selalu terkejut
bila melihat abang tampan
kepala botak tak berambut
rambut ikal miliklah adik
nama adik selalu tersebut
ijinkan abang tuk memilik
kepala botak tak berambut
tidur mendengkur melukis pulau
semoga adik mahu menyambut
kasih abang jangan dihalau
Kopi Lampung Desember 14 2011
WANITA HUJAN
gaunmu hitam selalu megah
pancarkan aura kedalaman resah
kau melepas di rinjis membasah
petirmu tuliskan hati memerah
merah bibirmu tak sembarang
tercipta gumpalan meredam perang
panas dingin sebagai penyeimbang
aksaramu selalu membuat pembayang
pembayang batas riwayat bersalam
pada bumi hantaran terdiam
bumi membalas tak menyulam
kau jinak merpati hitam
hitam gaunmu berparas cantik
sawo matang rinjis menitik
kau curahkan bumi melirik
kau berpura dalam mengusik
Kopi Lampung Desember 12 2011
BIRAHI TERKENYANGKAN
dari pucuk hingga pangkal
ternikmat legit dalam sekal
gairah hidup semakin bengal
hanya uang tuk menyumpal
sumpal terberikan lancarlah jalan
terbuka semua kuntum kemolekkan
di tubuh itu semua terlampiaskan
persetubuhan pun semakin mengasikkan
mengasikan diri berfantasi dada
ketidak puasan selalu melanda
angkara terus memenuhi minda
akan menjadikan bingkai legenda
legenda hidup mendayung sampan
danau gunung ranum terdapatkan
otot-otot menjadi tegang terlemaskan
terkenyangkan muda menghurai kepuasan
Kopi Lampung Desember 12 2011
AKU TELANJANGI TUBUHMU
bajumu kuning begitu anggun
bersanggul hijau tangkai tersusun
kulitmu langsat gairah menahun
kau menggoda santun tersusun
tersusun lantunmu memanggil diriku
dari balik bilik bambu bersedeku
aku pun menghampiri memangku
terpandangi hasrat matamu menusukku
tusukan matamu mengajak menikmat
aku menyusuri bajumu berkilat
satu persatu terlepas pengikat
kini semuanya sudah terlihat
terlihat kemolekan yang menawan
darahku membuncah tak beraturan
semuanya terlumat dingin terhangatkan
kita lunglai dalam kekenyangan
Kopi Lampung Desember 10 2011
Selasa, 06 Desember 2011
Semoga
MAHUMU APA
mengapa apa gimana bara
selalu memberikan ruang nyala
air pun sejukkan mesra
bara tak mengerti nyala
mahumu apa merah menganga
kau ikuti angin pula
air bernasihat hilang telinga
capek sekali tak terbela
mahumu apa susah menjelma
bila penyuluh tertolak bahasa
baramu terus merobek purnama
nafsumu membela nafsu rasa
mahumu apa aku bertanya
luas samudra sudah di dada
terhantar cahaya berikan upaya
tapi baramu tak meminda
Kopi Lampung Desember 09 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
SI KECIL
bulat mangkok jatuh berantak
lantai bersedih terluka darah
hidup si kecil semakin di injak
lapar mengaum semakin indah
bulat mangkok jatuh berantak
gelas berkaca air mengambang
sabarlah kecil hilangkan isak
hadapi perang dengan garang
bulat mangkok pecah berantak
piring bersendawa begitu riang
kecil tersenyum hatinya dirusak
ikhlas terbawa sakit muriang
bulat mangkok pecah berantak
tatakan berdahak kering terpanggang
si kecil semakin bertinggi ahlak
menanggung kerusakan negeri bertembang
Kopi Lampung Desember 08 2011
Pc : Ynadri Yandri Yadi Yansah
BERKAIT SERUPA
senyum mesra merasuk jiwa
jiwa merayu sebait aksara
aksara rindumu penuh wibawa
wibawa wajah pantunmu mesra
mesra malam di kota tua
tua umur raga muda
muda bersalam salamlah jumpa
jumpa sahabat pastilah bahagia
Bahagia terkait di rumpun padi
padi menguning begitu indah
inda bersantun kini terjadi
terjadi semoga kau barokah
barokah hidup selalu tercipta
tercipta bahagia dirimu pula
pula doaku terpanjat pinta
pitakan kebahagianmu selalu menjelma
Kopi Lampung Desember 07 2011
WARNA
memang indah warna pelangi
berselindang waran dikala senja
terimakasih sambutanmu penuh mewangi
budi santunmu elok bersahaja
memang arabica terasa pahit
pahit rasanya terasa di hujung
di hujung santun saling terkait
terkait perayaan si kopi lampung
lampung berseri adat budaya
budaya sulam si kain tapis
tapis terberi selalu bercahaya
bersama kawan semakin manis
manis gula si gula tebu
tebuh tumbuh begitu ranum
ranum budi semakin berbumbu
berbumbu bahasa membumbung harum
Kopi Lampung Desember 07 2011
SEMOGA
:Di Hari jadimu Adik Nadzmi
satu desember hari membahagiakan
maksud hati nak liburan
di hari jadimu semoga mendapatkan
nikmat sihat selalu didapatkan
dari bali ke pulau surabaya
menghulur benang merah di tangan
lupakanlah risalah menuju cahaya
masihlah banyak bisa diwujudkan
layar berkembang perahu berlayar
apalah daya badai menghadang
renyahkan hatimu sabar disandar
senyumkan kedewasanmu pasti berpenerang
memanglah susah menerjang badai
badai alam susah dikendalikan
semoga jodohmu cepat membingkai
bertaut hati dalam kebersamaan
Kopi Lampung Deember 07 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
mengapa apa gimana bara
selalu memberikan ruang nyala
air pun sejukkan mesra
bara tak mengerti nyala
mahumu apa merah menganga
kau ikuti angin pula
air bernasihat hilang telinga
capek sekali tak terbela
mahumu apa susah menjelma
bila penyuluh tertolak bahasa
baramu terus merobek purnama
nafsumu membela nafsu rasa
mahumu apa aku bertanya
luas samudra sudah di dada
terhantar cahaya berikan upaya
tapi baramu tak meminda
Kopi Lampung Desember 09 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
SI KECIL
bulat mangkok jatuh berantak
lantai bersedih terluka darah
hidup si kecil semakin di injak
lapar mengaum semakin indah
bulat mangkok jatuh berantak
gelas berkaca air mengambang
sabarlah kecil hilangkan isak
hadapi perang dengan garang
bulat mangkok pecah berantak
piring bersendawa begitu riang
kecil tersenyum hatinya dirusak
ikhlas terbawa sakit muriang
bulat mangkok pecah berantak
tatakan berdahak kering terpanggang
si kecil semakin bertinggi ahlak
menanggung kerusakan negeri bertembang
Kopi Lampung Desember 08 2011
Pc : Ynadri Yandri Yadi Yansah
BERKAIT SERUPA
senyum mesra merasuk jiwa
jiwa merayu sebait aksara
aksara rindumu penuh wibawa
wibawa wajah pantunmu mesra
mesra malam di kota tua
tua umur raga muda
muda bersalam salamlah jumpa
jumpa sahabat pastilah bahagia
Bahagia terkait di rumpun padi
padi menguning begitu indah
inda bersantun kini terjadi
terjadi semoga kau barokah
barokah hidup selalu tercipta
tercipta bahagia dirimu pula
pula doaku terpanjat pinta
pitakan kebahagianmu selalu menjelma
Kopi Lampung Desember 07 2011
WARNA
memang indah warna pelangi
berselindang waran dikala senja
terimakasih sambutanmu penuh mewangi
budi santunmu elok bersahaja
memang arabica terasa pahit
pahit rasanya terasa di hujung
di hujung santun saling terkait
terkait perayaan si kopi lampung
lampung berseri adat budaya
budaya sulam si kain tapis
tapis terberi selalu bercahaya
bersama kawan semakin manis
manis gula si gula tebu
tebuh tumbuh begitu ranum
ranum budi semakin berbumbu
berbumbu bahasa membumbung harum
Kopi Lampung Desember 07 2011
SEMOGA
:Di Hari jadimu Adik Nadzmi
satu desember hari membahagiakan
maksud hati nak liburan
di hari jadimu semoga mendapatkan
nikmat sihat selalu didapatkan
dari bali ke pulau surabaya
menghulur benang merah di tangan
lupakanlah risalah menuju cahaya
masihlah banyak bisa diwujudkan
layar berkembang perahu berlayar
apalah daya badai menghadang
renyahkan hatimu sabar disandar
senyumkan kedewasanmu pasti berpenerang
memanglah susah menerjang badai
badai alam susah dikendalikan
semoga jodohmu cepat membingkai
bertaut hati dalam kebersamaan
Kopi Lampung Deember 07 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
Senin, 05 Desember 2011
Takdir Dan Tawakal & Penyuluh Semangat Desember 2011
AJARI HAMBA
buah semangka dipotong empat
buah manggis merahlah hitam
semoga saja diri menyempat
daun keladi bisa disulam
sulam kerangka hadiah diberikan
keranjang besar berisi buah
salam kabar sudah didapatkan
semoga ini mewujudkan cerah
cerah hari terik surya
berdayung sapan menuju muara
semoga nikmat selalu bercahaya
usah tinggi dalam suara
suara camar di atas angkasa
terbang bebas kesana kemari
ajari hamba dalam berbahasa
karena burukku sering mengingkari
Kopi Lampung Desember 06 2011
Pc: Yandri Yadi Yansah
PENYULUH SEMANGAT
memang cantik dara seberang
terbayang-bayang dihujung pandang
samalah tak suka perang
cuma berperang kasih sayang
bila banyak bunga di taman
cuma mawar yang merekah
kini semua sudahlah aman
peperangan berhenti semakin indah
indah langit berselindang pelangi
di senja hari merah merona
peperangan akan diulangi lagi
bila angin membangkit pesona
pesona alam penuhlah makna
geliat bunga di pagi hari
peperangan fajar penuhlah warna
penyuluh semangat saling memberi
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
TAKDIR DAN TAWAKAL
memang badai sudah mereda
anjungan bumi kini bersemi
langkah menjauh kini diminda
makna terlahir pasti bersemi
tujuh lapis langit membumi
tujuh tahun sudah terberi
semoga ini menjadi wangi
soal terkaram pembelajaran diri
memang terlewat tak kiamat
ruh mengalir belum sekarat
waktu berkurang harus disemat
perbanyak amalan pasti diikat
rindu dipendam hangat dituai
basah ayat selalu teruntai
takdir hidup selalu melambai
pastilah tawakal harus dibingkai
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
buah semangka dipotong empat
buah manggis merahlah hitam
semoga saja diri menyempat
daun keladi bisa disulam
sulam kerangka hadiah diberikan
keranjang besar berisi buah
salam kabar sudah didapatkan
semoga ini mewujudkan cerah
cerah hari terik surya
berdayung sapan menuju muara
semoga nikmat selalu bercahaya
usah tinggi dalam suara
suara camar di atas angkasa
terbang bebas kesana kemari
ajari hamba dalam berbahasa
karena burukku sering mengingkari
Kopi Lampung Desember 06 2011
Pc: Yandri Yadi Yansah
PENYULUH SEMANGAT
memang cantik dara seberang
terbayang-bayang dihujung pandang
samalah tak suka perang
cuma berperang kasih sayang
bila banyak bunga di taman
cuma mawar yang merekah
kini semua sudahlah aman
peperangan berhenti semakin indah
indah langit berselindang pelangi
di senja hari merah merona
peperangan akan diulangi lagi
bila angin membangkit pesona
pesona alam penuhlah makna
geliat bunga di pagi hari
peperangan fajar penuhlah warna
penyuluh semangat saling memberi
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
TAKDIR DAN TAWAKAL
memang badai sudah mereda
anjungan bumi kini bersemi
langkah menjauh kini diminda
makna terlahir pasti bersemi
tujuh lapis langit membumi
tujuh tahun sudah terberi
semoga ini menjadi wangi
soal terkaram pembelajaran diri
memang terlewat tak kiamat
ruh mengalir belum sekarat
waktu berkurang harus disemat
perbanyak amalan pasti diikat
rindu dipendam hangat dituai
basah ayat selalu teruntai
takdir hidup selalu melambai
pastilah tawakal harus dibingkai
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc : Yandri Yadi Yansah
Jumat, 02 Desember 2011
Tujuh Tahun Bersendawa
SENDAWA
gerbang sumatra si pualau lampung
bila bertandang darilah jawa
salam jumpa dalam senandung
terhantar santun dalam sendawa
kalianda ibukota lampung selatan
selat sunda biru terlihat
mari kita saling mengingatkan
berpantun ria penumbuh semangat
bukit kemuning pulau sumatra
jalan berliku penuh gelombang
salam jumpa kawan senusantara
semoga sihat selalu tersandang
desa pardasuka banyak kenangan
tanah kelahiran penuh pesona
kawan bertandang elok rupawan
banyaklah ragam cara mewarna
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc Yandri Yadi Yansah
TUJUH TAHUN
sudah terlewat hitam memutih
tapi hitam terus merintih
tikam awan membentuk perih
usai suara hadirkan lirih
sudah terlewat hitam menghitam
silih berganti sulam menyulam
gerah daulat hilang bersalam
terprosok diri selalu terkaram
sudah terlewat belum terrawat
munajat memikat belum mendapat
sebelah terhuyung enggan nasihat
karat mengikat semakin erat
sudah terlewat belum tertuntaskan
bilangan genap tak tergenapkan
susah rumusan tuk ditegakan
makna hadir menuju kehilangan
Kopi Lampung Desember 02 2011
gerbang sumatra si pualau lampung
bila bertandang darilah jawa
salam jumpa dalam senandung
terhantar santun dalam sendawa
kalianda ibukota lampung selatan
selat sunda biru terlihat
mari kita saling mengingatkan
berpantun ria penumbuh semangat
bukit kemuning pulau sumatra
jalan berliku penuh gelombang
salam jumpa kawan senusantara
semoga sihat selalu tersandang
desa pardasuka banyak kenangan
tanah kelahiran penuh pesona
kawan bertandang elok rupawan
banyaklah ragam cara mewarna
Kopi Lampung Desember 05 2011
Pc Yandri Yadi Yansah
TUJUH TAHUN
sudah terlewat hitam memutih
tapi hitam terus merintih
tikam awan membentuk perih
usai suara hadirkan lirih
sudah terlewat hitam menghitam
silih berganti sulam menyulam
gerah daulat hilang bersalam
terprosok diri selalu terkaram
sudah terlewat belum terrawat
munajat memikat belum mendapat
sebelah terhuyung enggan nasihat
karat mengikat semakin erat
sudah terlewat belum tertuntaskan
bilangan genap tak tergenapkan
susah rumusan tuk ditegakan
makna hadir menuju kehilangan
Kopi Lampung Desember 02 2011
Kamis, 01 Desember 2011
Bibir Desember 2011
BIBIR
genderang ditabuh begitu riang
dari pagi hingga kepetang
duhai yunda penyuluh sayang
aku berperang melawan bayang
kuning bukan sembarang kuning
kuning padi mulai dituai
mari yundang duduk berdamping
pasti terceritakan perang membuai
membuai indah cahaya purnama
kedip bintang rebahkan kenikmatan
pesona kekasih terus menjelma
binar tersingkap dalam kepuasan
memang wanita bermerah bibir
merah kesumba indah dikenakan
bukanlah saya nak menyindir
tapilah ini nyata kehidupan
Kopi Lampung Desember 02 2011
genderang ditabuh begitu riang
dari pagi hingga kepetang
duhai yunda penyuluh sayang
aku berperang melawan bayang
kuning bukan sembarang kuning
kuning padi mulai dituai
mari yundang duduk berdamping
pasti terceritakan perang membuai
membuai indah cahaya purnama
kedip bintang rebahkan kenikmatan
pesona kekasih terus menjelma
binar tersingkap dalam kepuasan
memang wanita bermerah bibir
merah kesumba indah dikenakan
bukanlah saya nak menyindir
tapilah ini nyata kehidupan
Kopi Lampung Desember 02 2011
Selasa, 29 November 2011
Seloka Kata Senyawa & Perang
PERANG
bila berlayar di selat sunda
singgah di seberang di tepi bandar
sampai rumah berperang minda
apalah daya diri bersandar
sandar linggis di tepi dinding
di tepi teras ada lipan
sungguh asik berperang guling
terlepas makna dalam kenikmatan
bila linggis buat mencangkul
manalah mungkin bisa terlaksana
habis semua setelah unggul
diri memandang wajah pesona
bila ada ladang yang kering
musim kemarau selalu hadir
jangan suka membuat pusing
bila tak mahu disindir
Kopi Lampung November 30 2011
SELOKA KATA SENYAWA
oh.. begitu nyaman surya
hadir memberikan ruang hangat
taklah ia ingin memperdaya
semuanya terpenuhi dalam semangat
sajak oh sajak nikmat
aksara tertata terbata-bata
sopan pasti akan selamat
menuju generang gelep pelita
sajak oh sajak seloka
asik bergema penuh irama
kuntum putik kini terbuka
hadirkan keberkahan sebuah nama
sajak oh seloka bertahta jiwa
nadi mengalir darah raga
semuanya tumbuh kata senyawa
mutiara harus selalu dijaga
Kopi Lampung November 30 2011
bila berlayar di selat sunda
singgah di seberang di tepi bandar
sampai rumah berperang minda
apalah daya diri bersandar
sandar linggis di tepi dinding
di tepi teras ada lipan
sungguh asik berperang guling
terlepas makna dalam kenikmatan
bila linggis buat mencangkul
manalah mungkin bisa terlaksana
habis semua setelah unggul
diri memandang wajah pesona
bila ada ladang yang kering
musim kemarau selalu hadir
jangan suka membuat pusing
bila tak mahu disindir
Kopi Lampung November 30 2011
SELOKA KATA SENYAWA
oh.. begitu nyaman surya
hadir memberikan ruang hangat
taklah ia ingin memperdaya
semuanya terpenuhi dalam semangat
sajak oh sajak nikmat
aksara tertata terbata-bata
sopan pasti akan selamat
menuju generang gelep pelita
sajak oh sajak seloka
asik bergema penuh irama
kuntum putik kini terbuka
hadirkan keberkahan sebuah nama
sajak oh seloka bertahta jiwa
nadi mengalir darah raga
semuanya tumbuh kata senyawa
mutiara harus selalu dijaga
Kopi Lampung November 30 2011
Senin, 28 November 2011
Bersantun Sesaat
BERSANTUN SESAAT
masak pindang ikan sembilang
harus dibagi bersama tetangga
maafkan saya lama menghilang
karena sibuk capailah raga
ikan sembilang katakan sembilang
dibikin sate harus dirajang
taklah mungkin kejanda seberang
takut isteri hilangkan sayang
memang adik sibuk menjamu
terkena diri menggali keramat
wahai abang teringat pesanmu
taklah mungkin adik berhianat
minum secawan si kopi lampung
disuguh istri tika pulang
maaf abang kerjaanku mengurung
ini sesaat aku bertandang
bila hitam katakan hitam
jangan putih katakan merah
aku sekejap berkirim salam
hilangkan penat untuk meramah
kini malam makin melarut
pucuk selasih hilangkan bayang
untuk abang kawan tersebut
salam sayang selalu terjelang
Kopi Lampung November 25 2011
masak pindang ikan sembilang
harus dibagi bersama tetangga
maafkan saya lama menghilang
karena sibuk capailah raga
ikan sembilang katakan sembilang
dibikin sate harus dirajang
taklah mungkin kejanda seberang
takut isteri hilangkan sayang
memang adik sibuk menjamu
terkena diri menggali keramat
wahai abang teringat pesanmu
taklah mungkin adik berhianat
minum secawan si kopi lampung
disuguh istri tika pulang
maaf abang kerjaanku mengurung
ini sesaat aku bertandang
bila hitam katakan hitam
jangan putih katakan merah
aku sekejap berkirim salam
hilangkan penat untuk meramah
kini malam makin melarut
pucuk selasih hilangkan bayang
untuk abang kawan tersebut
salam sayang selalu terjelang
Kopi Lampung November 25 2011
Bersolek Mahkota November 2011
MUTIARA NOVEMBER I
sudah bertimang kasih sayang
hangat memagar pesona kehidupan
syukur terpanjat selalu dikumandang
pada mutiara hati rupawan
rupawan hati semoga bertandang
bersolek rapih di dalam pusaran
tunduk sujud Allah menyayang
pastilah hidup penuh kebahagian
kebahagian pendamping waktu berpanjang
suatau saat maut terberikan
kasih cinta selalu terpegang
cahya mata selalu menerbitkan
biar purnama sejuk mengambang
engkaulah bajuku elok dikenakan
taklah kanda mata keranjang
semua godaan bisa dihilangkan
Kopi Lampung November 22 2011
MUTIARA NOVEMBER II
sulur bunga membentuk kelopak
kuncup mekar kini menampak
panas dingin akankah mengerak
bila hari tak berjarak
padamu bunga mekar merah
hijau daunnya begitu cerah
tersebar akar bumi bermadah
subur benih semoga megah
megah mahkota mahkota bunga
benang sari siluet jingga
mekarmu akan terus terjaga
kantung iman elok di raga
berjaga hari harus dipahat
pedoman bunga harus diingat
harummu abadi pati tersemat
bila patuh dalam nasihat
Kopi Lampung November 23 2011
KEKASIH PENDAMPING HIDUP
mata menyulam kasih sayang
pendar kehangatan lepaskan bayang
rintik menitik melaju terang
kokoh segala uji menghadang
padamu kasih cawan tersulang
membentuk kenikmatan hari mengembang
selamatan doa selalu tertembang
di hari keberkahan yang bertandang
padamu kasih hadir mengambang
aku curah semua sulang
kita berbagi tunggal bersandang
mengasuh permata hati ditimang
putik dua-dua senyum cemerlang
november hadir pasti berkurang
mempererat segala eratkan pegang
hangat bahagia pengertian memanggang
Kopi Lampung November 22 2011
GARUDA MUDA DAN HARIMAU MUDA
kepakkan sayapmu terbang di awan
merahkanlah perjuangan menuju keberhasilan
berjuanglah dengan semangat pertarungan
pasti bisa semua diwujudkan
doa pendukungmu selalu mengawan
di langit penjuru indonesia mengikhlaskan
garuda muda kau buktikan
perjuanganmu selalu mendapat dukungan
harimau malaya lawan sepadan
garuda harimau saling menunjukkan
kemumpunian harimau sudah dirasakan
garudaku berlatihlah dengan kekalahan
mengasah kemampuan tuk keberhasilan
masih banyak hari kebaikan
mewujudkan cita menuju kejuaraan
pastilah lawan bisa ditaklukkan
Kopi Lampung November 21 2011
ANGAU MENGGEDIK BUNGA
bila tuba sudah ditebar
air melarut membentuk gelombang
elok meraba hati disandar
pada sepokok bunga berkembang
tuba bukan sembarang tuba
tuba diberikan di dalam bilik
janganlah suka diri mencuba
bila rangsangan puja menggedik
gedik bukan sembarang gedik
badik terselip di samping pinggang
asik nian dendang mengusik
fisik bunga elok dipandang
pandang taman luas terbentang
ada kolam jernih berkilau
manis parasmu selalu terbayang
membuat diri semakin angau
Kopi Lampung November 14 2011
TERSUSUN
udang terjepit di selal batu
airnya tenang mengalir deras
kini saatnya rindu bersatu
setelah surat sudah terbalas
selat melaka pemisah sumatra
selat sunda begitu juga
berbalas surat terbaca mesra
sucilah cinta selalu terjaga
buah mengkal semakin ranum
matang di tangkai sangatlah manis
mari memohon dengan bersenyum
hilangkan segala penyebab tangis
pokok pakis bersangkul indah
hijau merekah di tengah kebun
wajah yunda semakin merekah
selalu cerah elok tersusun
Kopi Lampung November 12 2011
DARA DARI MEDAN
usah menyerah sebelum lelah
mari kita salaing meluah
masih banyak aksara pepatah
marilah kita saling meramah
usah malu usah sembunyi
taklah hamba akan mencari
sungguh merdu yunda bernyanyi
akan ternanti bertemu putri
putri medan sangatlah cantik
kenakan kerudung begitu anggun
bolehlah hamba tuk melirik
sekalian bedendang dalam pantun
tersemai bunga senyumnya sayu
terbelai embun dipagi hari
bukan niat hamba merayu
tapi puan terus berseri
Kopi Lampung November 07 2011
COLEKAN SI BUNGA KUNYIT
menyeberang pulau ke kota sampit
jangan luppa kekota makasar
adikku cantik si bunga kunyit
colekanmu membuat aku bersandar
sandar perahu di tepi bandar
ramai sanak lalu lalang
aduhai lama tak berkabar
colekanmu membuat mabuk kepayang
daun ketapang si daun waru
hijau warna bentuk berbeda
colekanmu membuat abang terharu
bayangmu selalu ada diminda
laut makasar nyiur melambai
pasirnya putih elok terhampar
senyum manismu selalu melambai
bak bunga selalu mekar
Kopi Lampung November 04 2011
BERSOLEK MAHKOTA I
berlesung pipit si gadis melayu
jernih mata si gadis jawa
dendangnya semakin mendayu-dayu
taklah layu terbawa jiwa
kain songket si kain pelikat
sulam tapis jari jelujur
rayuan hidup semakin lekat
hiaslah hati dengan jujur
secawan kopi sudah tersuguhkan
kental hitam harum mewangi
berkasih hidup tentukan tujuan
bahagiakan diri untuk berbagi
ramah santun penghuni nusantara
luas terbentang ranah menyubur
ikhlaskan hati menuju sejahtra
cobaan hidup adalah penghibur
Kopi Lampung November 05 2011
BERSOLEK MAHKOTA II
bila peniti tajam menusuk
tusuk jelujur kainlah tapis
mari terus berpantun khusuk
sastra melayu pastilah manis
bila bertamu berucap salam
salam terbalas denganlah ramah
pantun jiwa harus disulam
gurindam hati harus diperindah
berbagi rizki pada si miskin
hukum wajib setiap insan
sastra lama harus dimungkin
lestarikan budaya yang diwariskan
pergi kemaleka bersama kawan
bertamasa ria kepantai mersing
mari bersantun harus diutamakan
wujutkan nusantara damai bersanding
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA III
memang manis jempol di dagu
mata tertunduk taklah sayu
yunda Melli yang ditunggu
bukannya malu rasaku mendayu
memang rokok sebantng ditangan
terjepit disela-sela jemari
memang aku orangnya tampan
melamunkan Yunda berhari-hari
kopi lampung memanglah enak
harum memikat sampai kemedan
memang kita bersaudar berjamak
kirmkan alamat nantiku kirimkan
jarum bukan sembarang jarum
bila patah usah disimpan
kini taman semakin harum
cinta bersemi dangan kebahagian
matahari pulang ke negeri ufuk
barat berselindang warna pelangi
tak terbiarakan hati merajuk
hilangkan karat pastilah wangi
syair pantun mengalun merdu
disenandung tuk yunda Melli
salam rinduku semakin sahdu
maafkan adikmu baru kembali
terbiarkan pungguk terbang melayang
hirup udara dalam kebebasan
yundaku cantik yang tersayang
usah merajuk sampai berlebihan
memang rotan mati di hutan
tersengat bara darilah alam
mohon dimaafkan aku melantunkan
salam sayang selalu tersulam
sulam kain sikain tapis
disulam dara darilah lampung
yundaku yang tersenyum manis
ijinkan adikmu tuk bersenandung
senandung lagu dangdut berirama
merdu suara lagulah cinta
ternanti dirimu di cahaya purnama
berbalas aksara yang tertata
tertata sanggul bunga cempaka
dimilik dara darilah medan
duh yundaku selalu terbuka
berdendang merdu aku tertawan
tertawan kumbang di taman bunga
penuh semerbak menusuk sukma
santunmu luhur selalu terjaga
membuat aku selalu terkesima
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA IV
bila pedih senandung lirih
pada angin membelai sahdu
usah yunda selalu merintih
mari berpantun mahkota rindu
tenun bukan sebarang tenun
kain bergulung elok tersulam
apa gerangan yang dilamun
mari tersenyum usahlah muram
masaklah air hingga mendidih
lalu seduhlah secawan kopi
terjawab rindu enyalah pedih
hangat bertemu setia menepi
bila seteguk hilangkan dahaga
setets embun sejukkan pagi
duhai Yunda Melli terjaga
hilang gulana kini mewangi
lambaian bukan sembarang lambaian
lambaian tangan lemah gemulai
walau perpisahan sudah dipertemukan
kuluman senyum santun teruntai
kini teratai rekah setaman
banyaklah kumbang hadir bertandang
ada pertmuan ada perpisahan
senandung kasih selalu berkumandang
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA V
buah mengkudu si buah mangis
rekah taman tumbuh melati
sungguh adik semakin manis
senyum terkulum lekat di hati
putih waran bunga melati
kumbang berdendang lagu mendayu
usah hiraukan abang meniti
tapi nikmati dendang mendayu
bila melati berwarna putih
bunga kemboja berwarna kuning
resah hati harus bertasbih
hidarakan birahi tika bersanding
pergi kepasar membeil tembakau
jangan lupa membeli papir
bila rasa sedang angau
jangalah lupa denang zikir
bila beringin rindang menyejukkan
berdamping sejajar sepokok petai
sungguh nikmat kita melantunkan
pantun jiwa gurau terhurai
petai bukan sembarang petai
petai tumbuh di negeri indonesia
sungguh asik bergurau santai
melihat gadis tersenyum ceria
bila petai depakai lalapan
pakailah sambal dengan terasi
maafkan bila gurau berlebihan
karena kekasih sudah disisi
sambal terasi nikmat sekali
bersama nasi yang hangat
mohon pamit udurkan kembali
terbingkai kata sebagai pengerat
Kopi lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA VI
bukan pelita penerang hati
masuk ketaman gelap gulita
memang tuan baiklah hati
mengingatkan pantun untuk di cinta
ambil sebatang jarum di laci
janganlah lupa masukan benang
salam santun berniat suci
nak melestarikan pantun didendang
disini gunung disana gunung
tumbuh sepokok rumput ilalang
marilah tuan puan bersenandung
ikhlaskan hati pastilah senang
bila rotan katakan rotan
rotan dibuat kerajinan tangan
mohon maaf atas kesilafan
dengan segala ketidak sopanan
Kopi Lampung November 07 2011
sudah bertimang kasih sayang
hangat memagar pesona kehidupan
syukur terpanjat selalu dikumandang
pada mutiara hati rupawan
rupawan hati semoga bertandang
bersolek rapih di dalam pusaran
tunduk sujud Allah menyayang
pastilah hidup penuh kebahagian
kebahagian pendamping waktu berpanjang
suatau saat maut terberikan
kasih cinta selalu terpegang
cahya mata selalu menerbitkan
biar purnama sejuk mengambang
engkaulah bajuku elok dikenakan
taklah kanda mata keranjang
semua godaan bisa dihilangkan
Kopi Lampung November 22 2011
MUTIARA NOVEMBER II
sulur bunga membentuk kelopak
kuncup mekar kini menampak
panas dingin akankah mengerak
bila hari tak berjarak
padamu bunga mekar merah
hijau daunnya begitu cerah
tersebar akar bumi bermadah
subur benih semoga megah
megah mahkota mahkota bunga
benang sari siluet jingga
mekarmu akan terus terjaga
kantung iman elok di raga
berjaga hari harus dipahat
pedoman bunga harus diingat
harummu abadi pati tersemat
bila patuh dalam nasihat
Kopi Lampung November 23 2011
KEKASIH PENDAMPING HIDUP
mata menyulam kasih sayang
pendar kehangatan lepaskan bayang
rintik menitik melaju terang
kokoh segala uji menghadang
padamu kasih cawan tersulang
membentuk kenikmatan hari mengembang
selamatan doa selalu tertembang
di hari keberkahan yang bertandang
padamu kasih hadir mengambang
aku curah semua sulang
kita berbagi tunggal bersandang
mengasuh permata hati ditimang
putik dua-dua senyum cemerlang
november hadir pasti berkurang
mempererat segala eratkan pegang
hangat bahagia pengertian memanggang
Kopi Lampung November 22 2011
GARUDA MUDA DAN HARIMAU MUDA
kepakkan sayapmu terbang di awan
merahkanlah perjuangan menuju keberhasilan
berjuanglah dengan semangat pertarungan
pasti bisa semua diwujudkan
doa pendukungmu selalu mengawan
di langit penjuru indonesia mengikhlaskan
garuda muda kau buktikan
perjuanganmu selalu mendapat dukungan
harimau malaya lawan sepadan
garuda harimau saling menunjukkan
kemumpunian harimau sudah dirasakan
garudaku berlatihlah dengan kekalahan
mengasah kemampuan tuk keberhasilan
masih banyak hari kebaikan
mewujudkan cita menuju kejuaraan
pastilah lawan bisa ditaklukkan
Kopi Lampung November 21 2011
ANGAU MENGGEDIK BUNGA
bila tuba sudah ditebar
air melarut membentuk gelombang
elok meraba hati disandar
pada sepokok bunga berkembang
tuba bukan sembarang tuba
tuba diberikan di dalam bilik
janganlah suka diri mencuba
bila rangsangan puja menggedik
gedik bukan sembarang gedik
badik terselip di samping pinggang
asik nian dendang mengusik
fisik bunga elok dipandang
pandang taman luas terbentang
ada kolam jernih berkilau
manis parasmu selalu terbayang
membuat diri semakin angau
Kopi Lampung November 14 2011
TERSUSUN
udang terjepit di selal batu
airnya tenang mengalir deras
kini saatnya rindu bersatu
setelah surat sudah terbalas
selat melaka pemisah sumatra
selat sunda begitu juga
berbalas surat terbaca mesra
sucilah cinta selalu terjaga
buah mengkal semakin ranum
matang di tangkai sangatlah manis
mari memohon dengan bersenyum
hilangkan segala penyebab tangis
pokok pakis bersangkul indah
hijau merekah di tengah kebun
wajah yunda semakin merekah
selalu cerah elok tersusun
Kopi Lampung November 12 2011
DARA DARI MEDAN
usah menyerah sebelum lelah
mari kita salaing meluah
masih banyak aksara pepatah
marilah kita saling meramah
usah malu usah sembunyi
taklah hamba akan mencari
sungguh merdu yunda bernyanyi
akan ternanti bertemu putri
putri medan sangatlah cantik
kenakan kerudung begitu anggun
bolehlah hamba tuk melirik
sekalian bedendang dalam pantun
tersemai bunga senyumnya sayu
terbelai embun dipagi hari
bukan niat hamba merayu
tapi puan terus berseri
Kopi Lampung November 07 2011
COLEKAN SI BUNGA KUNYIT
menyeberang pulau ke kota sampit
jangan luppa kekota makasar
adikku cantik si bunga kunyit
colekanmu membuat aku bersandar
sandar perahu di tepi bandar
ramai sanak lalu lalang
aduhai lama tak berkabar
colekanmu membuat mabuk kepayang
daun ketapang si daun waru
hijau warna bentuk berbeda
colekanmu membuat abang terharu
bayangmu selalu ada diminda
laut makasar nyiur melambai
pasirnya putih elok terhampar
senyum manismu selalu melambai
bak bunga selalu mekar
Kopi Lampung November 04 2011
BERSOLEK MAHKOTA I
berlesung pipit si gadis melayu
jernih mata si gadis jawa
dendangnya semakin mendayu-dayu
taklah layu terbawa jiwa
kain songket si kain pelikat
sulam tapis jari jelujur
rayuan hidup semakin lekat
hiaslah hati dengan jujur
secawan kopi sudah tersuguhkan
kental hitam harum mewangi
berkasih hidup tentukan tujuan
bahagiakan diri untuk berbagi
ramah santun penghuni nusantara
luas terbentang ranah menyubur
ikhlaskan hati menuju sejahtra
cobaan hidup adalah penghibur
Kopi Lampung November 05 2011
BERSOLEK MAHKOTA II
bila peniti tajam menusuk
tusuk jelujur kainlah tapis
mari terus berpantun khusuk
sastra melayu pastilah manis
bila bertamu berucap salam
salam terbalas denganlah ramah
pantun jiwa harus disulam
gurindam hati harus diperindah
berbagi rizki pada si miskin
hukum wajib setiap insan
sastra lama harus dimungkin
lestarikan budaya yang diwariskan
pergi kemaleka bersama kawan
bertamasa ria kepantai mersing
mari bersantun harus diutamakan
wujutkan nusantara damai bersanding
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA III
memang manis jempol di dagu
mata tertunduk taklah sayu
yunda Melli yang ditunggu
bukannya malu rasaku mendayu
memang rokok sebantng ditangan
terjepit disela-sela jemari
memang aku orangnya tampan
melamunkan Yunda berhari-hari
kopi lampung memanglah enak
harum memikat sampai kemedan
memang kita bersaudar berjamak
kirmkan alamat nantiku kirimkan
jarum bukan sembarang jarum
bila patah usah disimpan
kini taman semakin harum
cinta bersemi dangan kebahagian
matahari pulang ke negeri ufuk
barat berselindang warna pelangi
tak terbiarakan hati merajuk
hilangkan karat pastilah wangi
syair pantun mengalun merdu
disenandung tuk yunda Melli
salam rinduku semakin sahdu
maafkan adikmu baru kembali
terbiarkan pungguk terbang melayang
hirup udara dalam kebebasan
yundaku cantik yang tersayang
usah merajuk sampai berlebihan
memang rotan mati di hutan
tersengat bara darilah alam
mohon dimaafkan aku melantunkan
salam sayang selalu tersulam
sulam kain sikain tapis
disulam dara darilah lampung
yundaku yang tersenyum manis
ijinkan adikmu tuk bersenandung
senandung lagu dangdut berirama
merdu suara lagulah cinta
ternanti dirimu di cahaya purnama
berbalas aksara yang tertata
tertata sanggul bunga cempaka
dimilik dara darilah medan
duh yundaku selalu terbuka
berdendang merdu aku tertawan
tertawan kumbang di taman bunga
penuh semerbak menusuk sukma
santunmu luhur selalu terjaga
membuat aku selalu terkesima
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA IV
bila pedih senandung lirih
pada angin membelai sahdu
usah yunda selalu merintih
mari berpantun mahkota rindu
tenun bukan sebarang tenun
kain bergulung elok tersulam
apa gerangan yang dilamun
mari tersenyum usahlah muram
masaklah air hingga mendidih
lalu seduhlah secawan kopi
terjawab rindu enyalah pedih
hangat bertemu setia menepi
bila seteguk hilangkan dahaga
setets embun sejukkan pagi
duhai Yunda Melli terjaga
hilang gulana kini mewangi
lambaian bukan sembarang lambaian
lambaian tangan lemah gemulai
walau perpisahan sudah dipertemukan
kuluman senyum santun teruntai
kini teratai rekah setaman
banyaklah kumbang hadir bertandang
ada pertmuan ada perpisahan
senandung kasih selalu berkumandang
Kopi Lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA V
buah mengkudu si buah mangis
rekah taman tumbuh melati
sungguh adik semakin manis
senyum terkulum lekat di hati
putih waran bunga melati
kumbang berdendang lagu mendayu
usah hiraukan abang meniti
tapi nikmati dendang mendayu
bila melati berwarna putih
bunga kemboja berwarna kuning
resah hati harus bertasbih
hidarakan birahi tika bersanding
pergi kepasar membeil tembakau
jangan lupa membeli papir
bila rasa sedang angau
jangalah lupa denang zikir
bila beringin rindang menyejukkan
berdamping sejajar sepokok petai
sungguh nikmat kita melantunkan
pantun jiwa gurau terhurai
petai bukan sembarang petai
petai tumbuh di negeri indonesia
sungguh asik bergurau santai
melihat gadis tersenyum ceria
bila petai depakai lalapan
pakailah sambal dengan terasi
maafkan bila gurau berlebihan
karena kekasih sudah disisi
sambal terasi nikmat sekali
bersama nasi yang hangat
mohon pamit udurkan kembali
terbingkai kata sebagai pengerat
Kopi lampung November 07 2011
BERSOLEK MAHKOTA VI
bukan pelita penerang hati
masuk ketaman gelap gulita
memang tuan baiklah hati
mengingatkan pantun untuk di cinta
ambil sebatang jarum di laci
janganlah lupa masukan benang
salam santun berniat suci
nak melestarikan pantun didendang
disini gunung disana gunung
tumbuh sepokok rumput ilalang
marilah tuan puan bersenandung
ikhlaskan hati pastilah senang
bila rotan katakan rotan
rotan dibuat kerajinan tangan
mohon maaf atas kesilafan
dengan segala ketidak sopanan
Kopi Lampung November 07 2011
Minggu, 27 November 2011
BERHIMPUN PANTUN
BERHIPUN PANTUN I
kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka
baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh
bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam
sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap
Kopi Lmpung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN II
kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai
belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun
bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya
bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga
biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan
selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya
elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian
bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak
tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan
pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak
Kopi lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN III
memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi
daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri
banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali
nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji
daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung
senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi
padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang
hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh
berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang
dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan
motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik
usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi
mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran
bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan
Kopi Lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN IV
sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis
manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis
pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada
berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun
rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra
kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi
tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma
asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan
Kopi Lampung Oktober 05 2011
BERHIMPUN PANTUN V
laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri
bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya
menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah
rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur
merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta
berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa
biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna
santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra
bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna
makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama
gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang
memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona
durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi
pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis
memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada
lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian
bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah
Kopi Lampung Oktober 06 2011
BERHIMPUN PANTUN VI
bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang
seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung
bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan
bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu
bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai
negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu
Kopi Lampung Oktober 07 2011
BERHIMPUN PANTUN VII
salam siang terbalas indah
waallaikum salam elok terlantun
tak bersalah di dalam madah
rinduku pun selalu melantun
melantun indah seruling tertiup
anak domba berlari-lari
padamu abang santunmu terkecup
pada diriku elok terberi
memberi gula padalah cawan
seduh kopi si kopi lampung
mari kita eratkan persahabatan
dari seberang selalu tersenandung
bila kopiah berwarna hitam
kopi lampung harum mewangi
bila handak sayang disulam
carilah satu tegakkan pagi
adakah kopi berkelamin jantan
berikan padaku tuk diuji
taklah salah kita melantunkan
bersantun diri sambil mengaji
usah membawa kain berenda
bila hari menjadi banjir
usah menyebut si janda muda
nanti ada yang tersindir
kain pelikat si kain tapais
kain adat keramat pusaka
sungguh asik yang mempunyai kumis
membuat gadis cepat terbuka
bila layar sudah terbentang
siap kemudi tuk berlayar
apa syarat harus dipegang
sayang menyayang elok di sandar
sandar kapal di tepi bandar
bandar ramai berhilir mudik
pesan diterima elok memekar
taklah sanggup abang menggedik
daun talas si daun keladi
apa bedanya di alam nyata
rayumu abang semakin menjadi
sisakan satu aku meminta
bila hendak meramu jamu
jangan lupa rempah dibersihkan
usahlah abang selalu merayu
berikanlah jurus menikmati kegairahan
gairah malam dingin berhimpun
pucuk dilam melambai-lambai
hangat sangat berkerumun
jangan sampai diri terkulai
tak tersebut si daun keladi
daunnya hijua ranum menyejuk
terimakasih kembali abang berbudi
membuat gidik elok bertajuk
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN VIII
masilah ingat aku sejarah
membagi tiga wilayah bermadah
banyak bunga yang menyerah
salam rinduku selalu terindah
usah meragu si daun jati
kayunya keras diukir indah
bila cinta sudah di hati
mariki kita selalu berserah
bila bingung mencari paku
carilah saja di toko roti
usah abang Wan terpaku
cepatlah gait gadis di hati
paku bukan sembarang paku
paku baja berwarna putih
lipstik merah sering menggodaku
tiga kubang harus dipilih
memang bintang bukan sembarang
berkedip elok bak mutiara
selamat datang adik Bintang
silakan berpantun yang mesra
mesra suara merdu irama
bila seluring gembala berbunyi
dari jauh tersebut nama
kawan berseronok canda dinyanyi
bila tali erat mengikat
ikat simpul janganlah mati
mari kawan kita menyemat
persahabatan suci setulus hati
pembuyu bukan sembarang pembuyu
pembuyu terbuat dari bambu
salam malam terhatur mendayu
pada kawan pantunnya menyerbu
menyerbu makan di atas meja
banyak hidangan sudah tersaji
soronok tuan puan memanja
eloklah kita mari mengaji
kopi lampung terseduh wangi
sampai keseberang kota sintang
mari kita berdendang lagi
sebelum malam larut meminang
meminang dara darilah lampung
haruslah pandai menyulam tapis
rasa rindu semakin mengepung
pada dara berparas manis
manis gula darilah jawa
ditarus di dalam dualah cawan
elok memandang wajah berwibawa
penuh petuah yang menggairahkan
kini pembuyu sudah ditangan
nama lain dari galah panjang
kini saatnya untuk membalikan
lantun sayang darilah seberang
hirruk pikuk ditepi pantai
banyak sanak bermain disana
mari perkuat ukhuwah dipakai
merukun indah santun pesona
bila ada batu di tangan
usah dilempar dalam muara
bila umur panjang kesehatan
pasti kita berjumpa mesra
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN IX
siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat
karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia
bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap
memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung
angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi
di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar
anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra
kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang
pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai
Kopi Lampung Oktober 12 2011
BERHIMPUN PANTUN X
bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang
dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona
kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh
naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai
pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona
nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit
burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya
cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun
hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHIMPUN PANTUN XI
lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat
tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan
bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan
mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu
memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara
bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata
bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil
asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak
jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu
berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba
mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHINPUN PANTUN XII
kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta
usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri
sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis
manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu
Kopi Lampung November 02 2011
BERHINPUN PANTUN XIII
belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang
bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci
bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam
sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung
pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat
Kopi Lampung November 02 2011
kalaulah ada hati berpeti
pasti ada kunci pembuka
kalau sakit usah dihayatti
bermaaf-maafan sembuhkan luka
baju sehari dipakai kumal
bau masam tubuh berpeluh
rizki terbuka karena amal
berbagi sesama harus disentuh
bila mata sebelah kuyu
karena bergadang sepanjang malam
irama melayu santun mendayu
sebagai atap budaya tersulam
sepokok mangga banyaklah ulat
berhimpun satu indah merayap
elok sangat adil berdaulat
dimulai dari didiri beratap
Kopi Lmpung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN II
kertas terbakar tak berminyak
angsa putih mandi di sungai
hamba hadir ikut menyimak
membaca tajuk jiwa membelai
belalai gajah panjang memjuntai
kera menari ditengah kerumun
hamba membaca sampai terbuai
pantun terlantun melayu rukun
bila pungguk merindu bulan
bintang berkedip pendar cahaya
maaf hamba memberi balasan
menghadiri pantun melayu berbudaya
bila gombal selalu tersulam
adat rayu membingkai bunga
bila gedik selalu melanggam
pasti dara selalu berjaga
biar batal berkunjung taman
masih ada esok memberikan
bila gatal sudah membuyarkan
eloklah diri selalu menyejukkan
selindang putir si putri bangsawan
anggun wajahnya elok bercahaya
usah supah serapah diwujudkan
bila ahirnya melepuh surya
elok nian nuri berlagu
merdu suara berikan kenyamanan
mari hilang rasa ragu
menuju cawan-cawan kebahagian
bila keladi sidaun keladi
air bertilas taklah nampak
janda perawan elok berbudi
bertajuk cinta tak ditampak
tuang arak dalam cawan
usah diminum bila memabukan
janga diri sering menjanjikan
bila tak dapat mewujudkan
pada puan tuan yang santun
pelita menyalat tanpa minyak
mari kita saling menuntun
membagi ilmu dalam berahlak
Kopi lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN III
memang padi menjadi beras
harus dipilah menapi-napi
memang keladi keladi memuas
gatal tertangkal tak menepi
daun keladi tak bertilas
merenung pungguk dalam sendiri
terimakasih aksaaraku sudah terbalas
maaf bila tak berbagi seri
banyak pokok keladi dibenci
memang umbinya sangat bergizi
mengkal keras harus dicuci
dimasak di kualai nikmat sekali
nikmat umbi si umbi keladi
keladi masak hanya sebiji
memang nikmat senikmat padi
tuk mengisi pagi harus di kaji
daun pandan mahkota suji
harum menyengat kedalam hidung
memang aku beristri teruji
taklah berpaling hati dalam senandung
senandung kata juntai makna
makna keladi semkain menjadi
dara janda tebar pesona
ahirnya jatuh tegoda nadi
padi merunduk berat diisi
gunung tenggamus tinggi menjulang
rasa ini semakin basi
terkotori nafsu yang menghadang
hadang tajuk si tajuk karang
pokok keladi taklah tumbuh
perawan bujang haruslah senang
riesmikan ikatan tuk berlabuh
berlabuh bayang di muara karang
jakarta utara airnya pasang
sungguh kasihan hubungang dibayang
selalu diawasi taklah senang
dara manis darilah bali
pulau dewata elok rupawan
terimaksaih sudah bersantun kembali
mengapa selalu tak dihiraukan
motor rusak bawa kebengkel
harus diserfis supaya baik
usah selalu bersikap jengkel
bila tak mahu diusik
usik keladi air di atas
bergoyang jatuh rebah kebumi
semuanya kini tak berbekas
canda tawa layu bersemi
mengapa arak mengadung alkohol
banyak dimunum berikan kehangatan
benarkah itu sifat tolol
bila tak mahu berteguran
bila jarum di atas peti
jangan sampai melukai tangan
usah ini dimasukan di hati
aksara senandung dalam pergaulan
Kopi Lampung Oktober 04 2011
BERHIMPUN PANTUN IV
sungguh elok si kain katun
kain katun disulam tapis
eloklah bila bermaaf disusun
sesama kawan supaya manis
manis-manis sibuah mengkudu
lebih manis si buah manggis
tajuk jiwa harus berwudu
hilangkan semua sifat bengis
pantun tertata berikan makna
tajuk canda mengungkit minda
pantun di atas banyaklah warna
usah di masukan dalamlah dada
berburu rusa dapatkan kelinci
rimba tersusun hijau tertegun
mari jangan saling membenci
supaya hati menjandi anggun
rupa-rupa si kain songket
songket berasal dari sumatra
budaya santun melayu lengket
harus di cermin nurani mesra
kini surya rebah keufuk
ufuk barat berselindang pelangi
pada pemegang si tulang rusuk
jagalah dia supaya mewangi
tajuk jiwa berhimpun pantun
pantun tersusun taklah sama
usahlah diri selalu melamun
panggilah kekasih melalu asma
asma tersebut tak menyesak
seperti penyakit pernapasan
mari hargai semua ahlak
supaya kita tak terjerumuskan
Kopi Lampung Oktober 05 2011
BERHIMPUN PANTUN V
laksa bukan sembarang laksa
laksa pedas bikinan istri
mari berlantun budaya bangsa
menyapa kawan nusantara berseri
bersri surya dipenjuru bangsa
bangsa nusantara elok berbudaya
pantun melayu menyatu bahasa
elok berbudi selalu bercahaya
menyapa dara di taman bunga
bunga mawar berwarna merah
pusaka bangsa santun dijaga
niscaya akan selalu megah
rimba hijau biru samudra
merekah indah selalu menghibur
nusantara pantun bersuara
semoga jaya dan subur
merah mawar rekah diberikan
debiri tajuk taman tertata
taklah mungkin sengketa membudakan
bila kita menghargai cinta
berbatas taman menyeberang kepulauan
kepulauan nusantara elok bersahaja
canda tawa ada batasan
mari menggoda bertajuk biasa
biasa makan di suap ibu
ibu sayang di seberang sana
berlagu hidup harus dibumbu
asal mengatahui semua warna
santan bukan sembarang santan
santan kelapa dari nusantara
elok nian saling berbalasan
bertajuk saudara penuh mesra
bumbung arak legit terasa
cawan berkilap penuh pesona
pesan tersampai lewat bahasa
budi bersinar saudara berwarna
makan pulat darilah seberang
durian lampung saling bersenggama
mari kita saling menyayang
budaya nusantara elok ternama
gading cantik persembahan putri
puteri temenggung dari seberang
saling berpesan ingatkan diri
supaya hidup lebihlah terang
memang hijau padang rumput
indah berseri penuh makna
abang senang pantun lembut
dari Bintang yang mempesona
durian bukan sembarang durian
durian masak jatuh kebumi
GPMN kini penuh kecerian
pantun bersantun melayu bersemi
pulau lampung bukan sembarang
ranah terkenal kainlah tapis
sungguh kasihan Bintang menyeberang
pasti durian lampung menagis
memang Bintang berkedip asik
berseloka pantun diminda
mari kita saling berbisik
petuah lama tanam di dada
lipstik merah elok dipandang
rekah senyum selalu menawan
usah dikau melaju pulang
mari belajar berpantun kebahagian
bahagia dara berhias mahkota
bersanding pelaminan elok mencerah
sungguh elok pantunmu tertata
bersolek makna santunmu indah
Kopi Lampung Oktober 06 2011
BERHIMPUN PANTUN VI
bila nikmat memakan manggis
usah dilupa kulit dibuang
pada Tyo usah menangis
bila Riskha jauh di seberang
seberang pulau si pulau tabuan
pualaunya indah ada di lampung
mas Tyo mari ketaman
tebar senyum dalam senandung
bila bujang duduk melamun
membayang wajah kekasih pujaan
mari kawan saling bersantun
membentuk jiwa penuhlah keramahan
bila angsa mandi di perigi
anak kucing bermandi debu
mari kita sambut pagi
nikmat hidup selalu terbumbu
bila bintang bersinar kecil
usah risaukan angin membelai
sungguh anuku semakin kecil
bila dibanding gajah berbelalai
negeri seberang serumpun melayu
banyak mekar bunga di hulu
usah diri bersikap layu
karean Janda diajak kepenghulu
Kopi Lampung Oktober 07 2011
BERHIMPUN PANTUN VII
salam siang terbalas indah
waallaikum salam elok terlantun
tak bersalah di dalam madah
rinduku pun selalu melantun
melantun indah seruling tertiup
anak domba berlari-lari
padamu abang santunmu terkecup
pada diriku elok terberi
memberi gula padalah cawan
seduh kopi si kopi lampung
mari kita eratkan persahabatan
dari seberang selalu tersenandung
bila kopiah berwarna hitam
kopi lampung harum mewangi
bila handak sayang disulam
carilah satu tegakkan pagi
adakah kopi berkelamin jantan
berikan padaku tuk diuji
taklah salah kita melantunkan
bersantun diri sambil mengaji
usah membawa kain berenda
bila hari menjadi banjir
usah menyebut si janda muda
nanti ada yang tersindir
kain pelikat si kain tapais
kain adat keramat pusaka
sungguh asik yang mempunyai kumis
membuat gadis cepat terbuka
bila layar sudah terbentang
siap kemudi tuk berlayar
apa syarat harus dipegang
sayang menyayang elok di sandar
sandar kapal di tepi bandar
bandar ramai berhilir mudik
pesan diterima elok memekar
taklah sanggup abang menggedik
daun talas si daun keladi
apa bedanya di alam nyata
rayumu abang semakin menjadi
sisakan satu aku meminta
bila hendak meramu jamu
jangan lupa rempah dibersihkan
usahlah abang selalu merayu
berikanlah jurus menikmati kegairahan
gairah malam dingin berhimpun
pucuk dilam melambai-lambai
hangat sangat berkerumun
jangan sampai diri terkulai
tak tersebut si daun keladi
daunnya hijua ranum menyejuk
terimakasih kembali abang berbudi
membuat gidik elok bertajuk
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN VIII
masilah ingat aku sejarah
membagi tiga wilayah bermadah
banyak bunga yang menyerah
salam rinduku selalu terindah
usah meragu si daun jati
kayunya keras diukir indah
bila cinta sudah di hati
mariki kita selalu berserah
bila bingung mencari paku
carilah saja di toko roti
usah abang Wan terpaku
cepatlah gait gadis di hati
paku bukan sembarang paku
paku baja berwarna putih
lipstik merah sering menggodaku
tiga kubang harus dipilih
memang bintang bukan sembarang
berkedip elok bak mutiara
selamat datang adik Bintang
silakan berpantun yang mesra
mesra suara merdu irama
bila seluring gembala berbunyi
dari jauh tersebut nama
kawan berseronok canda dinyanyi
bila tali erat mengikat
ikat simpul janganlah mati
mari kawan kita menyemat
persahabatan suci setulus hati
pembuyu bukan sembarang pembuyu
pembuyu terbuat dari bambu
salam malam terhatur mendayu
pada kawan pantunnya menyerbu
menyerbu makan di atas meja
banyak hidangan sudah tersaji
soronok tuan puan memanja
eloklah kita mari mengaji
kopi lampung terseduh wangi
sampai keseberang kota sintang
mari kita berdendang lagi
sebelum malam larut meminang
meminang dara darilah lampung
haruslah pandai menyulam tapis
rasa rindu semakin mengepung
pada dara berparas manis
manis gula darilah jawa
ditarus di dalam dualah cawan
elok memandang wajah berwibawa
penuh petuah yang menggairahkan
kini pembuyu sudah ditangan
nama lain dari galah panjang
kini saatnya untuk membalikan
lantun sayang darilah seberang
hirruk pikuk ditepi pantai
banyak sanak bermain disana
mari perkuat ukhuwah dipakai
merukun indah santun pesona
bila ada batu di tangan
usah dilempar dalam muara
bila umur panjang kesehatan
pasti kita berjumpa mesra
Kopi Lampung Oktober 10 2011
BERHIMPUN PANTUN IX
siput bukan sembarang siput
lamban berjalan denganlah tepat
bila melayu lupa tersebut
pantun santun semkin berkarat
karat menjerat si biji besi
lapuk sudah dimakan usia
mari pantun santun didiskusi
warisan budaya tak tersia
bila sayu bunga melati
melindap usia surya terdekap
taklah layu pantun di hati
bahasa santun harus didekap
memang berguna pokok zaitun
cendawan pelangi indah melengkung
budaya pantun santun rukun
budi bahasa selalu dijunjung
angin melindap disela daun
jatuh sehelai di atas bumi
taklah lenyap budaya pantun
walau jatuh tetap bersemi
di atas anjung kapal berlayar
singgah bersandar di dalam bandar
ahlak baik harus diajar
pada muda harus belajar
anjung bukan sembarang anjung
anjung berlayar harung samudera
budi bahasa harus disenandung
berbalas tua harus dimesra
kini tertinggal kampung halaman
menuju kenegeri rantau orang
dalam hidup usah membedakan
satukan mufakat membentuk sayang
pantai selatan ada di cilacap
gelombangnya tingi di ujung pantai
budi pekerti tinggi diucap
pasti hidup tak bertikai
Kopi Lampung Oktober 12 2011
BERHIMPUN PANTUN X
bila cacing ditaruh jadam
lempar ke tengah muara tenang
assalam muallaikum terhatur salam
pada tuan puan berdendang
dendang melayu negeri serumpun
ragam bahasa menjadi warna
salam hormat penuhlah santun
pada sahabat pantunnya mempesona
kopi lampung ditumbuk lumat
lumat hitam wangi terseduh
mari berteduh santun disemat
nikmat bersama nasihat dilabuh
naymuk dilahap oleh si cicak
itu adalah mata rantai
mari berpantun membentuk ahlak
perbedaan usahlah diberai
pasti terlantun elok bahasa
bila minda menyaring makana
berbeda-beda dalam berbangsa
pantun melayu serumpun mempesona
nyamuk bukan sembarang nyamuk
hisap secawan kopi pahit
dalam menjejak santun merasuk
hibur merayu si lesung pipit
burung pipit terbang melayang
udara cerah sengat surya
salam santun membagi sayang
berbinar bahagia lembut bercahaya
cahaya surya kini meninggi
sengat panasnya melindap daun
maafkan daku baru berbagi
membalas pantun dalam bersantun
hari sabtu penat terasa
malam minggu bersantai minda
mari berpantun elokkan bahasa
adat melayau merdu bernada
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHIMPUN PANTUN XI
lenggok perahu menuju pulau
pulau indah di tengah selat
aku pun menjadi terpukau
membalas pantun elok tertambat
tertambat tali dengang menyimpul
melayang-layang di atas awan
bayangan puan elok terkumpul
siang malam semakin menawan
bila perkutut si burung balam
elok bersenda di atas dahan
ada apa hatimu mendendam
bila rindu harus dipertemukan
mengapa perkutut tak bersuara
di atas dahan pokok mengkudu
haruslah dikau membuka suara
pasti dia mengetahui rindu
memang banyak bukit berbukit
bukit tinggi di pulau sumatra
usahlah sakit ditahan sakit
menahan rindu semakin membara
bara api merah menganga
bertajuk cerita elok tertata
pasti rindu akan terjaga
berpadu bahagia bertemu mata
bila berbendi kesungai tenang
taklah bisa membawa mobil
hati abang semakin senang
tapi cicilan bulanan tek terambil
asam belimpbing dari lampung
nikmat sangat tuk dirujak
walau jauh dari kampung
berkasih jauh nikmat disimak
jangan membakar api disekam
jukung berlayar menuju hulu
kasih terbalas elok bersulam
tak tahu orang berlalu
berlalu angin mendesah mesra
dari rantau diriku tiba
padamu kasih cinta membara
hangat hati bila teraba
mengapa pokok si pokok mengkudu
semut merah mengerubiti buah
senandungmu selalu membakar sahdu
api cemburu pasti bermadah
Kopi Lampung Oktober 2011
BERHINPUN PANTUN XII
kail bukan sembarang kail
umpan pembayang di atas mata
memang hangat selimut memanggil
bak perwan memberikan cinta
usil bukan sembarang usil
pepaya mengkal di dalam lemari
cepat kemari bila dipanggil
mahukah dirimu aku beri
sungguh manis buah lemasa
lebih manis si buah menggis
usahlah diri selalu merasa
bila tak membuat tangis
manis bukan sebarang manis
kopi pahit jadikan satu
sungguh indah si bibir tipis
hai dara usah menggerutu
Kopi Lampung November 02 2011
BERHINPUN PANTUN XIII
belati bukan sembarang belati
dipegang perwira di medan perang
benarkah sengak teruna sejati
mengolah cinta dengan memandang
bunga bukan sembarang bunga
bunga kemboja di tanah suci
memang manis kata pujangga
kata terangkai usah dibenci
bermain tongkat menjadi penggalang
api unggun di tengah malam
sekop nian wajah terbayang
tersulam menerus sepanjang kalam
sulam bukan sembarang sulam
sulam tapis kainlah lampung
terkirim salam nada terdiam
mari dinda kita bersenandung
pupus kelapa menunjuk langit
pelepahnya banyak yang bermanfaat
kini dinda mulai mengungkit
kanda siap tuk menikmat
Kopi Lampung November 02 2011
Oktober 2011
SEPOKOK ROTAN
rotan tumbuh di tengah hutan
hijau menyejuk mata memandang
selamat siang dalam kebahagian
semoga sihat selalu dipegang
siang berulam dalam keranda
meminang surya terikan mata
salam santun selalu diminda
pada kawan elok berkata
tengah hari mendung menjelma
bukan berarti nak hujan
satu-persatu tersebut nama
memanggil dara manis pujaan
bila melontar sekeping logam
alumunium hampang terangkat melayang
mari-mari kita menyulam
kerat silaturohim dalam bersayang
Kopi Lampung Oktober 29 2011
SEBATANG JARUM
panjang coklat terhisap nikmat
masuk kerongga-rongga melekat
setiap desah tampa tersekat
tak tersisa menuju keramat
adakah pinta yang bermunajat
berikan makna elok berjabat
pada putik benih tersemat
nikotin kafein semakin erat
peraduan menghilang setiap saat
rangkap-rangkap dalam berhajat
seperti sebatang jarum mengkilat
lama tak terpakai berkarat
tetanus tertusuk dalam sekarat
semuanya keluar mekar martabat
terhuyung linglung hadir sepakat
semuanya terlepas tak didapat
Kopi Lampung Oktober 28 2011
BAHASA SEBAGAI PENENTU
cicin emas berkilau indah
lembut pendarnya sejuk dipandang
salam santun senja indah
padamu saudara jauh di seberang
seberang selat si selat sunda
biru air berkaca langit
apa kabar tuan meminda
maaf pantunku selalu mengungkit
mengungkit batu pakailah galah
panjang sedepa berbatu-batu
bahasa santun begitu renyah
mempersatu umat sudalah tentu
bila ada penentu karam
jurang pemisah harus dihilang
salam-bersalam harus disulam
eratkat hubungan batin penerang
adakah camar di dalam saku
taklah mungkin di pokok mengkudu
allaikum salam membuka beku
untuk adikku selalu dirindu
punyakah adik sebuah sembilu
ijinkan abang tuk meminjam
adikku cantik menggerutu selalu
ada apakah mata terpejam
bila ada gula di belanga
campurlah saja air mendidih
usah melamun di taman bunga
bila adik lagi bersedih
adakah bunga mekar setangkai
dimasa senja berselindang pelangi
senandung adik merdu melambai
sampai di seberang begitu mewangi
Kopi Lampung Oktober 26 2011
BULIR-BULIR AIR MENYUBUR
sajak bisu mengalun sahdu
di pokok tubuh gigil berpadu
sulam angan seberang termangu
tajuk harapan ikhlas menunggu
pada bulir-bulir air menyuburku
hijaukan hidup benih-benihmu
disepanjang jalan yang meliku
pasti kembali akan bertemu
menafkahkan jahir sudah terbumbu
lengkapkan batin pasti direstu
membentuk mahligai jaring kelambu
pasti nikmat selalu bersatu
semuanya pasti akan teramu
di belanga-belanga yang bersumbu
membentuk energi disemua penjuru
mengisi kehangatan bumi membiru
Kopi Lampung Oktober 24 2011
PERSETUBUHAN PAGI
fajar menyingsing melindap sunyi
memerah saga menyapa bumi
desah angin di daun bernyanyi
gesekan-gesekan makin bersemi
letupan embun sajikan mewangi
gairah terhurai dikebutaan pagi
gemericik air riuh di perigi
mengangkat kabut hangat terbagi
mentari menambah kecerian melati
taman bunga rekah meniti
bersuci tanah selalu mennanti
membentuk kesuburan benih menghayati
tumbuh damai hijau terberi
indah turut memijakkan hari
mengubah masam tuk berseri
pada renungan hajat berkenduri
Kopi Lampung Oktober 24 2011
BENARKAH DUSTA DIPERJUAL BELIKAN
memang dusta diperjual belikan
fakta meranggas selalu membingungkan
pintar jaminan dalam kepuasan
dibalik semua itu keterpurukan
benar pintar tunjuk kebodohan
arti hidup mengerat diperjuangkan
menjadi gairah sesaat dipertontonkan
tentang diri terbebuk kecerobohan
begitu hebat cakap terhuraikan
membilang genap menjadi keganjilan
kini semu dalam pencapaian
apakah ada rasa kejenuhan
bak fatwa bara menyejukan
bisakah hilangkan kedahagan
kini karma mulai dijalankan
menggeluti diri ruh dipersemayamkan
Kopi Lampung Oktober 21 2011
RENUNGAN DI BILIK SENJA
senja yang indah di sungai kapuas
berselindang pelangi kenangan membekas
pada putik pokok merangas
harpan menempuh hati ikhlas
bait aksara terpangkong lemas
antara lindap cahaya memeras
bebatuan senja yang keras
malam kini sejuk membilas
di hujung kota rantau bergegas
gerah bak gerhana malas
membingkai makna hindari kandas
perjuangakan sesuap syukur terbalas
semuanya elok di bukit cadas
antara lampung tangerang bertilas
harapan kini mulai jelas
terhampar telunjuk membuka landas
Kopi Lampung Oktober 20 2011
BERHIMPUN NAFAS DALAM NAFSU
lautan nafas berhias kematian
sejengkal jemari tunjuk kepastian
langkah berbilah hurai kekejian
tuntas semua menjadi kesucian
lautan nafas berhias kematian
lantun raga harus difokuskan
eloklah berdamping dengan kerukunan
pasti tercegah bentuk kejahatan
lautan nafas berhias kematian
mahkota hati bertahta kebijakan
usir betuk bertajuk kebohongan
bibir waktu ikhlas terberikan
lautan nafas berhias kematian
tabir desah terpatah-patahkan
lindapkanlah pada setiap kesejukan
bersantun jangan sampai dimahalkan
lautan nafas berhias kematian
pasti berbilas gelombang kajian
jangan malas keladi mengajarkan
pada embun tentang pertahanan
lautan nafas berhias kematian
bersolek rasa pada reruntuhan
ada bekas kawan di cerminkan
tak melindap santun terdiamkan
lautan nafas berhias kematian
kangker kantong terlibas kekeringan
angkuh cara memberi teguran
dalam sisi-sisi renungan
lautan nafas berhias kematian
merekah terkecup dalam pertemuan
terpedaya minda tepelet kenikmatan
teror sering mekar disemaikan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
ADA YANG HILANG
mengapa ada wujud bertandang
mengapa ada hilang menyapa
selalu renyah merdu ditembang
adakah santun pendingin menyapa
semua pendar cahaya menerang
melindap pada rumpun raga
pada senja pasti tiada
wejangan hidup harus dijaga
pada gemericik air menghantar
tuk menyulam jukung berdayung
wajah itu elok tergambar
walau hidup kini linglung
pada aksara di daun lontar
santun melantun sesama kawan
wajah hilang selalu mekar
baik buruk dalam kenangan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
MEMBAWA DIAM MENUJU PELITA
genderang perang merdu tertabuh
di taman bunga penuh jelita
bila cinta sudah berlabuh
sungguh manis selalu tertata
rima tengah mendayu-dayu
tangan tengadah puja-memuja
adat bergairah taklah layu
berdiri gagah santun bersahaja
rukun islam ada lima
harus disulam dalamlah jiwa
taklah suram minda menerima
dalam diam indah terbawa
membawa air tuk berwudu
sucikan diri darilah hadas
jangan diahir kerjakan fardu
membentuk hilir jiwa ikhlas
Kopi Lampung Oktober 12 2011
LANGGAM BUDAYA BERSANTUN
kilat bekilau di daun berembun
senandung seruling hiburkan senyap
adat budaya indah tersusun
nasihat petuah saling diucap
daun sireh daun jarak
pokok bambau selalu riuh
ada budaya adalah ahlak
mari kita bersama menyeduh
menyeduh hitam secawan kopi
kopi lampung harum mewangi
mari kita saling melengkapi
perbedaan bahasa elok mewangi
mewangi bunga bunga kemboja
ranum bersolek di pagi hari
mari membentuk jiwa bersahaja
niscaya lengkap selalu terberi
Kopi Lampung Oktober 12 2011
DI DALAM GUDANG
termangu minda menerawang bayang
bentuk berbentuk tubuh terpandang
berkelebat putih mutiara menerang
tapi sayang cepat menghilang
hilang selayang kasat mata
padamu puja serta merta
tajuk kebesaran dalam bercinta
pada kekasih lekatkan kata
kata melontar pungguk berdendang
sumbang suara hibur berkembang
sayang terbentuk megah terhidang
sebatas kata wajah terpampang
pada kasih pendar pelita
sibak semua segala gulita
di dalam ruang aku menata
terlukis semua tentang jelita
Kopi Lampung Oktober 11 2011
RODA BERSENI PANTUN
bila gendang bertalu-talu
melodi cinta begitu sahdu
elok nian pantunmu bertalu
membuat hati selalu rindu
rindu dara darilah seberang
negeri Malaysia adat berseri
mari tuan puan membentang
pantun melayu pastilah lestari
pokok beringin si pokok mahoni
rindang menyejuk disiang hari
lantunmu itu sangat berseni
pantun santun selalu berseri
bila roda berhenti berputar
pedati berhenti di tanah lapang
salam pagi siang menghantar
pada tuan paun terbilang
Kopi Lampung Oktober 11 2011
DUNIA INDAH
memang dunia indah di mata
sejuk hijau dedauanan tertata
mari bersyukur tentang cinta
pasti terjaga gairah terpinta
pita merah elok tersemat
mengikat helai rambutmu keramat
semoga bertemu dalam nikmat
memadu cahaya-cahaya memikat
memikat parasmu ranum tersenyum
indah matamu selalu mengulum
debar-debar hati terumum
pada kehangatan semakin harum
harum bunga tubuhmu menyulam
sedap malam ranah melanggam
terpijak hentakan kabar terdiam
padamu padaku memperindah alam
Kopi Lampung Oktober 10 2011
DAUN KELADI YANG MENJADI
pada daun ranggas menumbuh
tumbuh segar senja berlabuh
pucuk-pucuk menjadi keruh
berselisih angin yang menyepuh
daun keladi semkain menjadi
angin bertandang dihilang kemudi
tak pantas merunduk padi
bila daun tak berbudi
bertitah pena di daun lontar
aksara rapi tersusun kabar
berpijak pokok kecil belajar
diajar dalam membingkai sumbar
pokok beringin begitu damai
cerminan hidup hijau memuai
kini keladi ingin bertikai
menyisip benalu supaya terkulai
Kopi Lampung Oktober 03 2011
SENANDUNG KOTA PRINGSEWU
beras segantang taklah cukup
bila dibagi warga sekampung
salam kenal penuhlah takjup
pada puan yang berkerudung
kerudung biru elok dikenakan
anggun parasnya penuh kelembutan
aksara tersusun penuh kecerian
menyambut tajuk dalam pertemana
kota pringsewu kotalah walet
indah tersusun tata ruangnya
dalam diri sangatlah kaget
mendapat kawan ayu bercahaya
elok pantun santun tersaji
oleh puan darilah lampung
maafkan hamba yang memuji
mari puan kita bersenandung
salam Kopi Lampung Oktoober 03 2011
rotan tumbuh di tengah hutan
hijau menyejuk mata memandang
selamat siang dalam kebahagian
semoga sihat selalu dipegang
siang berulam dalam keranda
meminang surya terikan mata
salam santun selalu diminda
pada kawan elok berkata
tengah hari mendung menjelma
bukan berarti nak hujan
satu-persatu tersebut nama
memanggil dara manis pujaan
bila melontar sekeping logam
alumunium hampang terangkat melayang
mari-mari kita menyulam
kerat silaturohim dalam bersayang
Kopi Lampung Oktober 29 2011
SEBATANG JARUM
panjang coklat terhisap nikmat
masuk kerongga-rongga melekat
setiap desah tampa tersekat
tak tersisa menuju keramat
adakah pinta yang bermunajat
berikan makna elok berjabat
pada putik benih tersemat
nikotin kafein semakin erat
peraduan menghilang setiap saat
rangkap-rangkap dalam berhajat
seperti sebatang jarum mengkilat
lama tak terpakai berkarat
tetanus tertusuk dalam sekarat
semuanya keluar mekar martabat
terhuyung linglung hadir sepakat
semuanya terlepas tak didapat
Kopi Lampung Oktober 28 2011
BAHASA SEBAGAI PENENTU
cicin emas berkilau indah
lembut pendarnya sejuk dipandang
salam santun senja indah
padamu saudara jauh di seberang
seberang selat si selat sunda
biru air berkaca langit
apa kabar tuan meminda
maaf pantunku selalu mengungkit
mengungkit batu pakailah galah
panjang sedepa berbatu-batu
bahasa santun begitu renyah
mempersatu umat sudalah tentu
bila ada penentu karam
jurang pemisah harus dihilang
salam-bersalam harus disulam
eratkat hubungan batin penerang
adakah camar di dalam saku
taklah mungkin di pokok mengkudu
allaikum salam membuka beku
untuk adikku selalu dirindu
punyakah adik sebuah sembilu
ijinkan abang tuk meminjam
adikku cantik menggerutu selalu
ada apakah mata terpejam
bila ada gula di belanga
campurlah saja air mendidih
usah melamun di taman bunga
bila adik lagi bersedih
adakah bunga mekar setangkai
dimasa senja berselindang pelangi
senandung adik merdu melambai
sampai di seberang begitu mewangi
Kopi Lampung Oktober 26 2011
BULIR-BULIR AIR MENYUBUR
sajak bisu mengalun sahdu
di pokok tubuh gigil berpadu
sulam angan seberang termangu
tajuk harapan ikhlas menunggu
pada bulir-bulir air menyuburku
hijaukan hidup benih-benihmu
disepanjang jalan yang meliku
pasti kembali akan bertemu
menafkahkan jahir sudah terbumbu
lengkapkan batin pasti direstu
membentuk mahligai jaring kelambu
pasti nikmat selalu bersatu
semuanya pasti akan teramu
di belanga-belanga yang bersumbu
membentuk energi disemua penjuru
mengisi kehangatan bumi membiru
Kopi Lampung Oktober 24 2011
PERSETUBUHAN PAGI
fajar menyingsing melindap sunyi
memerah saga menyapa bumi
desah angin di daun bernyanyi
gesekan-gesekan makin bersemi
letupan embun sajikan mewangi
gairah terhurai dikebutaan pagi
gemericik air riuh di perigi
mengangkat kabut hangat terbagi
mentari menambah kecerian melati
taman bunga rekah meniti
bersuci tanah selalu mennanti
membentuk kesuburan benih menghayati
tumbuh damai hijau terberi
indah turut memijakkan hari
mengubah masam tuk berseri
pada renungan hajat berkenduri
Kopi Lampung Oktober 24 2011
BENARKAH DUSTA DIPERJUAL BELIKAN
memang dusta diperjual belikan
fakta meranggas selalu membingungkan
pintar jaminan dalam kepuasan
dibalik semua itu keterpurukan
benar pintar tunjuk kebodohan
arti hidup mengerat diperjuangkan
menjadi gairah sesaat dipertontonkan
tentang diri terbebuk kecerobohan
begitu hebat cakap terhuraikan
membilang genap menjadi keganjilan
kini semu dalam pencapaian
apakah ada rasa kejenuhan
bak fatwa bara menyejukan
bisakah hilangkan kedahagan
kini karma mulai dijalankan
menggeluti diri ruh dipersemayamkan
Kopi Lampung Oktober 21 2011
RENUNGAN DI BILIK SENJA
senja yang indah di sungai kapuas
berselindang pelangi kenangan membekas
pada putik pokok merangas
harpan menempuh hati ikhlas
bait aksara terpangkong lemas
antara lindap cahaya memeras
bebatuan senja yang keras
malam kini sejuk membilas
di hujung kota rantau bergegas
gerah bak gerhana malas
membingkai makna hindari kandas
perjuangakan sesuap syukur terbalas
semuanya elok di bukit cadas
antara lampung tangerang bertilas
harapan kini mulai jelas
terhampar telunjuk membuka landas
Kopi Lampung Oktober 20 2011
BERHIMPUN NAFAS DALAM NAFSU
lautan nafas berhias kematian
sejengkal jemari tunjuk kepastian
langkah berbilah hurai kekejian
tuntas semua menjadi kesucian
lautan nafas berhias kematian
lantun raga harus difokuskan
eloklah berdamping dengan kerukunan
pasti tercegah bentuk kejahatan
lautan nafas berhias kematian
mahkota hati bertahta kebijakan
usir betuk bertajuk kebohongan
bibir waktu ikhlas terberikan
lautan nafas berhias kematian
tabir desah terpatah-patahkan
lindapkanlah pada setiap kesejukan
bersantun jangan sampai dimahalkan
lautan nafas berhias kematian
pasti berbilas gelombang kajian
jangan malas keladi mengajarkan
pada embun tentang pertahanan
lautan nafas berhias kematian
bersolek rasa pada reruntuhan
ada bekas kawan di cerminkan
tak melindap santun terdiamkan
lautan nafas berhias kematian
kangker kantong terlibas kekeringan
angkuh cara memberi teguran
dalam sisi-sisi renungan
lautan nafas berhias kematian
merekah terkecup dalam pertemuan
terpedaya minda tepelet kenikmatan
teror sering mekar disemaikan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
ADA YANG HILANG
mengapa ada wujud bertandang
mengapa ada hilang menyapa
selalu renyah merdu ditembang
adakah santun pendingin menyapa
semua pendar cahaya menerang
melindap pada rumpun raga
pada senja pasti tiada
wejangan hidup harus dijaga
pada gemericik air menghantar
tuk menyulam jukung berdayung
wajah itu elok tergambar
walau hidup kini linglung
pada aksara di daun lontar
santun melantun sesama kawan
wajah hilang selalu mekar
baik buruk dalam kenangan
Kopi Lampung Oktober 19 2011
MEMBAWA DIAM MENUJU PELITA
genderang perang merdu tertabuh
di taman bunga penuh jelita
bila cinta sudah berlabuh
sungguh manis selalu tertata
rima tengah mendayu-dayu
tangan tengadah puja-memuja
adat bergairah taklah layu
berdiri gagah santun bersahaja
rukun islam ada lima
harus disulam dalamlah jiwa
taklah suram minda menerima
dalam diam indah terbawa
membawa air tuk berwudu
sucikan diri darilah hadas
jangan diahir kerjakan fardu
membentuk hilir jiwa ikhlas
Kopi Lampung Oktober 12 2011
LANGGAM BUDAYA BERSANTUN
kilat bekilau di daun berembun
senandung seruling hiburkan senyap
adat budaya indah tersusun
nasihat petuah saling diucap
daun sireh daun jarak
pokok bambau selalu riuh
ada budaya adalah ahlak
mari kita bersama menyeduh
menyeduh hitam secawan kopi
kopi lampung harum mewangi
mari kita saling melengkapi
perbedaan bahasa elok mewangi
mewangi bunga bunga kemboja
ranum bersolek di pagi hari
mari membentuk jiwa bersahaja
niscaya lengkap selalu terberi
Kopi Lampung Oktober 12 2011
DI DALAM GUDANG
termangu minda menerawang bayang
bentuk berbentuk tubuh terpandang
berkelebat putih mutiara menerang
tapi sayang cepat menghilang
hilang selayang kasat mata
padamu puja serta merta
tajuk kebesaran dalam bercinta
pada kekasih lekatkan kata
kata melontar pungguk berdendang
sumbang suara hibur berkembang
sayang terbentuk megah terhidang
sebatas kata wajah terpampang
pada kasih pendar pelita
sibak semua segala gulita
di dalam ruang aku menata
terlukis semua tentang jelita
Kopi Lampung Oktober 11 2011
RODA BERSENI PANTUN
bila gendang bertalu-talu
melodi cinta begitu sahdu
elok nian pantunmu bertalu
membuat hati selalu rindu
rindu dara darilah seberang
negeri Malaysia adat berseri
mari tuan puan membentang
pantun melayu pastilah lestari
pokok beringin si pokok mahoni
rindang menyejuk disiang hari
lantunmu itu sangat berseni
pantun santun selalu berseri
bila roda berhenti berputar
pedati berhenti di tanah lapang
salam pagi siang menghantar
pada tuan paun terbilang
Kopi Lampung Oktober 11 2011
DUNIA INDAH
memang dunia indah di mata
sejuk hijau dedauanan tertata
mari bersyukur tentang cinta
pasti terjaga gairah terpinta
pita merah elok tersemat
mengikat helai rambutmu keramat
semoga bertemu dalam nikmat
memadu cahaya-cahaya memikat
memikat parasmu ranum tersenyum
indah matamu selalu mengulum
debar-debar hati terumum
pada kehangatan semakin harum
harum bunga tubuhmu menyulam
sedap malam ranah melanggam
terpijak hentakan kabar terdiam
padamu padaku memperindah alam
Kopi Lampung Oktober 10 2011
DAUN KELADI YANG MENJADI
pada daun ranggas menumbuh
tumbuh segar senja berlabuh
pucuk-pucuk menjadi keruh
berselisih angin yang menyepuh
daun keladi semkain menjadi
angin bertandang dihilang kemudi
tak pantas merunduk padi
bila daun tak berbudi
bertitah pena di daun lontar
aksara rapi tersusun kabar
berpijak pokok kecil belajar
diajar dalam membingkai sumbar
pokok beringin begitu damai
cerminan hidup hijau memuai
kini keladi ingin bertikai
menyisip benalu supaya terkulai
Kopi Lampung Oktober 03 2011
SENANDUNG KOTA PRINGSEWU
beras segantang taklah cukup
bila dibagi warga sekampung
salam kenal penuhlah takjup
pada puan yang berkerudung
kerudung biru elok dikenakan
anggun parasnya penuh kelembutan
aksara tersusun penuh kecerian
menyambut tajuk dalam pertemana
kota pringsewu kotalah walet
indah tersusun tata ruangnya
dalam diri sangatlah kaget
mendapat kawan ayu bercahaya
elok pantun santun tersaji
oleh puan darilah lampung
maafkan hamba yang memuji
mari puan kita bersenandung
salam Kopi Lampung Oktoober 03 2011
September 2011
ZAKAT ITU INDAH
mengalun lantun irama melayu
angin sejuk selalu menjepit
berlalu kini minda mendayu
tanggal muda sudahlah terbit
terbit surya sudahlah nampak
menyapa pagi penuh ceria
saatnya menutup lubang berteriak
lunas kini hati bahagia
bahagia nampak di ufuk timur
surya bersenggama dengan embun
semoga semuanya selalu mujur
melimpah rizki zakat disantun
bila beyo pandai menari
tentu monyet taklah kalah
dalam hidup saling memberi
niscaya barokah selalu indah
Kopi Lampung September 30 2011
MADAH
madah tiada lara termangu
taklah lupa pada si adik
dara cantik banyak menunggu
kini saatnya untuk menggedik
gedik terlantun seruling gembala
angau tersalur di pucuk nilam
pada keduanya selalu terbela
berikan kebahagian indah tersulam
sulam benang si benang sutera
benang katun menjadi kusut
baik adanya meminang mesra
supaya adik tak cemberut
bila akat sudah menjalar
pastik daun akan menghijau
nantikan abang memberi kabar
pasti adik akan terpukau
pukat harimau di tengah lautan
ditebar oleh para nelayan
pastilah adik tak kesepian
nikah kita direstui dipersatukan
satu bangsa nusantara tercinta
banyak budaya elok tercipta
padaNya kita harus meminta
iman bahagiakan hidup tertata
Kopi Lampung September 28 2011
KADOKU SEBATAS AKSARA
sepatah aksara santun menjelma
riuh gemuruh senadung irama
pada pendar cahaya purnama
tergores doa bahagia bersama
pada sahabat di kota ukir
kadoku tak indah menghadir
dipesta nikahmu sudah ditakdir
membingkai keluarga dalam bertakbir
lantun ini sebatas tanda
adaku dalam kebukuan minda
selamat terucap darilah dada
menempuh hidup baru direnda
mernda kasih rajutan jiwa
iman hati disertakan takwa
mengukir sakinah keluarga berwibawa
mulia hidup pasti terbawa
Kopi Lampung September 27 2011
MENIKAH LEBIH MULIA DARI MELAJANG
kerat bunga di dalam taman
banyak pilihan harus ditentukan
pada perjaka harus memutuskan
membingkai hidup ikat kesucian
pada bujang perjaka menyanggupkan
bila umur sudah tercukupkan
penghasilan hidup sudah didapatkan
niat menikah harus diwujudkan
taklah baik selalu melajang
bagi perawan dan bujang
janganlah sampai senja menjelang
bila semuanya sudah dipegang
menikah lebih mulia dipasang
memberikan cahaya hidup benderang
iman takwa harus dipasang
membentuk keluarga berkasih sayang
Kopi Lampung September 27 2011
IDAMAN
elok rupawn rumah idaman
tamannya hijau sejuk dimata
mari kita saling memikirkan
kebersamaan berseilindang ukhuwah ditata
bila camar terbang melayang
pasti dia akan pulang
iman takwa harus disayang
supaya diri tak melayang
layang layang terbang melayang
terhulur benang sampailah habis
hidup itu harus berpenerang
kuatkan segalanya jangan dikikis
pendar cahaya senja merona
saga berselindang rupwan pelangi
kerat segala hidup berwarna
ambil baiknya yang mewangi
bila langit berparas biru
berpayung surya hangat menyengat
salam jumpa bertemu haru
pantun hati gurindam nasihat
memang indah si warna ungu
sekuntum terpetik persembahkan ratu
senangmu membuatku tak ragu
kata terhurai cinta menyatu
bila mawar sudah menyatu
usah hiraukan wangi durian
idaman hidup harus disatu
usah bertengkar dalam gurauan
bila ilalang tumbuh sebatang
di rumpun padi berbilah-bilah
semuanya haruslah selalu didendangkan
pastilah tak terpecah belah
Kopi Lampung September 26 2011
SEBUAH TANDA
geliat pagi merah saga
mengerang ayam berikan tanda
hati bertanya hati terjaga
tak terlihatkah yang ada
pada gayung berwarna biru
mengambil air dari belanga
sedih terasa dalam haru
semua hadir di dalam raga
bunga bakung berselindang lembayung
bunga melati putih berseri
sepikan diri setelah senandung
makna hidup selalu terberi
jauh berbatu pulau seberang
gungung batu kota agung
tak ada jarak memandang
mengapa tak terbalas senang
Kopi Lampung September 24 2011
SEMOGA KALIAN BAHAGIA
beli siomay satu mangkok
campur sambal dua sendok
asiknye kalian pada mojok
hati hati nati terpatok
ada gula pasti ada semut
ada katak tidur terlentang
usah Riskha Dewi cemberut
jangan dikunciin abangmu menyayang
bila sepasang angsa bercumbu
di atas air muara biru
berbagi kasih harus dibumbu
supaya legit dalamlah haru
bila kucing mengendap ngendap
melihat tikus didalam lumbung
cinta harus indah beratap
semoga damai bahagia terhubung
Kopi Lampung September 23 2011
TERFIKIR SENDIRI DI PENDAR UNGU
gamang mencabik risalah pinta
pada pendar cahaya cinta
ungu berpadu bercabang mata
lidah tak bertulang menata
bercabang pula semanis nira
membentuk rangkaian gelombang mesra
jiwa dicacah memanas bara
kini mulai terbuka pigura
pendar ungu gaun terkenakan
pada kemolekan pesona kegairahan
anggun bercerita dalam kepalsuan
merintih terdusta dalam rayuan
pada awan saga terkabar
semua kini terus tergambar
ibarat masakan yang hambar
membuat terbuka pintu sadar
Kopi Lampung September 22 2011
TAK MANDI PAGI
biarlah awak tak mandi pagi
pakai parfum biar wangi
sungguh asik berpantun pagi
mengoda dara kata terbagi
kuda jantan berlari lari
sepanjang jalan sudah disusuri
walau tak mandi tetap berseri
mewarnai pagi yang terberi
bila ada benang kusut
mari hurai denganlah lembut
dara jelita sangat lembut
berbudi baik ditiru patut
bau masam peluh bercucuran
sampai tercium dari kejauhan
salam santun dalam gurauan
membingkai kebaikan dalam perkawanan
Kopi Lampung September 20 2011
SEMOGA DIPERTEMUKAN
bila ada galah panjang
bolehlah pinjam untuk menjolokan
bila ada umur panjang
pasti kita bisa dipertemukan
pertemuan sungai menuju muara
airnya jernih selalu pasang
mari berbagi kasih mesra
merajut harapan denganlah senang
senampang patah dalam bidikan
pucuk pakis elok bergulung
kasihmu hangat selalu hangatkan
marilah kita harus menjunjung
menjunjung padi satulah karung
sesuap nasi dalam pegangan
salam sayang selalu tersenandung
padamu kasih selalu terberikan
bila layangan terbang melayang
janganlah sampai benang terputuskan
bila umur panjang menjelang
kasih sayang kita dipertemukan
Kopi Lampung September 20 2011
SENANDUNG KEMILAU SANTUN
membawa kain darialah seberang
kain katun indah berenda
pantun terlanggam elok didendang
berjenaka ria didepan janda
burung belibis singgah di kali
ikan sepat lari ketakutan
pantun jenaka riang sekali
membuat janda sampai tertawan
tanam jambu di tepi perigi
buah lemasa dibelah empat
jangan lupa pakai mewangi
pastilah jodoh akan didapat
bila punai singgah didahan
menatap belebis di dalam pemandian
salam santun dari kejauhan
pada sanak saudara termuliakan
terhantar padi di dalam lumbung
banyak tikus siap berpesta
gadis manis selalu bingung
menatap bujang suka berpesta
pesta panen sudah dimulai
muda mudi sudah berkumpul
bila pungguk sudah terkulai
jangan menggantung di tali simpul
bila camar singgah di pantai
pokok nyiur hidup berjajar
asiklah kita bila membelai
menggeluti hidup penuhlah sabar
bila balam terbang melayang
pastilah ia singgah di dahan
pusaka leluhru harus disayang
adat melayu jangan ditinggalkan
Kopi Lampung September 19 2011
PECAHAN HATI
burung balam mandi di perigi
basah sayap terkena air
sunyum simanis susah pergi
dalam mimpi selalu hadir
datang perkutut darilah sawah
habis makan benihlah padi
akak datang semakin meriah
adik gembira menjadi jadi
bila pecah peluru membidik
bidik tepat di ulu hati
bukannya awak nak menggedik
awak membalas dalam menghayati
benih padi ditanam di sawah
sepokok tumbuh tak merata
adik manis semakin sumringah
melihat abang merangakai kata
Kopi Lampung September 19 2011
SIAPA YANG PALING TERDEKAT DAN
PALING BESAR
sebatas malam pendar cahaya
sejuk merasuk jiwa perdaya
dalam tajuk kalimat tanya
membenarkan jawab selalu berupaya
pada siapa jiwamu dekat
berahir temu dalam munajat
jawab terdengar dalam nasihat
maut hadir elok memikat
itu jawab peroleh dasar
hidup ini haruslah sadar
membingkai makna dalam bersandar
siapakah yang menurutmu besar
bila hidup berdamping iman
pastilah tahu menuju kebenaran
nafsu diri jawaban diberikan
dari tanya yang dibesarakan
Kopi Lampung September 16 2011
SEBATAS UCAP UNTUK ANANDA
: NISA WULAN SAFITRI
tertulis nafkah zohir batin
merumput hijau sejuk dimata
sudah banyak berlusin-lusin
menuju fitrah elok tertata
pada bulan lahirkan sabit
menyatu alam bertakbir bersama
berikan keheningan erat membelit
menuju kelembutan cahaya purnama
terbilang tiga enam purnama
lincah tangismu berikan makna
riuh bertambah akal menjelma
hiburan keluarga mungil mempesona
bila bertambah nikmat berkurang
seperti singkong menjadi kayu
semoga dirimu selalu terang
dengan ilmu agama mendayu
Kopi lampung September, 2011
KISAH
gelisah diri menguliti sepi
antara sisi yang berlembah
curam antara tepi-tepi
biru hijau tunjuk pemisah
harungi aksara serayu fakta
syair berlabuh penuh pesona
tunjuk rasa haturkan cinta
hanya bertepuk makna gulana
disini disana berdendang merdu
satu bercabang semukan bayang
semua hanya lakon rindu
tak tentu selaput sayang
bimbang selalu meliputi senang
fatamorgana terdekap tentukan pilihan
tunjuk genderang jiwa kembang
semuanya berlanjut tanpa penyelesaian
Kopi Lampung September 14 2011
BERKEBUN
sungguh manis buah cimpedak
buah nangka menjadi kalah
tersunting janda beranak banyak
bersyukur diri mendapat barokah
buah pepaya di belah-belah
disayur tumis pakailah lada
kasih sayang tak terpisah
dari janda sangat menggoda
kebun ilalang terhampar luas
panas terik tak mengeluh
mendapat janda haruslah ikhlas
malam pagi selalu berpeluh
buah mangga dibuat manisan
di hari terik peluh berbisik
perwan janda sama menggairahkan
laki-laki sukanya melirik
Kopi Lampung September 09 2011
NIRA EMPEDU DIBALIK HARAPAN
semanis nira dikerubiti semut
habis tak berbekas lembut
hanya lunglai selalu tersebut
hanya harapan yang tersambut
kemelut jiwa buyarkan senyum
merintih pilu selalu terkulum
olehmu pendar cahaya sumsum
hilang semua tak terangkum
nira empedu saling melengkapi
tak berbatas pula bertepi
renungi mari kemelut sepi
menghurai risalah mendulang mimpi
awan berarak menutup bulan
setangkup lembut selalu terperikan
pada segumpal meniti kebahagian
hanya kesabaran ikhlas diperlukan
Kopi Lampung September 07 2011
PERMINTAAN MAAF DITERIMA
bulan berawan selalu kedinginan
pendar kejora berikan kelembutan
memang pantun janda perawan
ada kebahagian yang terwujudkan
kayuh dayung layar dibentangkan
menuju ketengah samudra biru
memang maaf selalu diharapkan
maaf terberikan jadi terharu
bulan sawal memang sebulan
baiklah dimanfaatkan dengan kebajikan
fitrah jiwa selalu diharuskan
minta memberi maaf atas kesilafan
sungguh nikmat gulailah nangka
nagka muda darilah kebun
semoga diri selalu terbuka
memberikan maaf saling menyantun
Kopi Lampung Septembar 07 2011
HATURKAN PERMINTAAN MAAF
kucing belang si kucing garong
bulunya lebat kumisnya panjang
banyak janda mencari berondong
bujang didapat anaknya bertandang
pantun jenaka susah buatnya
kata terngakai asal bicara
kini janda semakin bercahaya
banyak bujang yang bersuara
buruk pipit burung serindit
anak macan mencari induknya
bujang janda sangat gesit
membingkai hati cita berupaya
ini bukan pantun jenaka
sampal pete sudah tersaji
maaf kataku asal terbuka
karena kehilang jambu sebiji
sunggu asik memandang selat
selat sunda banyaklah kenangan
maafkan awak selalu terlambat
karena sibuk merayu perawan
burung jalak terbang melayang
melayang rebah di atas awan
perwan berbudi selalu disayang
perwan tak berbudi ditinggalkan
salam terucap merdu tersemat
pada handai tolan semua
maafkan kataku membuat karat
pada sahabat kawan semua
minal aidin wal faizin
mohon maaf zahir batin
dari semua kesilapan berlusin
atas ucap keterlabatan terbikin
Kopi Lampung septenber 06 2011
KENANGAN DALAM KERINDUAN TAK BERSATU
bila ada benang kusut
baiklah dihurai denganlah lembut
pantun jenaka elok disambut
berbagi ceria sangatlah patut
kayu jati mati berderi
dicakar harimau darilah rimba
sakitlah perut ketawa terberi
milahat katak bermain timba
kata serayu syair bergema
lantun dendang irama jiwa
kasih tak sampai menerima
menangis hati selalu terbawa
rinjis hujan bertahun silam
kita bersama menyusuri jalan
irama malu hati terdiam
rasa cinta tak tercurahkan
bila ada waktu meluang
tertengok kabar darilah seberang
sungguh kasihan awak membayang
dara jadi milik orang
air mendidih dalam kuali
seduh kopi darilah lampung
suaramu merdu terdengar kembali
mengobati lara yang mengepung
pantun terangkai kata sederhana
pantun jenaka taklah jadi
kenangan itu begitu mempesona
hentikan darah mengalir di nadi
empat tahun tak berkabar
semenjak lahir putra pertamamu
hati terobati jiwa bergetar
walau tak memiliki dirimu
bila ada galah panjang
ijinkan hamba tuk meminjam
bila ada umur panjang
pasti berjumpa berucap salam
merekah bunga di dalam taman
pasti banyak kumbang berlari
anakmu perjaka anakku perawan
semoga berjodoh akan terberi
bila banyak semut di belanga
pasti mengerubuti manisnya nira
jodoh kita bercerai raga
walau sedih tetap bergembira
Kopi Lampung September 05 2011
mengalun lantun irama melayu
angin sejuk selalu menjepit
berlalu kini minda mendayu
tanggal muda sudahlah terbit
terbit surya sudahlah nampak
menyapa pagi penuh ceria
saatnya menutup lubang berteriak
lunas kini hati bahagia
bahagia nampak di ufuk timur
surya bersenggama dengan embun
semoga semuanya selalu mujur
melimpah rizki zakat disantun
bila beyo pandai menari
tentu monyet taklah kalah
dalam hidup saling memberi
niscaya barokah selalu indah
Kopi Lampung September 30 2011
MADAH
madah tiada lara termangu
taklah lupa pada si adik
dara cantik banyak menunggu
kini saatnya untuk menggedik
gedik terlantun seruling gembala
angau tersalur di pucuk nilam
pada keduanya selalu terbela
berikan kebahagian indah tersulam
sulam benang si benang sutera
benang katun menjadi kusut
baik adanya meminang mesra
supaya adik tak cemberut
bila akat sudah menjalar
pastik daun akan menghijau
nantikan abang memberi kabar
pasti adik akan terpukau
pukat harimau di tengah lautan
ditebar oleh para nelayan
pastilah adik tak kesepian
nikah kita direstui dipersatukan
satu bangsa nusantara tercinta
banyak budaya elok tercipta
padaNya kita harus meminta
iman bahagiakan hidup tertata
Kopi Lampung September 28 2011
KADOKU SEBATAS AKSARA
sepatah aksara santun menjelma
riuh gemuruh senadung irama
pada pendar cahaya purnama
tergores doa bahagia bersama
pada sahabat di kota ukir
kadoku tak indah menghadir
dipesta nikahmu sudah ditakdir
membingkai keluarga dalam bertakbir
lantun ini sebatas tanda
adaku dalam kebukuan minda
selamat terucap darilah dada
menempuh hidup baru direnda
mernda kasih rajutan jiwa
iman hati disertakan takwa
mengukir sakinah keluarga berwibawa
mulia hidup pasti terbawa
Kopi Lampung September 27 2011
MENIKAH LEBIH MULIA DARI MELAJANG
kerat bunga di dalam taman
banyak pilihan harus ditentukan
pada perjaka harus memutuskan
membingkai hidup ikat kesucian
pada bujang perjaka menyanggupkan
bila umur sudah tercukupkan
penghasilan hidup sudah didapatkan
niat menikah harus diwujudkan
taklah baik selalu melajang
bagi perawan dan bujang
janganlah sampai senja menjelang
bila semuanya sudah dipegang
menikah lebih mulia dipasang
memberikan cahaya hidup benderang
iman takwa harus dipasang
membentuk keluarga berkasih sayang
Kopi Lampung September 27 2011
IDAMAN
elok rupawn rumah idaman
tamannya hijau sejuk dimata
mari kita saling memikirkan
kebersamaan berseilindang ukhuwah ditata
bila camar terbang melayang
pasti dia akan pulang
iman takwa harus disayang
supaya diri tak melayang
layang layang terbang melayang
terhulur benang sampailah habis
hidup itu harus berpenerang
kuatkan segalanya jangan dikikis
pendar cahaya senja merona
saga berselindang rupwan pelangi
kerat segala hidup berwarna
ambil baiknya yang mewangi
bila langit berparas biru
berpayung surya hangat menyengat
salam jumpa bertemu haru
pantun hati gurindam nasihat
memang indah si warna ungu
sekuntum terpetik persembahkan ratu
senangmu membuatku tak ragu
kata terhurai cinta menyatu
bila mawar sudah menyatu
usah hiraukan wangi durian
idaman hidup harus disatu
usah bertengkar dalam gurauan
bila ilalang tumbuh sebatang
di rumpun padi berbilah-bilah
semuanya haruslah selalu didendangkan
pastilah tak terpecah belah
Kopi Lampung September 26 2011
SEBUAH TANDA
geliat pagi merah saga
mengerang ayam berikan tanda
hati bertanya hati terjaga
tak terlihatkah yang ada
pada gayung berwarna biru
mengambil air dari belanga
sedih terasa dalam haru
semua hadir di dalam raga
bunga bakung berselindang lembayung
bunga melati putih berseri
sepikan diri setelah senandung
makna hidup selalu terberi
jauh berbatu pulau seberang
gungung batu kota agung
tak ada jarak memandang
mengapa tak terbalas senang
Kopi Lampung September 24 2011
SEMOGA KALIAN BAHAGIA
beli siomay satu mangkok
campur sambal dua sendok
asiknye kalian pada mojok
hati hati nati terpatok
ada gula pasti ada semut
ada katak tidur terlentang
usah Riskha Dewi cemberut
jangan dikunciin abangmu menyayang
bila sepasang angsa bercumbu
di atas air muara biru
berbagi kasih harus dibumbu
supaya legit dalamlah haru
bila kucing mengendap ngendap
melihat tikus didalam lumbung
cinta harus indah beratap
semoga damai bahagia terhubung
Kopi Lampung September 23 2011
TERFIKIR SENDIRI DI PENDAR UNGU
gamang mencabik risalah pinta
pada pendar cahaya cinta
ungu berpadu bercabang mata
lidah tak bertulang menata
bercabang pula semanis nira
membentuk rangkaian gelombang mesra
jiwa dicacah memanas bara
kini mulai terbuka pigura
pendar ungu gaun terkenakan
pada kemolekan pesona kegairahan
anggun bercerita dalam kepalsuan
merintih terdusta dalam rayuan
pada awan saga terkabar
semua kini terus tergambar
ibarat masakan yang hambar
membuat terbuka pintu sadar
Kopi Lampung September 22 2011
TAK MANDI PAGI
biarlah awak tak mandi pagi
pakai parfum biar wangi
sungguh asik berpantun pagi
mengoda dara kata terbagi
kuda jantan berlari lari
sepanjang jalan sudah disusuri
walau tak mandi tetap berseri
mewarnai pagi yang terberi
bila ada benang kusut
mari hurai denganlah lembut
dara jelita sangat lembut
berbudi baik ditiru patut
bau masam peluh bercucuran
sampai tercium dari kejauhan
salam santun dalam gurauan
membingkai kebaikan dalam perkawanan
Kopi Lampung September 20 2011
SEMOGA DIPERTEMUKAN
bila ada galah panjang
bolehlah pinjam untuk menjolokan
bila ada umur panjang
pasti kita bisa dipertemukan
pertemuan sungai menuju muara
airnya jernih selalu pasang
mari berbagi kasih mesra
merajut harapan denganlah senang
senampang patah dalam bidikan
pucuk pakis elok bergulung
kasihmu hangat selalu hangatkan
marilah kita harus menjunjung
menjunjung padi satulah karung
sesuap nasi dalam pegangan
salam sayang selalu tersenandung
padamu kasih selalu terberikan
bila layangan terbang melayang
janganlah sampai benang terputuskan
bila umur panjang menjelang
kasih sayang kita dipertemukan
Kopi Lampung September 20 2011
SENANDUNG KEMILAU SANTUN
membawa kain darialah seberang
kain katun indah berenda
pantun terlanggam elok didendang
berjenaka ria didepan janda
burung belibis singgah di kali
ikan sepat lari ketakutan
pantun jenaka riang sekali
membuat janda sampai tertawan
tanam jambu di tepi perigi
buah lemasa dibelah empat
jangan lupa pakai mewangi
pastilah jodoh akan didapat
bila punai singgah didahan
menatap belebis di dalam pemandian
salam santun dari kejauhan
pada sanak saudara termuliakan
terhantar padi di dalam lumbung
banyak tikus siap berpesta
gadis manis selalu bingung
menatap bujang suka berpesta
pesta panen sudah dimulai
muda mudi sudah berkumpul
bila pungguk sudah terkulai
jangan menggantung di tali simpul
bila camar singgah di pantai
pokok nyiur hidup berjajar
asiklah kita bila membelai
menggeluti hidup penuhlah sabar
bila balam terbang melayang
pastilah ia singgah di dahan
pusaka leluhru harus disayang
adat melayu jangan ditinggalkan
Kopi Lampung September 19 2011
PECAHAN HATI
burung balam mandi di perigi
basah sayap terkena air
sunyum simanis susah pergi
dalam mimpi selalu hadir
datang perkutut darilah sawah
habis makan benihlah padi
akak datang semakin meriah
adik gembira menjadi jadi
bila pecah peluru membidik
bidik tepat di ulu hati
bukannya awak nak menggedik
awak membalas dalam menghayati
benih padi ditanam di sawah
sepokok tumbuh tak merata
adik manis semakin sumringah
melihat abang merangakai kata
Kopi Lampung September 19 2011
SIAPA YANG PALING TERDEKAT DAN
PALING BESAR
sebatas malam pendar cahaya
sejuk merasuk jiwa perdaya
dalam tajuk kalimat tanya
membenarkan jawab selalu berupaya
pada siapa jiwamu dekat
berahir temu dalam munajat
jawab terdengar dalam nasihat
maut hadir elok memikat
itu jawab peroleh dasar
hidup ini haruslah sadar
membingkai makna dalam bersandar
siapakah yang menurutmu besar
bila hidup berdamping iman
pastilah tahu menuju kebenaran
nafsu diri jawaban diberikan
dari tanya yang dibesarakan
Kopi Lampung September 16 2011
SEBATAS UCAP UNTUK ANANDA
: NISA WULAN SAFITRI
tertulis nafkah zohir batin
merumput hijau sejuk dimata
sudah banyak berlusin-lusin
menuju fitrah elok tertata
pada bulan lahirkan sabit
menyatu alam bertakbir bersama
berikan keheningan erat membelit
menuju kelembutan cahaya purnama
terbilang tiga enam purnama
lincah tangismu berikan makna
riuh bertambah akal menjelma
hiburan keluarga mungil mempesona
bila bertambah nikmat berkurang
seperti singkong menjadi kayu
semoga dirimu selalu terang
dengan ilmu agama mendayu
Kopi lampung September, 2011
KISAH
gelisah diri menguliti sepi
antara sisi yang berlembah
curam antara tepi-tepi
biru hijau tunjuk pemisah
harungi aksara serayu fakta
syair berlabuh penuh pesona
tunjuk rasa haturkan cinta
hanya bertepuk makna gulana
disini disana berdendang merdu
satu bercabang semukan bayang
semua hanya lakon rindu
tak tentu selaput sayang
bimbang selalu meliputi senang
fatamorgana terdekap tentukan pilihan
tunjuk genderang jiwa kembang
semuanya berlanjut tanpa penyelesaian
Kopi Lampung September 14 2011
BERKEBUN
sungguh manis buah cimpedak
buah nangka menjadi kalah
tersunting janda beranak banyak
bersyukur diri mendapat barokah
buah pepaya di belah-belah
disayur tumis pakailah lada
kasih sayang tak terpisah
dari janda sangat menggoda
kebun ilalang terhampar luas
panas terik tak mengeluh
mendapat janda haruslah ikhlas
malam pagi selalu berpeluh
buah mangga dibuat manisan
di hari terik peluh berbisik
perwan janda sama menggairahkan
laki-laki sukanya melirik
Kopi Lampung September 09 2011
NIRA EMPEDU DIBALIK HARAPAN
semanis nira dikerubiti semut
habis tak berbekas lembut
hanya lunglai selalu tersebut
hanya harapan yang tersambut
kemelut jiwa buyarkan senyum
merintih pilu selalu terkulum
olehmu pendar cahaya sumsum
hilang semua tak terangkum
nira empedu saling melengkapi
tak berbatas pula bertepi
renungi mari kemelut sepi
menghurai risalah mendulang mimpi
awan berarak menutup bulan
setangkup lembut selalu terperikan
pada segumpal meniti kebahagian
hanya kesabaran ikhlas diperlukan
Kopi Lampung September 07 2011
PERMINTAAN MAAF DITERIMA
bulan berawan selalu kedinginan
pendar kejora berikan kelembutan
memang pantun janda perawan
ada kebahagian yang terwujudkan
kayuh dayung layar dibentangkan
menuju ketengah samudra biru
memang maaf selalu diharapkan
maaf terberikan jadi terharu
bulan sawal memang sebulan
baiklah dimanfaatkan dengan kebajikan
fitrah jiwa selalu diharuskan
minta memberi maaf atas kesilafan
sungguh nikmat gulailah nangka
nagka muda darilah kebun
semoga diri selalu terbuka
memberikan maaf saling menyantun
Kopi Lampung Septembar 07 2011
HATURKAN PERMINTAAN MAAF
kucing belang si kucing garong
bulunya lebat kumisnya panjang
banyak janda mencari berondong
bujang didapat anaknya bertandang
pantun jenaka susah buatnya
kata terngakai asal bicara
kini janda semakin bercahaya
banyak bujang yang bersuara
buruk pipit burung serindit
anak macan mencari induknya
bujang janda sangat gesit
membingkai hati cita berupaya
ini bukan pantun jenaka
sampal pete sudah tersaji
maaf kataku asal terbuka
karena kehilang jambu sebiji
sunggu asik memandang selat
selat sunda banyaklah kenangan
maafkan awak selalu terlambat
karena sibuk merayu perawan
burung jalak terbang melayang
melayang rebah di atas awan
perwan berbudi selalu disayang
perwan tak berbudi ditinggalkan
salam terucap merdu tersemat
pada handai tolan semua
maafkan kataku membuat karat
pada sahabat kawan semua
minal aidin wal faizin
mohon maaf zahir batin
dari semua kesilapan berlusin
atas ucap keterlabatan terbikin
Kopi Lampung septenber 06 2011
KENANGAN DALAM KERINDUAN TAK BERSATU
bila ada benang kusut
baiklah dihurai denganlah lembut
pantun jenaka elok disambut
berbagi ceria sangatlah patut
kayu jati mati berderi
dicakar harimau darilah rimba
sakitlah perut ketawa terberi
milahat katak bermain timba
kata serayu syair bergema
lantun dendang irama jiwa
kasih tak sampai menerima
menangis hati selalu terbawa
rinjis hujan bertahun silam
kita bersama menyusuri jalan
irama malu hati terdiam
rasa cinta tak tercurahkan
bila ada waktu meluang
tertengok kabar darilah seberang
sungguh kasihan awak membayang
dara jadi milik orang
air mendidih dalam kuali
seduh kopi darilah lampung
suaramu merdu terdengar kembali
mengobati lara yang mengepung
pantun terangkai kata sederhana
pantun jenaka taklah jadi
kenangan itu begitu mempesona
hentikan darah mengalir di nadi
empat tahun tak berkabar
semenjak lahir putra pertamamu
hati terobati jiwa bergetar
walau tak memiliki dirimu
bila ada galah panjang
ijinkan hamba tuk meminjam
bila ada umur panjang
pasti berjumpa berucap salam
merekah bunga di dalam taman
pasti banyak kumbang berlari
anakmu perjaka anakku perawan
semoga berjodoh akan terberi
bila banyak semut di belanga
pasti mengerubuti manisnya nira
jodoh kita bercerai raga
walau sedih tetap bergembira
Kopi Lampung September 05 2011
Agustus 2011
SYUKUR
senja merona memerah saga
di pantai lempasing begitu indah
usah melamun sakitkan raga
bila baju tak terjamah
terjamah awan oleh surya
berikan hantaran pada kehidupan
syukurilah nikmat yang diberikan-Nya
bisa berkumpul dalam kebahagian
gajah lampung berbaris di lapangan
hendak bermain denganlah bola
banyaklah ilmu yang didapatkan
dari ramadhan bahagia menyala
hantar surat ucapan selamat
pada sanak saudara di seberang
elok nian menangis nikmat
memperbaik diri dosa berkarang
Kopi Lampung Agustus 23 2011
HARI FITRI PESONA BERMAAFAN
hari raya segera bertandang
ramai sanak yang menyambut
mari bermaafan jangan dihilang
hilangkan dosa sangatlah patut
hari raya takbir bergema
merdu terlantun sejuk diubun
salam santunku lembut menjelma
haturkan santun elok tersusun
ramai sangat shalat berjamaah
di hari fitri penuh warna
berkumpul keluarga sangatlah indah
berjabat tangan penuh pesona
hilir mudik sanak silah turohmi
kunjungi famili satu kampung
termohon maaf hati bersemi
atas silaf hatiku terkurung
Kopi Lampung Agustus 23 2011
SENANDUNG SAHDU MELAMBAI
bunga melati tumbuh di kebun
mekar putik hanya setangkai
janganlah sering duduk melamun
bila kejora jatuh terkulai
sungguh asik memandang bunga
dari jauh terlihat merekah
jangan sering melamun raga
bila kejora sudah terjamah
pekanbaru adat berpentun melayu
suaranya terlantun begitu merdu
jangan melamun disenandung mendayu
bila kejora lagi merindu
corak sumatera berumah panggung
dari aceh sampai kelampung
jangan melamun membalik punggung
bila kejora lagi bersenandung
Kopi Lampung Agustus 21 2011
MAKNA PENGERTIAN
sudahlah putik bunga ditanda
di pagi hari dikecup embun
hati menyatu didalam minda
huraikan cinta elok menyantun
banyaklah bunga dibalik bukit
harapkan hangat surya menyengat
mari kita perbaiki sakit
niscaya berkasih semakin erat
janganlah capek tuk bersantun
pada tapak waktu menentu
elok perbedaan harus disusun
pada keikhlasan tuk menyatu
ada makana di putik mahkota
terdapat sejuk antara murka
lama sudah kita menata
perindahkan pengertian tuk dibuka
Kopi Lampung Agustus 21 2011
SATUKAN DUA DALAM BEDA
pada kesendirian terhantar kata
pada putik mawar tertata
bingkai waktu renungan cinta
haruskah memerah hasrat cinta
pada rasa sudah terlaksana
salahkah bila memberikan warna
pada sebidang taman pesona
dua berbeda tuk dibina
berlantai bumi berpayung langit
terpeluk bayang hijau membukit
terbina ikhlas hangat melilit
pada dua dilupa sulit
bila terdapat semerbak bunga
dua putik berbeda raga
selalu melengkapi dalam berjaga
harus disatu dalam keluarga
Kopi Lampung Agustus 19 2011
APA ARTI UPACARA
upacara tahunan sudah diperingati
pada negeri tertanam melati
merdeka sudah membujur mati
hutang selalu menyayat menguliti
apalah arti dalam upacara
bila surya timbulkan bara
tak terdengar ilalang berbicara
harapkan embun buka suara
apalah daya angin bersenggama
pada puitik tak menjelma
sudah berapa kali purnama
tak berhasil berganti nama
isyarat alam gelombang mengguncang
memungut upeti begitu lantang
banyak nyawa hilang terlentang
lapar terdiam tahta terhidang
Kopi Lampung Agustus 18 2011
TUJUH BELAS
sepokok mangga berbuah lebat
masak sebiji jatuh kebumi
bulan ramadhan banyaklah nikmat
mari disemai supaya bersemi
esok menjelang tujuh belas
bertepatan miladnya negeri tercinta
mari berbagi dengan ikhlas
dibulan ramadhan elok menata
tujuh belas segera menjelang
esok upacara peringatan sahdu
mari kita saling menyayang
di bulan ramadhan membagi rindu
cahaya senja terlepas purnama
lembut membelai sekujur tubuh
tak terasa akan menjelma
fitri pembersihan dosa berlabuh
Kopi Lampung Agustus 16 2011
SETIA WASPADA
pada waktu berparas gagah
membingkai makna berwarna merah
pada putih selalu berserah
menuju titik cahaya megah
pada awan berselindang pelangi
saga merona tinggalkan pagi
pada setia waspada mewangi
putik rasa taklah pergi
bila senja sudah menjelang
sudahlah pasti malam terpinang
pada setia haru dipegang
walau terbagi tak menghilang
janganlah takut menuju seberang
berlayar sekoci dikecup gelombang
pada setia sekokoh karang
padamu padanya erat menyayang
Kopi Lampung Agustus 12 2011
BERSULANG PASTI BERSULAM
bila bersulang pasti bersulam
antara makna titah melanggam
lembut mengalun elok terekam
pengobat lara yang terkaram
mari bersyukur akan nikmat
terberi makhfiroh selalu tersemat
biar jauh mata melihat
tapi hati erat melekat
walau lantun lewat udara
dapat berpadu begitu mesra
salam santun hangat mendera
hilangkan gundah antara bara
saudara jauh berkirim kabar
surat tertulis sudah terhantar
ingin bertemu harus disabar
pasti waktu bertemu kelekar
Kopi Lampung Agustus 11 2011
LANGGAM
langgam terdendang merdukan nada
larutkan jiwa ketempo silam
lama sudah tak bersenda
apa kabar tanya tersulam
lama sudah panas bermusim
kini hujan sudah merinjis
sejuk jiwa jalenan silaturohim
kasih Allah semakin manis
pergi kesawah menanam padi
janganlah lupa dalam pengairan
eloklah kita bila berbudi
umpat hina harus ditinggalkan
kini sakit sudah disembuhkan
kenangan silam sebagai pembelajaran
mubah sumbang sudah ditinggalkan
kini merajut amalan kesucian
Kopi Lampung Agustus 09 2011
NASIHAT DIRI
pokok mangga lebat berbuah
masak sebiji jatuh kebumi
mari kita saling meramah
kerukunan hidup selalu bersemi
buah sukun pulen rasanya
disaji sepering di meja tamu
mari kita selalu berupaya
silaturohmi harus terus ditemu
kain merah cerah berwarna
disulam dara yang jelita
usahlah saling mengumpat menghina
supaya hidup tak menista
bila tupai memakan buah
buah masak di atas pokok
janganlah sering berbuat mubah
semunya jadi tak elok
Kopi Lampung Agustus 09 2011
SABIT KETUJUH
pada awan begitu jauh
hendak menyemat alam berpeluh
sabit ketujuh datang berlabuh
menapakan hajat barokah menyepuh
gemintang malam kedip langit
pagi menjemput malam berpamit
banyak nikmat rahmat membelit
ujian didapat semakin sulit
embun pagi mulai turun
mengecup hijau daun-daun
tak sulit agenda tersusun
bila semuanya sudah ditekun
ufuk timur mulai menyusur
menuju jingga pesona subur
ingatkan diri sudah berumur
semua kewajiban harus diatur
Kopi Lampung Agustus 07 2011
MANFAATKAN WAKTU
semilir angin berhembus perlahan
sejuk terasa sekujur badan
amalan kehidupan sangat dibutuhkan
Alloh takalla sudah memerintahkan
pada gunung terpandang cemerlang
di pagi hari penuhlah riang
manfaatkan waktu jangan dibuang
mendapat ampuanan ramadhan terhidang
bila tangan memetik bunga
harum semerbak elok terjaga
iman takwa eratkan raga
menuju kesejukan ketentraman surga
pada siang panas surya
bias sumringah kilau cahaya
mari berserah hanya pada-Nya
harus selalu kita upaya
Kopi Lampung Agustus 07 2011
BULAN RAMADHAN PENUH BAROKAH
jalan setapak di bukit kemuning
meliku terjal sangat licin
bulan ramadhan jangan menggunjing
agar dosa tak melusin
kelapa muda terpetik tangan
segar dinikmat tika berbuka
salam ukhuwah dalam persaudaran
tangan berjabat maafkan luka
mencabut ubi di dalam kebun
tuk dibuat kolak manis
mari perbanyak amalan disusun
berbagi rizki taklah habis
tahu diisi dengan kecabah
dalam adonan tepung terigu
bulan ramadhan penuh barokah
janganlah sampai kita meragu
Kopi Lampung Agustus 06 2011
TITIK TITIK
apakah titik-titik tanda gagal
terhantar sebidang kata bengal
pada rasa cutus sambal
apakah pantun syair ditinggal
memang titik simbol berhenti
tanda koma masuk kehati
mari berbagi saling mengerti
santun menghurai harum melati
salahkah tak menyertakan titik
bila berlebih harus dibisik
janganlah membuat suasana berisik
mari bermufakat pastilah baik
apakah gerangan kawan bertandang
pada sebidang kata sayang
tittik koma jangan dipandang
gunakan seperlunya untun menghidang
Kopi Lampung Agustus 06 2011
MANIS
tertelan waktu membingkai senja
terhatur ucap begitu manja
di bilik bambu elok bersahaja
lelah tertunduk dalam puja
pada lelah selalu menjamah
tunjuk sejuk secawan getah
pada manis tertelan indah
menjunjung setiamu yang cerah
pada bunga mawar tumbuh
mekar putik tempat berlabuh
harum terhidang selalu utuh
ternikmati hilangkan angkara keruh
tangan menghantar setinggi bayang
timang lantun aksara terdendang
pesonamu selalu hadir bertandang
hadir berpeluk mimpi sanggama pinang
Kopi Lampung Agustus 05 2011
SEBATAS YANG BERAGAM
sebatas bayang selalu menyeimbang
pada paras bunga seberang
seutas temali rasa sayang
tertembang merdu suara berkumandang
hembus bayu mengajak menari
burung lincah melompat kemari
terbisikan makna kicaunya asri
pada sebidang hati memberi
memberi ruang sepikan waktu
renungkan diri selalu ditentu
pada mawar sudahlah menyatu
membingkai pengertian berpintu batu
batu pulam corak beragam
kilaunya menembus jauh temaram
ibarat kain indah tersulam
bajumu bajuku terberi ilham
Kopi Lampung Agustus 03 2011
MENYILANG TINTA
terbang melayang burung di awan
memaknai luas alam kemuliaan
bebas memberikan penilaian kehidupan
atara putih serta kehitaman
jarak menghurai bumi langit
sepanjang galah pahit membelit
syukuri nikmat jangan disulit
walau sakit tumbuh sebukit
waktu beralih purnama emas
membelai lembut dalam membilas
kasih sayang begitu jelas
makna tertuju selalu memperjelas
selembar kertas hitamnya tinta
menyilang putih sebagai peminta
sudahlah bersergera rasa tertata
terhidang cerah setitik pelita
Kopi Lampung Agustus 03 2011
SELEMBAR KERTAS
antara pekat malam berwarna
biru berpadu corak hitam
bias aksara penuh pesona
elok terus tersulam kalam
pada kertas seloka tertulis
hitam bermakna dalam putih
terberi kasih begitu manis
taklah hilang bila perih
jauh bintang di atas langit
berdaping sabit menuju purnama
kasih sayang berdamping pahit
dalam hidup selalu menjelma
bila biru laut berpulau
hijau daun bunga berseri
pada mawar aku terpukau
membingkai makna dibilik diri
Kopi Lampung Agustus 02 2011
senja merona memerah saga
di pantai lempasing begitu indah
usah melamun sakitkan raga
bila baju tak terjamah
terjamah awan oleh surya
berikan hantaran pada kehidupan
syukurilah nikmat yang diberikan-Nya
bisa berkumpul dalam kebahagian
gajah lampung berbaris di lapangan
hendak bermain denganlah bola
banyaklah ilmu yang didapatkan
dari ramadhan bahagia menyala
hantar surat ucapan selamat
pada sanak saudara di seberang
elok nian menangis nikmat
memperbaik diri dosa berkarang
Kopi Lampung Agustus 23 2011
HARI FITRI PESONA BERMAAFAN
hari raya segera bertandang
ramai sanak yang menyambut
mari bermaafan jangan dihilang
hilangkan dosa sangatlah patut
hari raya takbir bergema
merdu terlantun sejuk diubun
salam santunku lembut menjelma
haturkan santun elok tersusun
ramai sangat shalat berjamaah
di hari fitri penuh warna
berkumpul keluarga sangatlah indah
berjabat tangan penuh pesona
hilir mudik sanak silah turohmi
kunjungi famili satu kampung
termohon maaf hati bersemi
atas silaf hatiku terkurung
Kopi Lampung Agustus 23 2011
SENANDUNG SAHDU MELAMBAI
bunga melati tumbuh di kebun
mekar putik hanya setangkai
janganlah sering duduk melamun
bila kejora jatuh terkulai
sungguh asik memandang bunga
dari jauh terlihat merekah
jangan sering melamun raga
bila kejora sudah terjamah
pekanbaru adat berpentun melayu
suaranya terlantun begitu merdu
jangan melamun disenandung mendayu
bila kejora lagi merindu
corak sumatera berumah panggung
dari aceh sampai kelampung
jangan melamun membalik punggung
bila kejora lagi bersenandung
Kopi Lampung Agustus 21 2011
MAKNA PENGERTIAN
sudahlah putik bunga ditanda
di pagi hari dikecup embun
hati menyatu didalam minda
huraikan cinta elok menyantun
banyaklah bunga dibalik bukit
harapkan hangat surya menyengat
mari kita perbaiki sakit
niscaya berkasih semakin erat
janganlah capek tuk bersantun
pada tapak waktu menentu
elok perbedaan harus disusun
pada keikhlasan tuk menyatu
ada makana di putik mahkota
terdapat sejuk antara murka
lama sudah kita menata
perindahkan pengertian tuk dibuka
Kopi Lampung Agustus 21 2011
SATUKAN DUA DALAM BEDA
pada kesendirian terhantar kata
pada putik mawar tertata
bingkai waktu renungan cinta
haruskah memerah hasrat cinta
pada rasa sudah terlaksana
salahkah bila memberikan warna
pada sebidang taman pesona
dua berbeda tuk dibina
berlantai bumi berpayung langit
terpeluk bayang hijau membukit
terbina ikhlas hangat melilit
pada dua dilupa sulit
bila terdapat semerbak bunga
dua putik berbeda raga
selalu melengkapi dalam berjaga
harus disatu dalam keluarga
Kopi Lampung Agustus 19 2011
APA ARTI UPACARA
upacara tahunan sudah diperingati
pada negeri tertanam melati
merdeka sudah membujur mati
hutang selalu menyayat menguliti
apalah arti dalam upacara
bila surya timbulkan bara
tak terdengar ilalang berbicara
harapkan embun buka suara
apalah daya angin bersenggama
pada puitik tak menjelma
sudah berapa kali purnama
tak berhasil berganti nama
isyarat alam gelombang mengguncang
memungut upeti begitu lantang
banyak nyawa hilang terlentang
lapar terdiam tahta terhidang
Kopi Lampung Agustus 18 2011
TUJUH BELAS
sepokok mangga berbuah lebat
masak sebiji jatuh kebumi
bulan ramadhan banyaklah nikmat
mari disemai supaya bersemi
esok menjelang tujuh belas
bertepatan miladnya negeri tercinta
mari berbagi dengan ikhlas
dibulan ramadhan elok menata
tujuh belas segera menjelang
esok upacara peringatan sahdu
mari kita saling menyayang
di bulan ramadhan membagi rindu
cahaya senja terlepas purnama
lembut membelai sekujur tubuh
tak terasa akan menjelma
fitri pembersihan dosa berlabuh
Kopi Lampung Agustus 16 2011
SETIA WASPADA
pada waktu berparas gagah
membingkai makna berwarna merah
pada putih selalu berserah
menuju titik cahaya megah
pada awan berselindang pelangi
saga merona tinggalkan pagi
pada setia waspada mewangi
putik rasa taklah pergi
bila senja sudah menjelang
sudahlah pasti malam terpinang
pada setia haru dipegang
walau terbagi tak menghilang
janganlah takut menuju seberang
berlayar sekoci dikecup gelombang
pada setia sekokoh karang
padamu padanya erat menyayang
Kopi Lampung Agustus 12 2011
BERSULANG PASTI BERSULAM
bila bersulang pasti bersulam
antara makna titah melanggam
lembut mengalun elok terekam
pengobat lara yang terkaram
mari bersyukur akan nikmat
terberi makhfiroh selalu tersemat
biar jauh mata melihat
tapi hati erat melekat
walau lantun lewat udara
dapat berpadu begitu mesra
salam santun hangat mendera
hilangkan gundah antara bara
saudara jauh berkirim kabar
surat tertulis sudah terhantar
ingin bertemu harus disabar
pasti waktu bertemu kelekar
Kopi Lampung Agustus 11 2011
LANGGAM
langgam terdendang merdukan nada
larutkan jiwa ketempo silam
lama sudah tak bersenda
apa kabar tanya tersulam
lama sudah panas bermusim
kini hujan sudah merinjis
sejuk jiwa jalenan silaturohim
kasih Allah semakin manis
pergi kesawah menanam padi
janganlah lupa dalam pengairan
eloklah kita bila berbudi
umpat hina harus ditinggalkan
kini sakit sudah disembuhkan
kenangan silam sebagai pembelajaran
mubah sumbang sudah ditinggalkan
kini merajut amalan kesucian
Kopi Lampung Agustus 09 2011
NASIHAT DIRI
pokok mangga lebat berbuah
masak sebiji jatuh kebumi
mari kita saling meramah
kerukunan hidup selalu bersemi
buah sukun pulen rasanya
disaji sepering di meja tamu
mari kita selalu berupaya
silaturohmi harus terus ditemu
kain merah cerah berwarna
disulam dara yang jelita
usahlah saling mengumpat menghina
supaya hidup tak menista
bila tupai memakan buah
buah masak di atas pokok
janganlah sering berbuat mubah
semunya jadi tak elok
Kopi Lampung Agustus 09 2011
SABIT KETUJUH
pada awan begitu jauh
hendak menyemat alam berpeluh
sabit ketujuh datang berlabuh
menapakan hajat barokah menyepuh
gemintang malam kedip langit
pagi menjemput malam berpamit
banyak nikmat rahmat membelit
ujian didapat semakin sulit
embun pagi mulai turun
mengecup hijau daun-daun
tak sulit agenda tersusun
bila semuanya sudah ditekun
ufuk timur mulai menyusur
menuju jingga pesona subur
ingatkan diri sudah berumur
semua kewajiban harus diatur
Kopi Lampung Agustus 07 2011
MANFAATKAN WAKTU
semilir angin berhembus perlahan
sejuk terasa sekujur badan
amalan kehidupan sangat dibutuhkan
Alloh takalla sudah memerintahkan
pada gunung terpandang cemerlang
di pagi hari penuhlah riang
manfaatkan waktu jangan dibuang
mendapat ampuanan ramadhan terhidang
bila tangan memetik bunga
harum semerbak elok terjaga
iman takwa eratkan raga
menuju kesejukan ketentraman surga
pada siang panas surya
bias sumringah kilau cahaya
mari berserah hanya pada-Nya
harus selalu kita upaya
Kopi Lampung Agustus 07 2011
BULAN RAMADHAN PENUH BAROKAH
jalan setapak di bukit kemuning
meliku terjal sangat licin
bulan ramadhan jangan menggunjing
agar dosa tak melusin
kelapa muda terpetik tangan
segar dinikmat tika berbuka
salam ukhuwah dalam persaudaran
tangan berjabat maafkan luka
mencabut ubi di dalam kebun
tuk dibuat kolak manis
mari perbanyak amalan disusun
berbagi rizki taklah habis
tahu diisi dengan kecabah
dalam adonan tepung terigu
bulan ramadhan penuh barokah
janganlah sampai kita meragu
Kopi Lampung Agustus 06 2011
TITIK TITIK
apakah titik-titik tanda gagal
terhantar sebidang kata bengal
pada rasa cutus sambal
apakah pantun syair ditinggal
memang titik simbol berhenti
tanda koma masuk kehati
mari berbagi saling mengerti
santun menghurai harum melati
salahkah tak menyertakan titik
bila berlebih harus dibisik
janganlah membuat suasana berisik
mari bermufakat pastilah baik
apakah gerangan kawan bertandang
pada sebidang kata sayang
tittik koma jangan dipandang
gunakan seperlunya untun menghidang
Kopi Lampung Agustus 06 2011
MANIS
tertelan waktu membingkai senja
terhatur ucap begitu manja
di bilik bambu elok bersahaja
lelah tertunduk dalam puja
pada lelah selalu menjamah
tunjuk sejuk secawan getah
pada manis tertelan indah
menjunjung setiamu yang cerah
pada bunga mawar tumbuh
mekar putik tempat berlabuh
harum terhidang selalu utuh
ternikmati hilangkan angkara keruh
tangan menghantar setinggi bayang
timang lantun aksara terdendang
pesonamu selalu hadir bertandang
hadir berpeluk mimpi sanggama pinang
Kopi Lampung Agustus 05 2011
SEBATAS YANG BERAGAM
sebatas bayang selalu menyeimbang
pada paras bunga seberang
seutas temali rasa sayang
tertembang merdu suara berkumandang
hembus bayu mengajak menari
burung lincah melompat kemari
terbisikan makna kicaunya asri
pada sebidang hati memberi
memberi ruang sepikan waktu
renungkan diri selalu ditentu
pada mawar sudahlah menyatu
membingkai pengertian berpintu batu
batu pulam corak beragam
kilaunya menembus jauh temaram
ibarat kain indah tersulam
bajumu bajuku terberi ilham
Kopi Lampung Agustus 03 2011
MENYILANG TINTA
terbang melayang burung di awan
memaknai luas alam kemuliaan
bebas memberikan penilaian kehidupan
atara putih serta kehitaman
jarak menghurai bumi langit
sepanjang galah pahit membelit
syukuri nikmat jangan disulit
walau sakit tumbuh sebukit
waktu beralih purnama emas
membelai lembut dalam membilas
kasih sayang begitu jelas
makna tertuju selalu memperjelas
selembar kertas hitamnya tinta
menyilang putih sebagai peminta
sudahlah bersergera rasa tertata
terhidang cerah setitik pelita
Kopi Lampung Agustus 03 2011
SELEMBAR KERTAS
antara pekat malam berwarna
biru berpadu corak hitam
bias aksara penuh pesona
elok terus tersulam kalam
pada kertas seloka tertulis
hitam bermakna dalam putih
terberi kasih begitu manis
taklah hilang bila perih
jauh bintang di atas langit
berdaping sabit menuju purnama
kasih sayang berdamping pahit
dalam hidup selalu menjelma
bila biru laut berpulau
hijau daun bunga berseri
pada mawar aku terpukau
membingkai makna dibilik diri
Kopi Lampung Agustus 02 2011
Langganan:
Postingan (Atom)
Karmina
RUNCING
tautan kayu api membara
kita semua adalah saudara
membentang luas biru samudra
satu rumpun haruslah mesra
bila hendak pergi memancing
kata kata usah di runcing
bambu runcing berperang tanding
mufakatlah kebaikkan elok bersanding
jatuh batu jauh terdampar
sua saudara duduk setikar
biru alam elok tergambar
budi baik harus disandar
Kopi Lampung Maret 23 2011
GEMURUH
pagar laut menjulang gunung
terkulai bumi tsunami mengurung
biru hijau angin bersenandung
sesalan hidup harus diusung
gemuruh gelombang dari samudra
gurau melantun sangatlah mesra
kuat gelombang lemah mendera
lembut gemulai sejukan bara
puteri malu sipu tersibak
mari semuanya kita berjingkrak
tangkai bunga wangi dikelopak
harus dijaga dengan serentak
Kopi Lampung Maret 23 2011